Bukankah ketika cinta menggebu kita ingin segera mendapatkan dan memilikinya? Atau hanya sekedar melihat sebagai pengobat rindu? Kadang rela mengorbankan sesuatu yang paling berharga atau bahkan segala-galanya? Untuk yang dicinta…
Saat kita cinta kepada Allah, maka Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman:
مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Q.S. Al Ankabut 5].
Ketika Allah mengetahui besarnya kerinduan para wali-Nya untuk bertemu dengan Allah, maka Allah tetapkan bagi mereka ajal dan waku pertemuan-Nya yang membuat tenang jiwa-jiwa mereka.
Disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang senang berjumpa dengan Allah, Allah pun senang dengan perjumpaannya”. [H.R. Al-Bukhari dan Muslim].
Seberapakah kecintaan dan kerinduan kita kepada-Nya? Dan, seberapakah kadar persiapan kita untuk bertemu yang dicinta? (Ustadz Farhan).
(referensi: Ad-Da` wad Dawa’ karya Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah).