Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah ditanya, “Manakah yang lebih utama antara qiyamul lail dan menuntut ilmu?”
Maka beliau menjawab, “Menuntut ilmu lebih afdhal daripada qiyamu lail, dikarenakan qiyamul lail sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Imam Ahmad, ‘tidak ada sesuatupun yang menyamainya bagi orang yang niatnya baik, yaitu dia meniatkan dengan ilmu tersebut untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.’
Apabila seseorang begadang di awal malam untuk tholabul ilmi dengan mengharapkan wajah Allah baik ia mempelajarinya atau mengajarkannya kepada manusia, maka hal itu lebih utama ketimbang qiyamul lail, dan jika memang memungkinkan menggabungkan antara kedua amalan tersebut tentu saja lebih utama. Akan tetapi jika berbenturan dua perkara tersebut maka menuntut ilmu agama lebih afdhal dan utama. Oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan Abu Hurairah agar shalat witir sebelum tidur[i]. Para ulama menjelaskan (maksud perintah tersebut), ‘dan sebabnya ialah bahwasanya Abu Hurairah dahulu mempelajari hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di awal malam dan beliau tidur di akhir malam, sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membimbing beliau agar shalat witir sebelum tidur.
Diterjemahkan dari: Al-Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin (14/113)
Admin Warisan Salaf
———————————————
[i] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (Kitab At-Tahajjud/Bab Shalat Dhuha fil Hadhor) dan Muslim (Kitab Al-Musafirin/Bab Istihbabu Shalat Adh-Dhuha)