📃🍃📃🍃📃🍃📃🍃📃
📌 Silsilah Prinsip-Prinsip Ahlus Sunnah (Bahagian 7)
📚 Bab 7⃣:
Al-Qur’an Adalah Firman Allah, Bukan Makhluk
💎 Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Al-Qur’an adalah Kalamullah (firman Allah)* dan bukan makhluk (ciptaan)**. Jangan pula seseorang lemah untuk mengatakan ‘Bukan Makhluk’.” Penulis berkata, “Kerana sesungguhnya firman Allah itu tak terpisahkan dariNya, dan tiada sesuatupun dari bahagianNya berupa makhluk***. Maka berhati-hatilah engkau dari orang yang mengada-ada tentangnya. Dan barangsiapa yang mengatakan bahawa lafazku terhadap Al-Qur’an adalah makhluk**** atau semisalnya, demikian pula yang bersikap neutral sehingga mengatakan, ‘Aku tidak tahu apakah Al-Qur’an itu makhluk atau bukan*****, tetapi hanyalah firman Allah’, maka ia adalah pelaku bid’ah sebagaimana orang yang mengatakan bahawa Al-Qur’an adalah makhluk. Jadi, Al-Qur’an adalah firman Allah dan bukan makhluk.”
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
* Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “Dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah menunjukkan bahawa Al-Qur’an adalah firman Allah (Kalamullah). Allah mengucapkannya, lalu diwahyukan kepada malaikat Jibril. Setelah itu Jibril menyampaikannya kepada Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Allah berbicara bila saja Ia kehendaki dan jika Ia menghendaki.
📖 “Katakanlah, sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum habisnya kalimat-kalimat Rabbku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (Al-Kahfi: 109)
☝Allah berbicara dengan Nabi Musa dengan pembicaraan langsung. Allah juga mengajak bicara Nabi Muhammad pada malam Isra’ (Mi’raj). Demikian pula di hari kiamat (kelak) Allah menyeru:
📖 “Di manakah sekutu-sekutu (tandingan)Ku?”
📖 “Dan (ingatlah) ketika Rabbmu menyeru Musa.” (Asy-Syu’ara: 10)
☝Sebuah seruan (panggilan) tidaklah terjadi kecuali dengan huruf dan suara. Tentunya dengan yang pantas bagi Allah, tanpa penyerupaan dengan suara, huruf mahupun ucapan para makhlukNya.”
** Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “Pernyataan ‘Al-Qur’an adalah Kalamullah’, ini belum cukup. Mengapa? Kerana pengikut Jahmiyah dan Mu’tazilah yang mengingkari bahawa Al-Qur’an adalah Kalamullah, juga mengatakan ‘Kalamullah’. Tetapi yang ia kehendaki sebenarnya adalah Al-Qur’an itu makhluk, sebagaimana ketika kita mengucapkan, ‘Naqatullah (unta Allah)’ dan ‘Baitullah (rumah Allah)’. Rumah Allah adalah makhluk, unta Allah juga makhluk, bukankah demikian? Maka Al-Qur’an termasuk dalam bab ini (menurut mereka).
☝Dan diantara permainan tersebut, mereka mengatakan, ‘Al-Qur’an adalah Kalamullah, tetapi makhluk’. Maka engkau katakan, ‘Kalamullah dan bukan makhluk’.”
*** Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “Dengan demikian Al-Kalam merupakan (salah satu) sifat Allah, sebagaimana Al-Qudrah (kemampuan) dan Al-Iradah (kehendak). Semuanya adalah sifat-sifat yang kekal lagi tidak berpemulaan dan selalu melekat pada Dzat Allah. Dan kesemuanya merupakan sifat-sifat kesempurnaan.”
**** Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “Mereka (Jahmiyah dan Mu’tazilah) gunakan itu untuk menyesatkan manusia, melalui pernyataan, ‘Lafazku terhadap Al-Qur’an adalah makhluk’, sementara yang ia inginkan adalah malfuzh (iaitu Al-Qur’an). Oleh kerana itu Imam Ahmad berkata, ‘Barangsiapa yang mengatakan lafazku tentang Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia adalah seorang mubtadi’ (ahli bid’ah)’.”
***** Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “MasyaAllah, (seakan-akan) ia menampakkan sikap wara’. Hal ini telah diucapkan sejumlah orang, akan tetapi mereka telah dijatuhkan dan dibid’ahkan oleh Imam Ahmad serta Ahlus Sunnah. Di antara mereka adalah Ya’qub bin Syaibah, salah seorang imam hadits. Ketika bersikap neutral (tawaqquf) tentang perkara Al-Qur’an ini dan mengatakan, ‘Aku tidak tahu apakah (Al-Qur’an) makhluk atau bukan makhluk…’, maka berkata Imam Ahmad, ‘Mubtadi’ (ahlul bid’ah) yang sesat’.”
📂 (Faedah dari Kitab Syarh Ushul as-Sunnah, karya asy Syaikh Rabi’ al-Madkhali, diterbitkan Maktabah Al Huda, diterjemahkan Ustadz Muhammad Higa)
Bersambung insyaAllah.
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com