Allah Ta'ala berfirman;
قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهٗ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ
"Mereka (para malaikat) berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih" Qs. Hud: 73
Seakan tidak ingin berhenti mengulang-ulang membaca ayat ini. Benar! Maknanya sangat mendalam. Begitu sejuk nan menentramkan. Bagaikan pelita yang menerangi gelapnya keputus asaan. Ibarat 'angin segar' membangkitkan semangat jiwa yang sudah terpuruk dalam pengapnya kegagalan.
Iya, ayat ini adalah kabar gembira buat mereka yang sedang putus asa. Segala upaya sudah ditempuh namun masih finis kegagalan. Harapan seakan sudah pupus. Terpuruk. Maka, ayat ini motivasi buat mereka yang sedang pesimis datangnya pertolongan.
Sebenarnya, ayat ini menceritakan jawaban para malaikat kepada Saroh; istri Nabi Ibrahim.
Saat itu, Nabi Ibrahim dan Saroh diberi kabar gembira dengan lahirnya Ishaq. Dan dari Ishaq ini kelak akan lahir Ya'qub.
Tak heran bila Saroh terkejut saat diberi kabar gembira itu. Amat mencengangkan, ia heran karena dirinya yang sudah tua dan merasa mandul, Nabi Ibrahim juga sudah tua waktu itu. Walau sebenarnya Saroh sudah menantikan kehadiran buah hati sejak dulu. Bertahun-tahun Saroh menantikannya, berharap dan berdoa, namun tak kunjung dikaruniai. Sehingga Saroh merasa dirinya memang tidak bisa mengandung karena mandul.
Hingga datang para malaikat yang bertamu ke rumahnya dan memberi kabar gembira itu. Dengan menepuk wajahnya tercengang, Saroh berucap;
يٰوَيْلَتٰىٓ ءَاَلِدُ وَاَنَا۠ عَجُوْزٌ وَّهٰذَا بَعْلِيْ شَيْخًا اِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيْبٌ
"Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib". Qs. Hud: 72.
Saroh juga berkata;
عَجُوْزٌ عَقِيْمٌ
"(Aku ini) perempuan tua yang mandul" Qs. Adz-Dzariyat: 29.
Para malaikat menjawab;
اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهٗ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ
"Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih" Qs. Hud: 73.
Habis gelap terbitlah terang. Purnama yang tertutup awan, bukankah akan terlihat lagi dengan lebih indah dari sebelumnya ?
Ketika seakan mustahil terjadi. Ketika segala jalan seakan sudah buntu. Ketika segala pintu seakan sudah tertutup. Namun bila Allah menghendaki niscaya datanglah pertolongan-Nya dari arah yang tidak kamu sangka-sangka.
Maka kamu yang sedang membangun usaha namum masih gagal meski semua upaya sudah ditempuh.
Kamu yang sedang menantikan kehadiran buah hati namun berpuluh-puluh tahun menunggu belum juga dikaruniai.
Kamu yang sedang dirundung sedih karena retaknya rumah tangga yang sedang kamu bina.
Kamu yang sedang terpuruk berasa di ujung kegagalan. Pupus harapan. Putus asa.
Bangkitlah, jangan menyerah. Berbaik sangkalah terhadap Allah dan teruslah berdoa. Pertolongan akan datang meski kamu menganggap seakan itu mustahil terjadi.
Ingat-ingatlah ayat ini. Ulang-ulanglah dan resapilah maknanya yang sangat berkesan;
اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهٗ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ
"Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih" Qs. Hud: 73.
Renungkan, berapa lama Saroh menantikan kehadiran buah hati ? Bukankah sangat lama ? Berpuluh tahun sampai beliau merasa dirinya mandul sehingga seakan mustahil dikaruniai anak. Namun, begitulah ketetapan Allah. Kabar gembira itu datang saat beliau sudah tua.
Optimislah !
Ingat segala sesuatu dalam kuasa Allah itu mudah.
Allah Ta'ala berfirman:
لَا تَدْرِي لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَلِكَ أَمْرًا
"Kamu tidak mengetahui, barangkali sesudah itu Allah membuat sesuatu yang baru" [QS. Ath-Thalaq: 1]
Asy-Syaikh Dr. Muhammad bin Ghalib Al-Umari hafizhahullah berkata: "Ayat yang agung ini padanya ada hiburan bagi hamba. Kamu tidak tahu apa yang terjadi esok hari; dari dilepaskannya kerisauan, lenyapnya kegundahan, mendapatkan apa yang diinginkan, diangkatnya perkara yang tidak disukai dan diperbaikinya keadaan. Maka, yang dituntut dari seorang hamba adalah agar bersikap optimis, berbaik sangka, dan bersandar kepada Dzat yang menentukan taqdir (seluruh hamba) di setiap keadaannya". [ Sumber: Twitter Resmi beliau. Kiriman tanggal 24 Agustus 2021 ]
Sesulit apa keadaan seorang, seberat apa ujian yang menimpanya hendaknya seorang hamba selalu bersikap optimis dan percaya serta bersandar kepada Allah Ta'ala.
Tidak usah bersedih. Tidak perlu keluh kesah. Jangan pesimis. Jangan melemah. Jangan putus asa. Bahkan mengertilah, bahwa, bila keadaan itu semakin sulit nan menghimpit berarti itu semakin dekat dengan pertolongan Allah. Semakin dekat dengan kemudahan dan jalan keluar.
Perhatikan dan renungilah ayat berikut ini;
حَتَّىٰ إِذَا اسْتَيْأَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ
"Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan kaumnya) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki" [QS. Yusuf: 110]
Perhatikanlah, ketika para rasul putus harapan mereka akan keimanan kaumnya. Mereka mengira telah benar-benar didustakan. Keadaan yang begitu sulit dan sempit. Sedih dan risau bercampur jadi satu. Saat itulah pertolongan Allah datang kepada mereka.
Maka, seorang hendaknya bersikap optimis, berbaik sangka, bertawakal dan percaya kepada Allah. Nantikanlah pertolongan dari-Nya. Dan menanti pertolongan dari Allah termasuk ibadah.
Abu Najib Rozan
Petanahan, 15 Dzulqa'dah 1444
https://t.me/RaudhatulAnwar1