Atsar.id
Atsar.id oleh Unknown

kalau gitu, aku nggak mau jatuh cinta lagi !

10 tahun yang lalu
baca 7 menit

Jangan Biarkan Dirimu Jatuh Cinta


Bismillah,
Lama hari waktu berjalan, hingga tiba suatu masa yang penuh dengan warna-warni kehidupan, itulah masa remaja. Suatu masa seseorang menjadi mulia dan tegar mengakar ataukah menjadi seseorang yang pantas untuk di kasihani karena kehinaan yang ia dapatkan.

Semua orang tahu bahwa hidup di dunia tak bisa lepas dari adanya ujian dan cobaan, lebih-lebih yang mempunyai jiwa yang labil seperti remaja. Ujian yang terbesar mereka adalah cinta yakni sebuah kata indah dan baik, namun menjadi bahan penglaris dagangan iblis. Betapa banyak saat ini remaja menjalin sebuah ikatan yang tidak halal dengan sebutan cinta, betapa banyak orang yang melakukan hubungan sebelum menikah dengan sebutah cinta? Sungguh luar biasa + dahsyat fitnah yang terjadi saat ini. Seringkali ber-seliweran artikel yang membahas tingkat keperawanan di Indonesia sekian dan sekian sebagai bukti bobroknya lingkungan, Allahu a'lam tentang kebenarannya, yang paling penting adalah bagaimana kita membentengi diri untuk senantiasa berada di koridor kebenaran.

Bila di lihat sebabnya, cinta bisa muncul bukan hanya karena ketertarikan mata, melainkan bisa juga karena rasa kagum yang terdapat pada diri seseorang. Jika di lihat kedua sebab maka semuanya sama-sama berbahaya. 

Mengapa berbahaya?. 
Seseorang yang tertarik dengan sesuatu atau mengagumi sesuatu maka sulit baginya untuk melupakannya. Jika yang ia kagumi merupakan hal yang ma'ruf, maka itu merupakan hal yang tidak tercela namun amat rugi bila screenshoot matanya menyimpan perkara-perkara yang haram ke sebuah memori yang bersifat hampir permanen. Lebih-lebih lagi jika ingatan itu tiba-tiba muncul di setiap aktivitas layaknya sebuah pop up message di internet. Merasa nyamankah anda bila pop up message itu muncul tiap 3 detik sekali? Jika jawabannya tidak, berarti pikiran kebenaranmu masih berjalan, namun apabila jawabannya "ya, saya nyaman" berarti cukuplah hidup anda berisikan pop up - pop up yang kurang manfaatnya itu. Begitu pula dengan ingatan tehadap seseorang yang belum halal baginya, tinggal anda tanyakan kepada diri anda "apakah seseorang yang anda pikirkan juga memikirkan anda?". #ThinkAgain.

Masalah malware "cinta" rasanya tidak hanya menyerang para muda-mudi yang biasa kesana-kemari alias banyak bergaul, bahkan bisa jadi seseorang yang terkenal pendiam bisa merasakan something di hatinya, namun biasanya ia lebih suka memendam perasaan itu. Hmmm.. kalau memendam sambil menjauhi, mungkin ada harapan untuk mengurangi malware tersebut (baca : cinta) merambah ke bagian-bagian yang lain. 

Namun ada juga tipe orang yang menendam rasa cintanya dengan membuat sebuah status hubungan yang lain atau biasa dikenal dengan istilah modus. Misalnya ia berlindung dengan status pertemanan untuk menutupi perasaannya hingga ia mengakrabkan diri hingga si doi merasakan sesuatu yang lain yakni rasa kagum dan perasaan serupa. Bukan mustahil diantara mereka menjadi tepar karena jatuh cinta. Sungguh dahsyat ujian bagi seorang muslim terkait dengan ini, sampai-sampai Abdurrahman bin Abi Bakar membuat syair indah tatkala seorang wanita membuatnya jatuh cinta.

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya selalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan aku pun bertemu.
(silakan anda baca sendiri kisah tersebut)

Jika dilihat dari berbagai sebab jatuh cinta, keseluruhan merupakan suatu dosa diantaranya yaitu berkhalwat, ikhtilath, tidak menjaga komunikasi dan tidak menundukkan pandangan kepada selain mahram. Ini merupakan dosa-dosa penyebab mengapa kita bisa jatuh cinta. Entah mengapa, menjaga diri dari dosa-dosa tersebut kini menjadi sebuah aib bagi yang menjalankannya. Kadang di sebut ansos (anti sosial), kuno, gak gaul, dan macam-macam kata kurang nyaman di dengar lainnya. Cukuplah penghibur hati bagi siapa yang di jauhi karena berusaha menjunjung tinggi syariat dengan sebuah hadits Rasulullah :
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang dikatakan asing.” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)

Ciri seorang remaja muslim yang baik, bukan di lihat sebarapa banyak orang yang sudah ia kenal baik laki-laki maupun perempuan, melainkan sebarapa kokoh dirinya memegang Islam di hatinya walau harus ia berjalan sendiri. Sebagaimana ucapan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu : “Yang disebut jama’ah adalah jika (engkau) mengikuti kebenaran, walau ia seorang diri.” (Dikeluarkan oleh Al Lalikai dalam Syarh I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah 160 dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq 2/ 322/ 13). Sungguh sangat sulit duhai saudaraku, untuk menjalankan amanah ini seperti halnya menggenggam bara api.


“Akan tiba suatu masa pada manusia, siapa di antara mereka yang bersikap sabar demi agamanya, ia ibarat menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi dari sahabat Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu)
Dari uraian di atas, maka dapat di simpulkan bahwa :
  • laki-laki yang baik bukanlah seseorang yang mudah membuat seorang wanita jatuh cinta (dg sebab diatas) dan bukan pula begitu mudah mengagumi seorang wanita hingga ada wanita yang menjadi pendampingnya secara syar'i. Kebaikannya kepada wanita, bukan karena selalu tersenyum dan memberikan salam, menegur, selalu berada di samping untuk membantunya, atau menjadi sahabat yang selalu bersamanya. Melainkan, seorang laki-laki yang baik kepada wanita (yang bukan mahram) adalah ia yang berusaha menjauhinya, tidak menatapnya, dan tidak mengobrol dengannya meski terkadang harus mengiris hati. Cukup bagi dirinya sebuah nasihat dari seorang yang mulia -shallallahu 'alaihi wa sallam-.
“Aku tidak meninggalkan satupun fitnah sepeninggalku yang lebih membahayakan para lelaki kecuali para wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740)
  • Begitupula dengan seorang wanita yang baik, yaitu wanita yang tidak merasa bangga dengan parasnya yang membuat para laki-laki terpanah, jilbabnya bukan ia niatkan untuk mendeklarasi keshalihannya di hadapan manusia, kelembutanya terstruktur rapi bagi orang-orang yang tepat menerimanya dan ia lebih memilih untuk tidak di kenal di kalangan laki-laki untuk menjaga diri dan agamanya. Diantara hadits yang berusaha untuk ia pegang,
Rasulullah bersabda, “Aku tidak melihat wanita yang kurang akalnya dan agamanya yang dapat menghilangkan kemauan keras lelaki yang tegas daripada seorang di antara kamu” (HR.Bukhari-Muslim)

Kemudian misinya yaitu atas dasar hadits >>

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim: 1467)

Wallahu a'lam..