🌺🍂🌺🍂🌺🍂🌺🍂🌺
📌 Silsilah Empat Kaedah Dalam Memahami Tauhid (Bahagian 6)
📚 Kaedah Kedua (Bag. 1)
💎 Asy Syaikh Muhammad Ibnu Sulaiman at-Tamimi berkata, “Kaedah Kedua: Bahawasanya mereka mengatakan, “Tidaklah kami berdoa kepada mereka dan tidaklah kami menghadapkan wajah kepada mereka itu kecuali untuk mendekatkan diri dan mencari syafa’at.”
Adapun dalil tentang Al-Qurbah (yang diucapkan mereka, -pent.) tertera dalam ayat Allah ta’ala:
📖 “Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (Az-Zumar: 3)
Adapun dalil tentang syafa’at tertera dalam ayat Allah ta’ala:
📖 “Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.” (Yunus: 18) (i)”
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
(i) Asy Syaikh Shalih Fauzan menjelaskan, “Kaedah Kedua: Bahawa kaum musyrikin yang diberi nama oleh Allah sebagai orang musyrik dan dihukumi kekal di neraka, mereka tidaklah menyekutukan Allah dengan yang lain dalam hal Rububiyyah. Hanya saja mereka menyekutukan Allah dalam hal Uluhiyyah. Mereka tidak mengatakan bahawa ilah-ilah (sembahan-sembahan) mereka itu mampu mencipta dan memberi rezeki bersama Allah ta’ala. Mereka tidak mengatakan bahawa ilah-ilah mereka mampu memberikan manfaat, memudharatkan atau mampu mengatur bersama Allah ta’ala. Hanya saja mereka menjadikan ilah-ilah yang mereka ibadahi itu sebagai pemberi syafa’at (bantuan) bagi mereka, sebagaimana yang telah Allah katakan tentang mereka dalam ayatNya.
☝Sekarang ini jika kamu mendebat penyembah kubur, maka ia akan mengatakan sama dengan ucapan di atas. Ia akan mengatakan, “Saya tahu bahawa wali ini atau orang soleh ini tidak mampu memberikan musibah dan tidak pula memberikan manfaat. Akan tetapi ia adalah seorang yang soleh dan aku ingin mendapatkan syafa’at darinya di sisi Allah ta’ala”.
☝Syafa’at itu ada yang haq (benar) dan ada juga yang bathil. Syafa’at yang haq dan benar adalah syafa’at yang memenuhi dua syarat:
1⃣ Syarat Pertama: Adanya izin dari Allah ta’ala.
2⃣ Syarat Kedua: Seorang yang berhak mendapatkan syafa’at adalah tergolong dari ahli tauhid, iaini dari kalangan orang-orang yang berbuat maksiat dari kalangan orang-orang yang bertauhid.
❌ Dan jika hilang salah satu syarat dari dua syarat tersebut, maka syafa’at tersebut adalah syafa’at yang bathil. Firman Allah ta’ala:
📖 “Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izinNya.” (Al-Baqarah: 255)
📖 “Dan mereka tiada memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diredhai Allah.” (Al-Anbiyaa: 28)
✊Mereka adalah orang-orang yang bermaksiat dari kalangan orang-orang yang bertauhid. Adapun orang-orang kafir dan kaum musyrikin, maka tidak akan bermanfaat syafa’atnya orang yang dapat memberi syafa’at:
📖 “Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya.” (Ghofir: 18)
❗Kaum musyrikin mendengar tentang syafa’at akan tetapi tidak mengetahui makna syafa’at itu. Mereka mencari syafa’at kepada orang-orang tersebut tanpa adanya izin dari Allah ta’ala. Bahkan mereka mencari syafa’at dari orang-orang yang berbuat kesyirikkan kepada Allah ta’ala, yang tidak bermanfaat baginya syafa’at para pemberi syafa’at. Mereka itu tidak mengetahui makna syafa’at yang benar ataupun yang bathil.
📂 (Faedah dari Kitab Syarhu Al-Qowa’idul-Arba’, karya asy Syaikh Shalih Fauzan al-Fauzan, diterbitkan Maktabah Al-Ghuroba’, diterjemahkan Ustadz Abu Hafs Marwan)
Bersambung insyaAllah.
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com