Asy-Syaikh Abu Umar Usamah bin ‘Athoya Al-‘Utaibi Hafizhahullah Ta’ala, seorang syaikh dari Madinah, adik ipar Syaikh Shalih As-Suhaimi, seorang syaikh yang aktif mengajar, menulis, membantah dan dikenal dikalangan ulama’ kibar.
Asy-Syaikh Dr. Muhammad bin Rabi, dosen Jami’ah Islamiyah Madinah’ berkata tentang beliau dengan penuh kebanggaan, “Dia adalah muridku, dia seorang yang kokoh sejak 20 tahun.” [ sahab ]
Beliau banyak menulis tema-tema ilmiyah, sebagiannya banyak tersebar di internet. Kebanyakan tulisan beliau adalah berbentuk rudud (bantahan) terhadap orang-orang yang menyelisihi manhaj salaf. Bantahan-bantahannya begitu kokoh, memang demikianlah bagi yang pernah membacanya.
Asy-Syaikh Al-Walid Hasan bin Muhammad Al-Banna, ulama besar dari Mesir pernah memuji tulisan-tulisan Syaikh Abu Umar Usamah bin ‘Athoya Al-‘Utaibi Hafizhahullah, ketika itulah, Syaikh Dr. Muhammad bin Rabi’ menimpalinya dengan penuh kebanggaan, “Dia itu muridku.”
Kali ini kita renungi bersama tanggapan Syaikh Usamah Athoyah atas bantahan Syaikh Al-‘Allamah Al-Walid ‘Ubaid bin Abdillah Al-Jabiri terhadap Ali Hasan Al-Halabi.
Asy-Syaikh Usamah Athoya hafizhahullah ketika membaca bantahan Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri Hafizhahullah yang tidak lain itu adalah jawaban atas pertanyaan tentang qa’idah-qa’idah baru Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, beliau mengatakan,
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد:
“Sungguh aku telah membaca bantahan Asy-Syaikh ‘Al-‘Allamah Ubaid bin Abdillah Al-Jabiri atas Ali Al-Halabi dan qa’idah-qaidah barunya, demikian pula (aku telah membaca) tambahan penjelasan dari saudaraku yang mulia Asy-Syaikh Ahmad bin Umar Bazmul atasnya (bantahan Syaikh Ubaid), ternyata aku mendapati itu adalah bantahan salafi yang kuat dan bermanfaat. Hal itu diantara yang menegaskan bagi kita sebagai penuntut ilmu -yang masih mudah dan sudah tua- bahwa hidupnya manhaj ini dengan hidupnya para ulama’ kibar kita. Maka, jika seorang pemuda salafy terus mengambil ilmu dari ulama’ kibar mereka pasti akan berhasil dan sukses. Ini sesuai sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barokah itu ada pada ulama’ kibar kalian.”
Sesungguhnya sebuah kelompok, jama’ah, jam’iyah, atau markiz yang menuduh ulama’ kita sebagai orang yang berlebihan dalam mengkritik dan jumut, serta hendak memisahkan para pemuda dari ulama’nya sebagaimana yang dilakukan para quthbiyyun dan hizbiyyun, mereka adalah jama’ah bid’ah, bathil, dan sesat…”
Setelah itu, Syaikh Usamah menegaskan, bahwa orang-orang yang masih memakai qa’idah-qa’idah baru, memuji ahlul bid’ah, seperti Abul Hasan Al-Ma’ribi, Muhammad Hassan, Abu Ishaq Al-Huwaini, dan Al-Maghrawi dengan dalih bahwa ia belum menemukan aib dan kesalahan mereka.
Demikian pula mengingkari atau meragukan qa’idah-qa’idah yang sudah ma’ruf dikalangan ahlus sunnah, seperti al-imtihan (menguji) ahlus sunnah dan ahlul bid’ah.
Di sisi lain ia meremehkan dan merendahkan ulama’ yang ma’ruf berpegang teguh dengan sunnah, seperti Syaikh Rabi’, Syaikh ‘Ubaid, Syaikh Al-Fauzan, dan selain mereka…
Keadaan orang yang seperti di atas, kata syaikh, tidak perlu diragukan bahwa ia adalah seorang mubtadi’ sesat, wajib di tinggalkan sebagai hajr, wajib menjauh darinya, dan hati-hati jangan sampai bermajlis dengannya demikian pula bermajlis dengan para pendukungnya dan kelompoknya….”
Demikianlah kesimpulan dari ucapan Syaikh Abu Umar Usamah bin Athoyah Hafizhahullah…..
Semoga Allah mengokohkan kita di atas al-haq, dan memberikan kepada kita taufik untuk murah hati kembali kepada jalan yang benar ketika melakukan kekeliruan. Amin ya Rabbal ‘alamin
Wallahu a’lam bish showab…
Diterjemahkan sebisanya dari sahab