Tashfiyah
Tashfiyah

seorang muslim layaknya pohon kurma

5 tahun yang lalu
baca 5 menit
Seorang Muslim Layaknya Pohon Kurma

(oleh: Ustadz Abu Ruhma Sufyan Alwi hafizhahullah)

Seorang muslim adalah manusia yang berguna. Senantiasa memberi manfaat untuk dirinya dan orang lain. Ada tidaknya balasan manusia itu nomor dua, yang jelas dirinya selalu berusaha bersikap baik dan memberi manfaat buat yang lain.

Seorang muslim semacam ini, ibarat pohon kurma. Sebuah pohon yang terpuji yang memiliki multi manfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memperumpakan seorang muslim layaknya pohon kurma.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, ”Sesungguhnya di antara macam-macam pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu adalah perumpamaan bagi seorang muslim. Katakanlah padaku, pohon apakah itu?” Maka para shahabat beranggapan bahwa yang dimaksud adalah pohon yang berada di lembah-lembah. Abdullah (Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma) berkata: ”Aku berpikir dalam hati bahwa pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu mengungkapkannya.” Kemudian para Shahabat radhiyallahu ‘anhum berkata: ”Wahai Rasulullah, pohon apakah itu?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ”Ia adalah pohon kurma.” [H.R. Al Bukhari dan selainnya]

Seorang muslim ibarat pohon kurma, yang menghasilkan buah kurma yang manis, bergizi, dan bermanfaat. Saat buah itu muda, ia adalah ruthab (kurma basah), buah yang segar nan enak dinikmati. Di saat sudah tua, buahnya menjadi makanan pokok dan sumber gizi yang tinggi. Makanan pelipur lara bagi seorang wanita yang utama saat ia tertimpa ujian berat.

Allah berfirman tentang Maryam, ibunda nabi Isa :

فَأَجَآءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّلَةِ قَالَتْ يٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنتُ نَسْيًا مَّنسِيًّا فَنَادَىٰهَا مِن تَحْتِهَآ أَلَّا تَحْزَنِى قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا

“Maka rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata, ‘Wahai, betapa baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, ‘Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” [Q.S. Maryam 23-25]. Lalu dikatakan, “Maka makan, minum, dan bersenanghatilah engkau”

Seorang muslim pun akan menghasilkan hal-hal yang bermanfaat. Amalnya adalah amal shalih yang bermanfaat. ucapan dan perbuatannya manis nan lezat. Bukan ucapan dan perbuatan yang pahit lagi getir.

Pohon kurma juga merupakan pohon dengan ketangguhan yang luar biasa. Pada keadaan kering dan panas ia mampu tumbuh subur. Akarnya menancap kuat dalam bumi. Batangnya kokoh menjulang tinggi, selalu siap menghadapi badai gurun yang datang sewaktu-waktu. Demikian pula seorang muslim. Dalam menghadapi segala cobaan dan ujian, senantiasa menjadi insan yang bersabar. Bukan ujiannya yang ringan, tapi memang ia adalah seorang yang berkarakter kuat menghadapinya. Tidak mudah putus asa, lemah dan gampang tumbang menghadapi keadaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan tentang keadaan muslim;

عَجَباً لأمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لأِحَدٍ إِلاَّ للْمُؤْمِن: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik untuknya. Dan hal itu tidak akan terjadi kecuali atas seorang mukmin. Apabila ia mendapatkan kegembiraan ia akan bersyukur, maka hal itu baik bagi dia. Dan apabila ia tertimpa kesusahan ia akan bersabar, dan itupun baik buat dia.” [H.R. Muslim dari shahabat Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu]

Pohon kurma adalah pohon yang memiliki pelepah dan daun yang tahan lama. Tidak gampang rontok walau musim demi musim berlalu. Senantiasa mengayomi siapapun yang butuh keteduhannya. Demikianlah keistiqamahan seorang muslim. Langgeng dan terus menerus. Tidak gampang patah semangat atau lemah keinginan. Ia bukan pula seorang yang suka berganti warna dalam beragama. Ini seperti apa yang Rasulullah sampaikan tentang keistiqamahan dalam amal

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang rutin dilakukan meskipun sedikit.” [H.R. Al Bukhari dan Muslim, Lihat Shahiihul jaami’ no. 163].

Semakin lama usia pohon kurma, semakin bertambah kebaikannya dan semakin bagus buahnya. Demikian pula seorang yang beriman jika umurnya panjang, maka akan bertambah kebaikannya dan semakin bagus amalannya.

Kurma memiliki duri yang tumbuh pada pelepahnya. sebagai pertahanan dari hama tanaman yang mungkin menggangu. Durinya secara zhahir menyakiti, namun di baliknya ada bentuk perlindungan dan pertahanan diri. Demikian seorang muslim. Saat diganggu, disakiti, dan dizalimi. Ia bukanlah seorang yang lemah dan lembek. Namun, memiliki jiwa patriot dan keberanian menghadapinya. Andaikan ia bersabar dari membalas hal itu bukan karena kelemahan dan sikap pengecut. Namun, Allah dan rasul-Nya yang menghasung mereka untuk bersabar.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, ‘Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain.’ Akan tetapi katakanlah, ‘Allah telah menakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat.’ Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan.” [H.R. Muslim]

Pohon kurma manfaatnya tidak akan terputus secara total, akan tetapi jika ada salah satu manfaat yang hilang masih ada manfaat-manfaat yang lain. Jika ia tidak berbuah pada suatu tahun, maka pelepahnya, daunnya, batangnya, dan serabutnya masih bisa bermanfaat. Demikian juga seorang yang beriman, ia tidak pernah kosong dari perilaku kebaikan secara total, jika hilang darinya satu kebaikan, masih ada kebaikan dari sisi yang lain. Maka kebaikan seorang muslim akan tetap bisa diharapkan. Apabila ia tidak bisa beramal dengan satu jenis amal saleh, akan muncul darinya amal shalih dari sisi lain.