🔗 Silsilah Mutiara Nasihat Dari Para Ulama Salaf (Bahagian 14)
Bab 1⃣2️⃣: Buruknya Berdebat & Berbantahan Mengenai Agama (Bahagian 1)
🗞 Al-Imam Ibnu Batthah al-Ukbary رحمه الله ditanya tentang bagaimana dengan sikap kita apabila diajak berdialog dalam permasalahan hawa nafsu dan penyimpangan, yang kita memiliki ilmu tentangnya?
Beliau menjawab, “Ketahuilah saudaraku -semoga Allah merahmatimu-. Sesungguhnya ujian yang kamu hadapi dari orang seperti ini tidak terlepas dari salah satu dari tiga perkara:
Boleh jadi ia seorang yang anda kenal baik jalannya, mazhabnya dan kecintaannya kepada keselamatan dan keinginannya untuk menuju sikap istiqamah. Hanya saja ia biarkan telinganya mendengar ucapan orang-orang yang hati mereka dihuni oleh para syaitan dan berbicara dengan berbagai ucapan kekafiran melalui lisan mereka. Dan ia tidak mengetahui jalan keluar dari bencana yang menimpanya itu. Maka pertanyaannya adalah pertanyaan seorang yang menginginkan bimbingan dan mencari jalan keluar dari apa yang dialaminya dan mencari ubat untuk mengubati sakitnya.
Jika anda rasakan ketaatannya dan aman dari penentangannya. Maka orang seperti inilah yang wajib bagimu menghentikannya dan membimbingnya untuk lepas dari jaring-jaring tipu daya para syaitan.
Hendaklah bekalanmu dalam membimbing dan menyelamatkannya itu bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan Atsar yang sahih dari ulama umat ini dari kalangan Sahabat dan Tabi’in yang tentunya semua itu perlu dilakukan dengan al-hikmah dan mau’izhah (nasihat) yang baik.
Jauhi olehmu sikap takalluf (memaksakan diri) terhadap perkara yang kamu tidak punya ilmu padanya, lalu kamu bawakan pendapatmu (ra’yu) dan berbelit-belit dalam pembahasan. Jika kamu lakukan, maka perbuatanmu ini adalah bid’ah meskipun kamu dengan perkataanmu itu ingin (membela) As-Sunnah. Kerana keinginanmu menuju al-hak akan tetapi tidak melalui jalan yang hak merupakan kebatilan. Demikian pula ucapanmu tentang As-Sunnah tetapi tidak dengan tuntunan As-Sunnah adalah bid’ah.
Maka janganlah kamu mencari ubat untuk sahabatmu dengan sakitnya jiwamu. Dan jangan harapkan keselamatan dia dengan kerosakan dirimu. Sesungguhnya tidak akan bisa menasihati manusia seorang yang menipu dirinya sendiri.
Barang siapa yang tidak memiliki kebaikan untuk dirinya sendiri maka ia tidak akan dapat memberikan kebaikan kepada orang lain.
Siapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah berikan ia taufiq dan Allah luruskan dia. Dan siapa yang bertaqwa maka Allah akan menolong dan memenangkannya…….” (Al-Ibanah 2/540-541, no.679)
📂 Faedah dari Kitab:
لم الدر المنثور من القول المأثور في الاعتقاد و السنة
Karya Syaikh Jamal Farayhan al-Harithi. Terjemahannya telah dimuroja’ah oleh al-Ustadz Muhammad as-Sewed.
📚 ll مجموعة طريق السلف ll 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 http://telegram.me/thoriqussalaf