Warisan Salaf
Warisan Salaf

9 perkara yang harus diperhatikan oleh orang yang berpuasa

11 tahun yang lalu
baca 4 menit
9 Perkara yang Harus Diperhatikan Oleh Orang yang Berpuasa
image_pdfimage_print

9 perkaraYuk pelajari sembilan perkara yang harus diketahui oleh seorang yang berpuasa…

Pertama: Makan sahur. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Makan sahurlah kalian, karena padanya ada berkah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Makan sahur bisa terlaksana dengan jumlah yang banyak dan sedikit, bahkan dengan tegukan air sekalipun. Waktu sahur sejak pertengahan malam hingga terbitnya fajar.

Kedua: Mengakhirkan Sahur. Hal ini berdasarkan hadits Zaid bin Tsabit Radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kemudian kami melakukan shalat.” Aku (perawi dari Zaid,pen) bertanya, berapakah jarak antara keduanya? “sekitar bacaan lima puluh ayat.” Jawabnya.

Ketiga: Menyegerakan berbuka. Ketika telah dipastikan matahari tenggelam disunnahkan seorang yang berpuasa agar segera berbuka. Dari Sahl bin Sa’ad Radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Senantiasa manusia akan berada di dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Keempat: Berbuka dengan beberapa butir ruthob (kurma yang matang sebelum jadi tamar). Jika tidak ada bisa dengan tamar, jika tidak ada bisa dengan tegukan air. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebelum shalat berbuka dengan beberapa butir ruthob, bila beliau tidak memiliki ruthob maka dengan tamar, bila tidak ada tamar dengan beberapa tegukan air.” (HR. Abu Daud) apabila seorang yang berpuasa tidak memiliki apa pun untuk berbuka, maka cukup meniatkan dengan hatinya bahwa dia berbuka.

 

Kelima: Berdo’a ketika berbuka dan ketika sedang puasa. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Tiga golongan yang tidak akan ditolak do’a mereka, yaitu seorang yang berpuasa hingga berbuka, seorang imam yang adil, dan orang yang terzhalimi.” (HR. Tirmidzi)

Keenam: Perbanyak sedekah, membaca alqur’an, memberi bukaan (takjil) orang yang berpuasa, dan amalan-amalan kebaikan lainnya. Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata, “”Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dalam masalah kebaikan (harta benda), dan sifat dermawan beliau memuncak pada bulan Ramadhan di saat berjumpa dengan Malaikat Jibril. Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada setiap malam di bulan Ramadhan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membaca Al Qur’an di hadapannya. Dan beliau bila telah berjumpa dengan Malaikat Jibril, beliau terasa begitu dermawan dalam masalah kebaikan (harta benda) dibanding angin yang berhembus.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Ketujuh: Bersungguh dan bersemangat mengerjakan shalat malam, terkhusus pada 10 malam terakhir. Dari Aisyah Radhiallahu ‘anha, “Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam apabila memasuki sepuluh malam terakhir, beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan isterinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hal ini juga masuk dalam keumuman sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Siapa saja menghidupkan malam bulan ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan, akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Muslim)

Kedelapan: Umroh. Hal ini berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Melakukan umrah di bulan ramadhan (pahalanya) setara dengan haji.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kesembilan: mengucapkan “Aku sedang puasa” bagi orang yang mengejeknya. Hal ini berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “dan apabila pada hari kalian berpuasa janganlah berkata-kata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika ada yang mengejeknya atau mengajak berkelahi, maka jawablah, “sesungguhnya aku sedang puasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar fi Dhau’ Al-Kitab wa As Sunnah, hal 159)