Tentu belum lupa dari ingatan kita bagaimana Ali Hasan Abdul Hamid Al-Halabi pernah memuji dalam salah satu ceramah atau khutbahnya tentang risalah ‘amman, risalah yang mengajak kepada persatuan agama. Walaupun Ali Hasan Al-Halabi menolak jika risalah ‘amman mengajak kepada persatuan agama, tetapi realita membuktikan bahwa memang risalah itu adalah upaya kepada wihdatul adyan.
Kita akan lebih memahami bahwa risalah itu benar-benar ada upaya penyatuan agama dari jawaban Syaikh Shalih Al-Fauzan berikut, Insya Allah Ta’ala
———————————-
Pada acara Daurah Al-Imam Abdul ‘Aziz bin Baaz Al-‘Ilmiyyah tahun 1431 H yang diselenggarakan di Thoif, dilontarkan sebuah pertanyaan kepada Asy-Syaikh yang mulia Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, anggota hai’ah kibarul ulama’ saudi arabiyah sebagai berikut:
“Aku mendapatkan sebuah ungkapan dalam salah satu risalah, disebutkan disitu:
————————
Itulah bunyi pertanyaan yang dilontarkan kepada Fadhilatusy Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah Ta’ala. Perlu anda ketahui, bahwa teks arab di atas yang ditanyakan kepada Syaikh Al-Fauzan adalah nukilan dari isi risalah ‘amman yang disanjung oleh Ali Hasan Al-Halabi dalam satu ceramah atau khutbahnya.
Sekarang, simak jawaban Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah Ta’ala:
“INI ADALAH UCAPAN SESAT –wal-‘iyadzu billah-…
benar, kita beriman kepada seluruh para rasul dan seluruh kitab-kitab,
Tetapi mereka, mereka tidak beriman kepada seluruh para rasul, mereka kafir kepada ‘Isa dan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkaitan dengan orang-orang Yahudi,
dan orang-orang Nashara, mereka kafir kepada penutup para nabi, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam! Mereka juga tidak beriman kepada Al-Qur’an!
——————-
Saudaraku yang saya hormati, runtutan tahdzir para ulama’ kibar dan masyayikh dari ucapan, perbuatan, dan manhaj Al-Halabi yang sudah tampil di blog ini demikian pula yang belum tampil menunjukkan bahwa pada manhaj Al-Halabi ada kholal dan penyimpangan….
Renungilah penjelasan para ulama’ kibar!
Hanyakah disebabkan pembelaan kita terhadap Ali Al-Halabi membawa kita meninggalkan semua tahdzir dan peringatan para ulama’ atasnya? wallahul musta’an…..
Kembali kepada alhaq adalah keutamaan, sedangkan terus berjalan di atas kekeliruan adalah kebinasaan dan kesengsaraan……
Download teks arab tanya jawab beliau di sini dalam bentuk pdf
Audio fatwanya di sini: