📃🍃📃🍃📃🍃📃🍃📃
📌 Silsilah Prinsip-Prinsip Ahlus Sunnah (Bahagian 9)
📚 Bab 9⃣:
Beriman Terhadap Timbangan Amal Hari Kiamat
💎 Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Dan beriman terhadap al-Mizan (timbangan amal) hari kiamat, sebagaimana datangnya (hadits): “Ada seorang hamba yang ditimbang pada hari kiamat, namun beratnya tidak sampai mengimbangi sayap seekor nyamuk”*. Demikian pula seluruh amalan tiap-tiap hamba akan ditimbang, sebagaimana hal itu datang dalam atsar. Maka (wajib) beriman terhadapnya, membenarkannya, berpaling dari siapa saja yang menolaknya dan meninggalkan perdebatan dengannya.”
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
* Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “Bahawa kelak akan didatangkan seorang lelaki yang besar lagi gemuk, akan tetapi beratnya di sisi Allah tidaklah lebih berat daripada sayap seekor nyamuk sekalipun. Pada hadits (HR Bukhari) ini, terdapat dalil bahawa masing-masing orang kelak akan ditimbang.
☝Adapun amalan-amalannya, tidak ada khilaf tentangnya, bahawa itu akan ditimbang. Sedangkan Mu’tazilah, Jahmiyah serta para pengikut kesesatan yang lainnya, mereka mengingkari Mizan (timbangan) yang riil (secara hakiki). Mereka menolak adanya timbangan neraca keadilan.
☝Al-Mizan itu memiliki dua neraca yabg dipakai untuk menimbang amalan-amalan. Di antara dalilnya ialah hadita as-Sijillat (99 arsip catatan amal, 1 Bithaqah, -pent.). Dan sungguh telah datang dalam sebuah hadits:
📕”Seandainya tujuh lapis langit berserta seluruh penghuninya, dan 7 lapis bumi berserta seluruh penghuninya diletakkan pada satu neraca timbangan, lalu “La ilaha illallah” diletakkan pada sisi lain neraca timbangan tersebut, sungguh akan lebih condong (berat) La ilaha illallah.” (HR Ahmad, Ahmad Syakir berkata sanadnya shahih)
📖 “Kami akan memasang timbangan keadilan pada hari kiamat, maka tiap jiwa tiada yang terzhalimi sedikitpun. Jikalau (amalan itu) hanya seberat biji sawipun, Kami pasti akan menghadirkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (Al-Anbiya’: 47)
❗❗Namun sungguh sangat disayangkan, Sayyid Quthb (tokoh Ikhwanul Muslimeen, -pent.) -demi Allah- mengingkari timbangan amal (al-Mizan) ini! Ia juga mengingkari perkara melihat Allah kelak (Ru’yatullah), sehingga jadilah ia sejalan dengan Jahmiyyah, Mu’tazilah dalam banyak perkara aqidah. Demi Allah, demikianlah yang terjadi. Kami sebutkan ini agar jangan sampai orang-orang terpedaya dengan buku-buku orang ini. Kerana sesungguhnya buku-bukunya -demi Allah-, dipenuhi dengan sekian kesesatan, wahai saudara-saudaraku. Demi Allah, pada perkara-perkara pokok yang paling utama, dan pada perkara-perkara dasar yang paling mendasar!”
📂 (Faedah dari Kitab Syarh Ushul as-Sunnah, karya asy Syaikh Rabi’ al-Madkhali, diterbitkan Maktabah Al Huda, diterjemahkan Ustadz Muhammad Higa)
Bersambung insyaAllah.
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com