🌅🕌 Prinsip Ahlus Sunnah Terkait Dengan Ketaatan Kepada Ulil Amri (Pemerintah Islam) – Bahagian 2
2⃣ Ketaatan kepada ulil amri tersebut wajib, baik dalam perkara yang kita sukai ataupun dalam perkara yang kita benci, selama ulil amri tersebut masih Muslim.
«أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا، وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةً عَلَيْنَا، وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ الأَمْرَ أَهْلَهُ، إِلَّا أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا، عِنْدَكُمْ مِنَ اللَّهِ فِيهِ بُرْهَانٌ»
📕“Kami berbai’at (kepada Rasulullah) untuk mendengar dan mentaati (ulil amri), baik dalam keadaan kami senang atau benci, baik dalam keadaan lapang mahupun sulit, dan walaupun mereka menghalangi hak-hak kami. Dan kami berbai’at untuk tidak mencabut kepemimpinan tersebut dari orang yang memegangnya, kecuali jika kalian melihat (mendapati) kekufuran yang nyata (pada ulil amri tersebut) yang kalian memiliki bukti dari Allah tentang kekufurannya.” (Al-Bukhari 7056, Muslim 1079)
🌠📝📡 Majmu’ah Manhajul Anbiya
✍🏼🇲🇾 Diterjemah ke Bahasa Malaysia:
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf