Di antara sunnah (ajaran Rasulullah) yang adalah menghadap khatib ketika khotbah Jumat. Bagaimana jika kami shalat Jumat di masjid yang khatibnya dari kalangan ahlul bid’ah? Apakah kita harus menghadap dan memperhatikan juga?
Apabila khatib jumat adalah ahlul bid’ah atau dalam khotbahnya menyampaikan perkara yang batil atau yang haram, tidak perlu menghadap ke arah khatib. Bahkan, tidak perlu memperhatikannya. Usahakan sebisa mungkin untuk tidak menyimaknya.
Sebab, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِذَا رَأَيۡتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِيٓ ءَايَٰتِنَا فَأَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ حَتَّىٰ يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيۡرِهِۦۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيۡطَٰنُ فَلَا تَقۡعُدۡ بَعۡدَ ٱلذِّكۡرَىٰ مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, tinggalkanlah mereka hingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (al-An’am: 68)
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
“Apabila khatib membicarakan hal yang haram, haram pula menyimak dan memperhatikannya. Seseorang wajib mengalihkan perhatian darinya.” (Fathul Bari 5/503)
Wallahu a’lam bish-shawab.
(Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar)