✍Dari shahabat Abu Usaid as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
بَيْنَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِيْ سَلَمَةَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ: هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرٍّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا؟ فَقَالَ: “نَعَمْ: الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِيْ لَا تُوْصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيْقِهِمَا »
“Ketika kami sedang duduk-duduk di sekitar Rasulullah , tiba –tiba datang seorang laki-laki dari Bani Salamah seraya mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada suatu amalan yang dapat aku kerjakan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku setelah mereka wafat?’
🔊 Rasulullah menjawab: “Tentu. (engkau) mendoakan kedua orang tuamu, memintakan ampun untuk keduanya, menunaikan janji (wasiat-wasiat) keduannya setelah mereka wafat, menyambung hubungan silaturrahmi kepada karib kerabatnya yang (sering) melakukan hubngan silaturahmi dengan keduanya (semasa hidupnya), dan memuliakan sahabat-sahabatnya.”
📚 (HR. Abu Dawud no. 5142, Dhaif)
☝🏻Setelah dicek status hukum hadits yang disebutkan di dalam fatwa di atas, ternyata hadits tersebut Dhaif. Namun, makna hadits tersebut shahih (benar) sebagaimana di dalam dalil yang lain. Al-Imam al-Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad mengatakan, “Bab disyariatkannya berbuat baik kepada kedua orang tua setelah keduanya wafat.” Kemudian beliau membawakan beberapa hadits, diantaranya ⤵
عن أبى هريرة – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ: (إِذَا مَاتَ العبدُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُه إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ)
✍🏻 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Ketika seorang hamba meninggal dunia, terputuslah darinya amalan-amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shalih yang mendo’akan kebaikan kepadanya.”
📚 (HR. Bukhari no.38 di dalam kitab Al Adabul Mufrad, Shahih).
⤵⤵⤵
عن أبى هريرة – رضي الله عنه – قال:تُرْفَعُ لِلْمَيِّتِ بَعْدَ مَوْتِهِ درجَتُه فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ أَيُّ شَيْءٍ هَذِهِ؟ فَيُقال: ولدُك استغفَرَ لك
✍🏻 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,”Derajat seorang mayit diangkat setelah kematiannya. Kemudian dia berkata,” Wahai Rabbku, Kenapa bisa seperti ini?” Maka dikatakan kepadanya,” Anakmu telah memintakan ampun untukmu.”
📚 (HR. Bukhari no. 36 di dalam kitab Al Adabul Mufrad, Hasan)
•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•
🔎 Isi artikel ini dinukil dari :
https://bit.ly/2OX0VSh
🔰 UKHUWAH ANAK KULIAH
http://Kontakk.com/@medsosuak