Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

prinsip ahlus sunnah terkait dengan ketaatan kepada ulil amri (pemerintah islam) – bahagian 3

8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Prinsip Ahlus Sunnah Terkait Dengan Ketaatan Kepada Ulil Amri (Pemerintah Islam) – Bahagian 3

🌅🕌 Prinsip Ahlus Sunnah Terkait Dengan Ketaatan Kepada Ulil Amri (Pemerintah Islam) – Bahagian 3

3⃣ Ketaatan kepada ulil amri tersebut wajib, baik ulil amri itu adil mahupun zalim/banyak melakukan kemungkaran.

🎗 Rasulullah ﷺ bersabda :

«إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً وَأُمُورًا تُنْكِرُونَهَا» قَالُوا: فَمَا تَأْمُرُنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَدُّوا إِلَيْهِمْ حَقَّهُمْ، وَسَلُوا اللَّهَ حَقَّكُمْ»

📕“Sesungguhnya kalian akan melihat sepeninggalku atsarah (iaini rasuah) dan berbagai perkara yang kalian mengingkarinya.” Wahai Rasulullah kalau begitu apa yang engkau perintahkan kepada kami? Rasulullah menjawab, “Tunaikanlah kepada mereka (ulil amri) hak mereka (iaini taatilah mereka), dan mintalah kepada Allah hak kalian.” (Al-Bukhari 7052, Muslim 1843)

🗒 Menjelaskan hadits di atas, Imam an-Nawawi asy-Syafi’i رحمه الله mengatakan, “Berita ini merupakan salah satu mukjizat kenabian. Berita ini telah terjadi berulang-ulang, dan peristiwa tersebut didapati berkali-kali. Pada hadits tersebut terdapat dorongan untuk tetap mendengar dan mentaati (ulil amri), meskipun ulil amrinya adalah seorang yang zalim dan sangat zalim. Maka ulil amri tersebut tetap wajib ditunaikan haknya, iaitu ketaatan kepadanya, tidak memberontak terhadapnya dan tidak melepaskan (ketaatan) kepadanya. Namun (yang semestinya dilakukan adalah) memohon kepada Allah dalam menghilangkan gangguannya (kezalimannya), mencegah kejelekannya, dan memperbaikinya.”
📚 (Lihat Syarh Muslim no. 1843)

☝🏼Lebih tegas lagi Rasulullah ﷺ dalam menggambarkan kezaliman ulil amri, namun demikian tetap wajib mentaatinya, iaitu dalam hadits berikut:

«يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ» ، قَالَ: قُلْتُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ: «تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ، وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ، وَأُخِذَ مَالُكَ، فَاسْمَعْ وَأَطِعْ»

📕“Akan ada sepeninggalku para pemimpin yang tidak mengambil petunjukku dan tidak mengambil sunnahku. Dan akan muncul di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati syaitan dalam wujud manusia.” Aku bertanya, “Apa yang harus aku perbuat apabila aku mendapati itu?” Rasulullah menjawab, “Tetaplah engkau mendengar dan mentaati pimpinan meskipun dia memukul punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan taat!!” (Muslim 1847)

🗒 Imam an-Nawawi asy-Syafi’i رحمه الله menjelaskan,
“Pada hadits ini terdapat dalil untuk senantiasa tetap bersama pemerintah muslimin dan pimpinannya, serta kewajiban mentaati mereka meskipun mereka berbuat fasik dan melakukan kemaksiatan berupa merampas harta dan yang lainnya. Maka wajib mentaati mereka dalam perkara selain maksiat.”
📚 (Lihat Syarh Muslim no. 1847)

🌠📝📡 Majmu’ah Manhajul Anbiya

✍🏼🇲🇾 Diterjemah ke Bahasa Malaysia:
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf