🔗 Silsilah Fikih Puasa Lengkap (Bahagian 8)
📚 Bab 5⃣: Ketentuan Puasa Bagi Orang Sakit & Musafir
🔘 Ketentuan Puasa Bagi Musafir
🔹Dalil bolehnya musafir untuk berbuka (tidak berpuasa) adalah firman Allah:
📖 “Maka dari itu, barang siapa di antara kalian sedang sakit atau dalam safar, (lalu ia berbuka) diwajibkan baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (Al-Baqarah: 184)
📕“Sesungguhnya Allah telah meringankan dari seorang musafir setengah dari solatnya, serta meringankan pula kewajipan puasa dari seorang musafir, wanita menyusui dan wanita hamil.” (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah. Dishahihkan al-Albani dan dihasankan al-Wadi’i)
🔹Para musafir memiliki beberapa keadaan yang masing-masingnya memiliki hukum tersendiri:
1⃣: Berpuasa atau berbuka sama saja bagi musafir itu.
🔹Ada 3 pendapat dalam masalah ini:
➡Pendapat pertama menyatakan bahawa yang afdhal baginya adalah berpuasa. Ini pendapat al-Imam Abu Hanifah, al-Imam Malik, al-Imam Syafi’i. Ini dipilih oleh Ibnu Hajar dan al-Imam Ibnu Utsaimin. Dalilnya:
📕“Kami pernah melakukan safar bersama Rasulullah pada bulan Ramadhan dalam keadaan cuaca sangat panas, sehingga salah seorang di antara kami benar-benar meletakkan tangannya di atas kepalanya kerana cuaca yang sangat panas. Tidak seorang pun di antara kami berpuasa kecuali Rasulullah dan Abdullah bin Rawahah.” (Muttafaq ‘alaih)
📂 (Faedah dari Kitab Manhajus Salikin wa Taudhih al-Fiqhi fid-Din -Kitab ash-Shiyam-, karya Al-Imam Abdurrahman as-Si’di, disyarah al-Ustadz Muhammad as-Sarbini, diterbitkan Oase Media)
Bersambung insyaAllah.
📚 II مجموعة طريق السلف II 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 http://telegram.me/thoriqussalaf