Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

danau tempe, rammang-rammang, dan 21 tahun kemudian

3 tahun yang lalu
baca 4 menit

Danau Tempe, Rammang-Rammang, dan 21 Tahun Kemudian

danau tempe wajo
danau tempe

Danau Tempe terbagi dalam tiga kabupaten, yaitu Wajo, Soppeng, dan Sidrap. Salah satu ikon Sulawasi Selatan ini terhubung oleh aliran sungai hingga ke Teluk Bone.

Menurut ceritera orangtua-orangtua di sini, dahulu kapal-kapal besar milik Belanda biasa berlayar dan berlabuh di Danau Tempe.

Danau Tempe adalah danau banjiran. Sebagai muara untuk 23 lebih aliran sungai, danau Tempe dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk aktivitas perikanan.

Dengan kapal bermesin tempel, kami sempat mengitari sebuah pulau kecil buatan di tengah danau Tempe.

Rumah-rumah panggung khas suku Bugis mengitari danau Tempe.

Ke sana, saya yang diundang ke Sengkang untuk kajian umum, harus melintasi jalan berkelok yang membelah pegunungan karst poros Maros-Soppeng.

Pegunungan karst terlihat indah. Barisan bukit kapur dengan puncak dan jurang-jurangnya begitu rapi serasi. Terutama di daerah Rammang-Rammang.

Rasanya benar jika dikatakan perbukitan karst di sini menempati nomor dua untuk karst terbesar dan terindah di dunia. Sebab, saat akan landing di Maros, dari atas kursi pesawat memang nampak anggun dan elegan.

Perjalanan Maros sampai Sengkang selama hampir 5 jam, adalah perjalanan gunung, bukit, sungai, hamparan kebun, pemukiman penduduk dan danau.

Maha suci Allah yang berfirman di dalam Al Quran ;

أَمَّن جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا ۗ أَإِلَٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ 

Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah selain Allah ada sesembahan (yang lain yang berhak diibadahi)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.(An Naml : 61)

Mestinya, keindahan alam dan keteraturan yang sangat sempurna itu, mengingatkan bahwa ada dzat yang menciptakan dan mengaturnya, yakni Allah Ta'ala.

أَإِلَٰهٌ مَّعَ اللَّهِ

Apakah selain Allah ada sesembahan (yang lain yang berhak diibadahi)?

***

Bagi saya, masih ada keajaiban lagi selain indahnya alam dalam perjalanan ke Sengkang.

Abu Ridha, tuan rumah tempat saya menginap selama kajian di Pondok Darus Salaf Sengkang, adalah bukti ketekunan dan kesabaran dalam meminta kepada Allah Ta'ala.

Setelah menikah selama 21 (dua puluh satu) tahun, lahirlah seorang anak laki-laki yang disusul anak perempuan 2 tahun berikutnya.

Subhanallah!

21 tahun menanti buah hati. 21 tahun bukan waktu yang singkat.

"Tidak pakai obat. Tidak ada terapi yang dilakukan. Pokoknya berdoa dalam tahajud dan salat Dhuha. Tidak pernah bosan", jawab Abu Ridha saat saya bertanya tentang resepnya.

Abu Ridha menambahkan, "Juga saat kami berangkat haji, kami perbanyak doa"

Teringat lagi kalimat bijak dari sahabat Nabi bernama Abu Darda' ;

جِدُّوا بالدُّعَاءِ، فَإِنَّهُ مَنْ يُكْثِرُ قَرْعَ البَابِ يُوشِكُ أَنْ يُفْتَحَ لَهُ“

"Teruslah semangat berdoa! Sungguh, siapa yang terus menerus mengetuk pintu, akan segera dibukakan untuknya"

Mungkin, kita yang harus sering introspeksi diri. 

Banyak keinginan namun tidak dibarengi dengan banyak bersandar kepada Allah, dzat yang maha kaya. Banyak target tetapi tidak berpasrah diri kepada Allah, dzat yang maha kuasa.

Sudah kerap kali kita diperlihatkan kebesaran Allah, namun lupa bahwa kita pun sangat mengharapkan kebesaran Allah itu terwujud pada kita.

Buktinya? Kita jarang berdoa.

Wajo, 29 Oktober 2021

t.me/anakmudadansalaf

--------

Al Imam Ibnu Rajab menerangkan, 

" Sungguh! Jika seorang mukmin merasa jalan keluar yang ia harap tidak kunjung tiba, padahal sudah sering berdoa dan banyak merendahkan diri kepada Allah.

Ia juga merasa doanya tidak juga dikabulkan, mestinya ia koreksi diri. 

Silahkan ia berkata pada dirinya , " Ini semua karena sebab kamu sendiri! Andaikan ada kebaikan pada dirimu, niscaya doamu dikabulkan"

Sikap koreksi diri semacam ini jauh lebih dicintai Allah walau dibanding banyaknya ketaatan lain.

Sebab, dengan koreksi diri, seorang hamba akan sadar betapa ia sangat memerlukan Allah. Ia sadar memang layak menjalani cobaan. Ia sadar tidak pantas doanya dikabulkan.

Nah, justru saat itulah, doanya akan segera terwujud. Jalan keluar akan terbuka.

Karena, sesungguhnya Allah selalu bersama hamba-hamba yang hatinya khusyuk kepada-Nya"

(Jami'ul Ulum Wal Hikam, karya Ibnu Rajab)