Al-Ustadz Muhammad Rijal, Lc. حفظه الله تعالى
Ada baiknya kita awali kisah ini dengan membahas hakikat DAJJAL. Karena, tidak semua orang tahu siapa DAJJAL. Bahkan, sebagian orang menyangka bahwa DAJJAL hanyalah sebuah simbol, atau sesuatu yang tidak berwujud dan tidak memiliki hakikat.
DAJJAL adalah sesosok laki-laki dari anak Adam yang memiiiki sejumlah ciri-ciri sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih. Rasulullah ﷺ banyak menyebutkan DAJJAL beserta sifat-sifatnya agar manusia mengetahui dan berhati-hati dari makhluk jelek ini. Sehingga apabila kelak ia muncul, kaum mukmimin dapat mengenalnya serta tidak terkecoh olehnya.
Bahkan karena besarnya godaan DAJJAL, Rasulullah berwasiat agar kita selalu berlindung dari kejelekannya di setiap akhir shalat sesudah tasyahhud akhir. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَافَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنْ التَّشَهُّدِ الْآخِرِفَلْيَتَعَوَّذْ بِا اللهِ مِنْ أَرْبَعٍ٠ يَقُولُ : اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِوَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَا تِ وَمِنْ شَرِّالْمَسِيحِ الدَّجَالِ ثُمَّ يَدْعُوْلِنَفْسِهِ بِمَابَدَا لَهُ
"Apabila salah seorang di antara kalian selesai dari tasyahud akhir, mintalah perlindungan dari 4 perkara. Ucapkan: Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka Jahannam, azab kubur, dari godaan kehidupan dan kematian, serta dari kejelekan godaan Al-Masih Ad- DAJJAL. Kemudian berdoalah untuk dirinya apa yang tampak baginya (untuk dia minta).” [H.R. Muslim, Abu 'Awanah, An-Nasai, dan Ibnul Jarud].
Aisyah رضي الله عنها mengabarkan bahwa Rasulullah ﷺ selaIu berdoa dalam shalat:
اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِوَأَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِالْمَسِيحِ الدَّجَالِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِالْمَمَا تِ اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada Mu dari siksa kubur. Dan aku berlindung kepada Mu dari godaan Al-Masiih DAJJAL. Dan aku berlindung kepada Mu dari ujian ketika hidup dan ujian saat mati. Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada Mu dari dosa dan hutang." [H.R. Al-Bukhari dan Muslim].
Di antara ciri DAJJAL, dia adalah seorang pemuda. Kulitnya merah, berbadan besar, pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang, mata sebelah kanan buta. Matanya ini tidak menonjol keluar juga tidak tenggelam, seolah-olah buah anggur yang masak (tak bercahaya), pada sebelah kiri ditumbuhi daging yang tebal pada sudut matanya. Di antara kedua matanya terdapat tulisan huruf kaf, fa’, ra' secara terpisah, atau tulisan "kafir", yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang bisa menulis arab maupun yang tidak. Tanda lainnya ialah ia seorang yang mandul, tidak punya anak. Semua ciri-ciri ini disebutkan dalam sabda-sabda Rasulullah ﷺ.
Apakah makhluk ini sudah ada wujudnya? Dimanakah ia sekarang? Kisah Tamim Ad-Dari رضي الله عنه akan menjawab pertanyaan ini.
Tamim Ad-Dari, Shahabat Yang Pernah Berjumpa DAJJAL
Namanya Tamim bin Aus bin Kharijah Ad-Dari, Abu Ruqayyah. Beliau salah seorang shahabat yang mulia. Namanya tidak asing bagi kaum muslimin. Beliau masuk Islam ketika Rasulullah di Madinah. Sepeninggal KhaIifah Utsman bin Affan, Tamim meninggalkan kota Madinah dan menetap di Baitul Maqdis hingga meninggal di sana pada tahun 40 H.
Shahabat inilah yang pernah melihat DAJJAL dengan kedua matanya. Shahabat ini pulalah yang pemah berbicara dan mendengar pembicaraan DAJJAL dengan kedua telinganya. Sebelum Islam, Tamim beragama Nasrani. Saat dirinya Nasrani itulah dia melihat DAJJAL. Hingga kemudian Allah lapangkan dadanya untuk menerima Islam, dan ia beritakan kisahnya kepada Rasulullah ﷺ.
Di mana Tamim Ad-Dari melihat DAJJAL? Bagaimana kisahnya? Tiba saatnya kita baca bersama sebuah riwayat shahih mengenai DAJJAL dalam sebuah hadits yang dikenal di kalangan ulama dengan sebutan Hadits Jassasah. Hadits ini dikisahkan seorang shahabiyah, Fathimah binti Qais رضي الله عنها.
'Amir bin Syarahil Asy-Sya’bi berkata kepada Fathimah bintu Qais, “Kabarkan kepadaku sebuah hadits yang kau dengar dari Rasulullah ﷺ, yang tidak engkau sandarkan kepada seorang pun selain beliau."
Fathimah mengatakan, “Jika engkau kehendaki akan aku sampaikan.“
”Iya berikan aku hadits itu." jawab Asy Syabi.
Fatimah pun berkisah, "Suatu hari aku mendengar seruan orang yang berseru. Penyeru Rasulullah ﷺ menyeru, "Ash-shalatu jamiah!"
Aku pun segera keluar menuju masjid. Aku shalat bersama Rasulullah ﷺ dan aku berada pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah selesai dari shalat, beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan:
لِيَلْزَ مْ كُلُّ إِنْسانٍ مُصَلَّاهُ
”Hendaknya masing-masing kalian tetap berada di tempat shalatnya! " Lalu beliau bersabda:
أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ
”Tahukah kalian, mengapa aku kumpulkan kalian?"
Para shahabat menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui!”¹
Kemudian Rasulullah ﷺ kembali bersabda dengan kisah yang cukup panjang, beliau berkata: "Sesungguhnya demi Allah, tidaklah aku kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan² kalian, namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari."
“Dahulu ia seorang Nasrani yang kemudian datang berbaiat (memberikan sumpah setia) dan masuk Islam. Ia mengabariku sebuah kisah yang sesuai dengan apa yang pernah aku kisahkan kepada kalian tentang Al-Masih Ad- DAJJAL."
Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari kabilah Lakhm dan Judzam. Di tengah perjalanan, mereka dipermainkan badai ombak hingga berada di tengah laut selama satu bulan. Hingga, mereka pun terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut. Saat tenggelam matahari, mereka duduk di perahu-perahu kecil. Mereka memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku. Karena bulu yang sedemikian lebatnya, mereka tidak tahu mana qubul (bagian depan) mana dubur."
Mereka pun berkata, "Celaka, kamu ini apa?
Ia menjawab, "Aku adalah al-Jassasah³."
Mereka mengatakan, “Apakah al- Jassasah itu?
la berkata, "Wahai kaum, pergilah kalian kepada seorang lelaki yang ada dalam rumah ibadah itu.
Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian!"
Berkata Tamim, "Ketika dia menyebutkan kepada kami seorang laki-laki, kami menjadi khawatir kalau-kalau binatang itu ternyata setan. Kami pun bergerak melewatinya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat Ibadah itu".
"Ternyata di dalamnya ada orang paling besar yang pernah kami lihat. la terikat dengan ikatan paling kuat yang pernah kami ketahui. Kedua tangannya terikat dengan leher, antara dua lutut dan dua mata kaki terikat dengan besi."
Kami bertanya kepadanya, "Celaka, kamu ini apa?"
Ia menjawab. "Kalian telah mampu mengetahui tentang aku, maka beritakan kepadaku siapa kalian ini.
Rombongan Tamim menjawab, "Kami ini orang-orang Arab. Kami menaiki kapal, ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa. Sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan sampai terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu-perahu kecil memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat Iebat dan kaku rambutnya, tidak diketahui mana qubul dan mana dubur karena Iebat rambutnya.
Kemudian kami bertanya, 'Celaka kamu, kamu ini apa?’ la menjawab, 'Aku adalah Al Jassasah.’ Kami pun bertanya, 'Apa itu Jassasah?’ la malah berkata, 'Wahai kaum, pergilah kalian kepada Iaki-laki yang ada dalam rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian.’ Kami pun segera menuju kepadamu, kami khawatir kalau binatang itu ternyata setan."
Lalu orang itu mengatakan, “Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon kurma di Baisan!"
Kami mengatakan, "Tentang apa engkau meminta beritanya?"
Dia berkata, "Aku bertanya kepada kalian tentang pohon kurma apakah masih berbuah."
Kami menjawab," Iya.“
la mengatakan, "Sesungguhnya hampir-hampir pohon itu tidak akan mengeluarkan buahnya."
”Kabarkan pula kepadaku tentang danau Thabariyah?" Tanya orang ini.
Kami menjawab, ”Tentang apa engkau meminta beritanya?"
"Apakah masih ada airnya." Jawabnya.
Mereka menjawab, "Danau itu banyak airnya."
Dia mengatakan, "Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang
"Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughar"
Mereka mengatakan, ”Tentang apa kamu minta berita?”
"Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduk masih bertani dengan memanfaatkan airnya?” Tanya orang itu.
Kami menjawab, ”lya, mata air itu deras airnya. Dan penduduk bertani dengannya".
la berkata, "Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa yang dia lakukan?"
Mereka menjawab, "la telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah)."
la mengatakan, ”Apakah orang-orang Arab memeranginya?”
Kami menjawab, ”Ya."
la mengatakan Iagi, ”‘Apa yang ia lakukan terhadap orang-orang Arab?
Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang Arab dan mereka taat kepadanya
Ia mengatakan, "Itu sudah terjadi?"
Kami katakan, ”Ya."
Ia mengatakan, "Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya."
“Sekarang aku akan beritakan kepada kalian tentang diriku. Sesungguhnya aku adalah Al-Masih ( DAJJAL ). Sebentar lagi aku diberi izin untuk keluar, hingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak kutinggalkan satu negeri pun, kecuali aku akan memasukinya dalam waktu 4O malam. Kecuali Makkah dan Thaybah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan memasuki salah satu kota ini, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangan menghalangiku. Dan sesungguhnya pada tiap gang ada para malaikat yang menjaganya.”
Fatimah mengatakan, "Maka Rasulullah ﷺ bersabda sambil menusukkan tongkat di mimbar, "lnilah Thaybah, lnilah Thaybah, Inilah Thaybah -yakni Kota Madinah-. Apakah aku telah beritahukan kalian tentang hal ini?” sambung Rasulullah ﷺ.
Orang-orang menjawab, "lya."
Na'bi ﷺ berkata, "Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku. Kisahnya sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang DAJJAL, serta tentang Makkah dan Madinah.”
Kemudian beliau ﷺ bersabda:
أَلاَ إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ لاَ بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِ قِ مَا هُوَ مِنْ
مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِ قِ مَا هُوَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِ قِ
"Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman. Oh, tidak! Bahkan dari arah timur!Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Sembari beliau mengisyaratkan dengan tangan beliau ke arah timur.
Hadits Jassasah diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya: Kitabul Fitan Wa Asyratis Sa'ah, Bab Qishashul Jassasah (4/2261 no. 2942).4
Demikian pembaca, kisah nabawi yang penuh ibrah, mengisahkan perjalanan Tamim Ad-Dari yang menegangkan. Namun, perjalanan itu menjadi salah satu sebab dia mendapatkan hidayah.
1. DAJJAL adalah makhluk yang nyata bukan simbol atau sesuatu tanpa hakikat
2. Di zaman Rasulullah ﷺ DAJJAL telah ada.
3. Hadits ini menunjukkan keberadaan DAJJAL di sebuah pulau dalam keadaan terbelenggu. DAJJAL akan keluar di akhir zaman, menanti saat yang telah AlIah tetapkan.
4 Hadits ini menyebutkan beberapa ciri DAJJAL: Rombongan Tamim melihat bahwa DAJJAL bertubuh sangat besar. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa DAJJAL seorang yang pendek tubuhnya. Diterangkan oleh ulama bahwa dua hadits ini tidak bertentangan, satu hadits mengabarkan dia pendek, di hadits lain, seperti hadits Tamim dia bertubuh besar. Dia seorang yang pendek dan besar.
5. DAJJAL tidak memiliki sebagian sifat-sifat Rububiyyah. Namun, dia bukan Rabb, bukan juga ilah (sesembahan) sebagaimana pengakuan dustanya saat dia keluar. Bahkan ia kafir. DAJJAL Iemah terbelenggu, dan dia tidak mengetahui perkara gaib.
6. Manusia terbatas ilmunya, tidak mengerti perkara gaib. DAJJAL berada di sebuah pulau, namun tidak ada yang mengetahui secara pasti di puIau manakah makhluk ini berada.
7. Berdasar hadits Tamim ini, sebagian uIama memastikan bahwa Ibnu Shayyad, seorang dukun yang pernah bertemu Nabi ﷺ bukanlah Ad- DAJJAL. Sebagaimana ini adalah pendapat yang dikuatkan AI-Imam AI-Baihaqi رحمه الله.
8. Bolehnya duduk di atas mimbar ketika akan menyampaikan iImu. Ini dimaksudkan agar hadirin bisa melihat yang mengajar. Duduknya beIiau di mimbar juga menunjukkan ini bukan khutbah.
9. Semangat RasuIulIah ﷺ dalam menyampaikan syariat kepada manusia, termasuk memberikan peringatan dari fitnah DAJJAL.
10. Pentingnya mengulang-ulang ilmu. Dalam kisah Tamim, beliau menceritakan kembali tentang DAJJAL yang pernah beliau sampaikan sebelum kedatangan Tamim.
11. Meskipun kafir, DAJJAL mengakui kebenaran Rasulullah ﷺ. Dalam kisah ini, ketika Tamim dan serombongan mengabarkan kepada DAJJAL bahwa banyak orang Arab beriman kepada Rasulullah ﷺ. DAJJAL berkata, ”Ketaatan itulah yang baik untuk mereka.”
12. Ucapan DAJJAL kepada Tamim Ad-Dari dan rombongannya di atas termasuk bagian dari mukjizat Rasulullah ﷺ, karena mengandung pengakuan kenabian, Allahu a’lam.
13. Hadits ini juga menunjukkan mukjizat Nabi ﷺ lainnya. Sebab beliau ﷺ mengabarkan perkara gaib tentang DAJJAL sebelum datangnya Tamim. Kemudian berita tersebut seperti apa yang dikisahkan Tamim. Hal ini menunjukkan beliau mengetahuinya dari jalan wahyu.
14. Di antara sebagian musibah, ada yang Allah jadikan sebagai sebab seorang mendapatkan hidayah baik dirinya atau orang lain. Terbukti Tamim setelah terdampar, beliau bisa mengambil pelajaran, akhirnya mendapatkan hidayah atas izin Allah.
15. Semua makhluk tunduk di hadapan Allah. DAJJAL yang Rasulullah kisahkan memiliki sifat-sifat yang luar biasa pun tidak kuasa untuk keluar dari pulau dan belenggu sebelum Allah izinkan dia untuk keluar.
16. Di antara keutamaan kota Makkah dan Madinah adalah keduanya tidak bisa dimasuki Ad- DAJJAL.
17. Di antara tugas malaikat adaIah menjaga dua kota suci Makkah dan Madinah. Dalam hadits di atas malaikat membawa pedang-pedang yang terhunus.
18. Menyampaikan ilmu dengan metode kisah. Namun hendaknya dicatat bahwa kisah yang diceritakan merupakan kisah nyata dan memang terjadi, bukan kisah rekaan semata.
19. Bolehnya mengadakan majelis ilmu sesudah shalat sebagaimana hadits ini dan Iainnya.
20. Thaybah adalah nama lain dari kota Madinah.
21. Perjalanan Tamim terjadi setelah hijrahnya Rasulullah ﷺ. Ditunjukkan dalam percakapan DAJJAL dengan Tamim dan rombongannya: la berkata, ”Kabarkan kepadaku tentang nabi ummiyyin apa yang dia lakukan❓“ Mereka menjawab, ”Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah)."
22. Faedah terkait dengan ilmu periwayatan hadits: Diterimanya riwayat seorang muslim tentang Ilmu yang diperolehnya di masa kekafirannya. Allahu a'lam.
Catatan Kaki:
1) Demikianlah adab yang diajarkan Islam, tidak berbicara kecuali di atas ilmu. Apa yang kita tidak mengerti dalam urusan agama tidak boleh berbicara, namun hendaknya beradab seperti adab para pendahulu yang shalih, mengembalikan ilmu kepada Allah dan Rasul-Nya.
2) Karena berita yang disampaikan adalah kisah yang telah terjadi.
3) Makhluk ini bernama Jassasah, dikatakan sebab dia selalu memata-matai (tajassus), mencari-cari berita untuk DAJJAL. (Lihat Gharibul Hadits Ibnu Atsir). Hadits ini termasuk di antara sekian banyak hadits yang memberitakan DAJJAL. Namun karena di dalamnya terdapat kisah Jassasah, hadits ini menjadi masyhur di kalangan ulama dengan sebutan hadits Jassasah.
4) Diriwayatkan pula dalam kitab-kitab hadits lain, seperti Sunan Abi Dawud, Sunan An-Nasai dengan perbedaan lafazh.
5) Lihat Ad-Dibaj (jilid 6/ hal 237).
Sumber || Majalah Qudwah Edisi 01
https://t.me/Majalah_Qudwah/174