Tashfiyah
Tashfiyah

dahsyatnya neraka

8 tahun yang lalu
baca 9 menit
Dahsyatnya Neraka

“Sesungguhnya, engkau berada di negeri pembukaan (dunia ini yang fana). Di hadapanmu ada dua tempat, engkau pasti menempati salah satunya (yaitu surga atau neraka). Sementara tidak ada jaminan keamanan, sehingga engkau bisa tenang saja. Tidak ada pula kepastian selamat, sehingga engkau pun meremehkannya. Wassalam.”

Sebuah surat yang ditulis oleh Muhammad bin An Nashr Al Haritsi untuk saudaranya ini diriwayatkan oleh Al Khatib Al Baghdadi rahimahullah dalam kitab beliau Al Iqtidha’.

Nasihat yang sangat dalam. Bahwa, tidaklah berlalu hari demi hari, melainkan kita semakin dekat kepada ajal. Bahkan detik-detik waktu kita yang hilang itu tidak akan pernah kembali lagi. Semua berlalu, seiring berkurangnya jatah umur. Ya, kita dalam perjalanan menuju tempat kembali yang sesungguhnya. Di sanalah tempat menetap kita. Kekal selamanya, tidak akan fana. Surga atau neraka.

Tidak ada tempat ketiga. Tidak ada pilihan selainnya. Harta tidak akan dibawa. Jabatan tidak akan ikut serta. Teman dekat dan sahabat sebatas mengatar sampai kuburnya. Famili dan keluarga pun sekadar melepas kepergiannya. Pasti. Semua itu akan terjadi, cepat atau lambat. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, dua tempat itu pun semakin dekat. Tidak seorang pun yang bisa lari menjauhinya. Surga dengan berbagai kenikmatan di dalamnya, ataukah neraka beserta segala azab dalam kungkungan bara.

Sementara, Jahannam terus bergejolak menyala. Siap melumat para pendosa. Setiap dilemparkan kepadanya penduduk neraka, terus selalu meminta.

“(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam, ‘Apakah kamu sudah penuh?’ Dia menjawab, ‘Masihkah ada tambahan?’” [Q.S. Qaaf:30]. Allah subhanahu wata’ala akan memenuhi jahanam dari jin dan manusia. Mereka yang ingkar dan membangkang, tidak mau tunduk beribadah kepada-Nya. Mereka yang sombong lagi angkuh, membenci dan menentang perintah-Nya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai. Lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas. Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya.Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman. Selain air yang mendidih dan nanah.” [Q.S. An Naba’:21-25].

Tidaklah seorang pun akan sampai ke surga, kecuali akan melewati neraka. Apabila diizinkan, ia akan selamat mencapai surga. Apabila tidak, ia akan tertahan, tersungkur dalam neraka. “Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman. Selain hamim dan ghassaq.” [Q.S. An Naba:23-24]

Tidak mendapatkan kesejukan bagi hati mereka, tidak pula minuman yang menyegarkan. Kecuali hamim dan ghassaq.

Minuman Penduduk Neraka

Minuman penduduk neraka adalah hamim dan ghassaq. Apa itu hamim dan ghassaq? Abu Aliyah rahimahullah menjelaskan, “Hamim adalah air yang sangat panas, pada puncak panasnya. Adapun ghassaq adalah minuman dari campuran nanah, keringat, darah, cairan dari luka penduduk neraka.” Minuman yang sangat dingin, sehingga tidak akan mampu diminum, dengan bau busuk yang tak tertandingi.

Minuman panas yang menghancurkan mulut, kerongkongan, dan perut penghuni neraka. “Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” [Q.S. Al Kahfi:29].

Air itu akan memanggang wajah orang zalim yang mendekatkan wajahnya untuk meminumnya. Hingga berjatuhan kulit dan daging wajah ke dalam minuman karena uap panasnya. Itulah sejelek-jelek minuman. Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman yang artinya, “[Apakah para penduduk surga itu] sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya.” [Q.S. Muhammad:15].

“Mereka diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.” [Q.S. Al Ghasyiah:5].

“Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah. Diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan di hadapannya masih ada azab yang berat.” [Q.S. Ibrahim:16-17]  Yaitu air yang mencapai panas paling tinggi. Bukan tingkatan tinggi di dunia ini, yang tingkat tertingginya pun adalah rendah. Penghuni neraka akan dipaksa meminum. Di bawah ancaman pukul besi yang dibawa oleh malaikat, minuman nanah yang dahsyat panasnya diangkat ke mulut, maka hancur wajahnya, hancur pula mulut, kerongkongan, dan perutnya. Kemudian dikembalikan seperti sediakala untuk mendapatkan azab sedemikian rupa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Sungguh hamim (air yang mendidih dan membakar itu) dituangkan di atas kepala mereka, maka menembus sampai meluluh lantakkan perut, hingga mengeluarkan isinya. Lalu Hamim keluar melalui kedua kaki dalam keadaan meleleh hancur. Kemudian dikembalikan seperti sedia kala.” [H.R. At Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dihasankan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih At Targhib].

Demikianlah minuman yang disodorkan kepada penduduk neraka. Haus yang mencekik leher akibat panas yang mengepung itu tidak akan hilang dengan minum air neraka. Justru semakin haus tersengal-sengal sekarat seolah hampir mati. Saat minta minum, air neraka yang membakar itu menghancurkannya. Allahumma inna na’udzubika minannar…

Makanan Penduduk Neraka

Pembaca, tahukah kalian makanan penduduk neraka? Makanan mereka adalah pohon Zaqqum. Allah subhanahu wata’ala berfirman yang artinya, “Benar-benar mereka akan memakan pohon zaqqum.” [Q.S. Al Waqi’ah:52].

Apakah Zaqqum itu? Pohon neraka penuh duri. “Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” [Q.S. Al Ghasyiah:6-7].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda setelah membaca ayat di atas yang artinya, “Bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya! Seandainya satu tetes cairan dari Zaqqum menetes ke lautan dunia, pasti akan merusak kehidupan makhluk seisi dunia. Lalu bagaimana dengan orang yang makanannya dari Zaqqum ini?” [H.R. At Tirmidzi dari sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’].

Makanan itu bergemuruh dalam perut, bergejolak bagaikan timah yang mendidih. Dalam surat Ad Dukhan ayat 43-48, Allah subhanahu wata’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) bagaikan cairan besi yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas. Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas.” [Q.S. Ad Dukhan:43-48] Allahumma inna na’udzubika minannar… Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari api neraka.

Inilah hidangan penduduk neraka yang apinya dinyalakan dengan batu dan manusia. Setiap manusia durhaka dilemparkan ke dalamnya, bara dan kobarnya semakin bergejolak menyala. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [Q.S. At Tahrim:6]. Api yang menyala hebat. Membara dari dalam jurang neraka yang dalamnya sejauh batu besar dilemparkan, melayang selama 70 tahun belum menyentuh dasarnya. Dahsyat, mengerikan! Panas tiada terkira. Tidak mungkin sanggup dibatasi dengan kata-kata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Api kalian ini, yang dinyalakan anak Adam, adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya, “Demi Allah, sungguh sangat mengerikan kalau demikian!” “Bahkan akan dilipatkan lagi menjadi enam puluh sembilan bagian. Semua bagiannya sama tingkat panasnya.” [H.R. Al Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]. Allahumma inna na’udzubika minannar… Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari api neraka.

Api itu, akan membakar habis kulit dan daging sekaligus. “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Q.S. An Nisa:56]. Menghanguskan kulit mereka 70 ribu kali dalam sehari. Ketika melumat kulit mereka, seketika membakar dagingnya. Setelah luluh lantak, diseru; ‘Kembalilah seperti semula!’ Seketika pulih untuk merasakan azab yang sama. Terus berulang dan terulang. Hidup dalam kesengsaraan. Api itu, panas terendahnya, “Sungguh, azab penduduk neraka yang paling ringan adalah seorang dikenakan sandal dari neraka, maka mendidihlah otaknya karena panas sandal tersebut.” [H.R. Muslim dari sahabat Abu Said Al Khudri radhiyallahu ‘anhu].

Api itu, bahkan membakar sampai ke hati. “(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.” [Q.S. Al Humazah:6-7]. Membakar hidup-hidup, jasad mereka, hingga menusuk sampai ke hati. Azab yang dahsyat luar biasa. Setelah menyebutkan tafsir itu, Tsabit Al Bunaniy rahimahullah menangis. Tak mampu membayangkan hebatnya penderitaan orang yang diazab tersebut.

Penduduk neraka pun menangis. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Dikirimkan tangisan kepada penduduk neraka. Mereka pun menangis sampai habis air mata mereka. Terus menangis darah, wajah mereka seolah parit-parit. Seandainya dilayarkan perahu tentu akan berjalan.” [H.R. Ibnu Majah dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’]. Azab yang demikian berat. Masih menanggung berbagai bentuk azab sesuai dosa dan kemaksiatan mereka. Dalam keadaan terbelenggu rantai api, berpakaian ter (cairan hitam) yang bergejolak mendidih. “Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka. Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.” [Q.S. Ibrahim:49-51].

Demikian sekelumit gambaran dahsyatnya neraka. Tidak akan mampu penggambaran manusia melukiskan senyatanya. Sangat dangkal ilmu manusia dari hakikat yang sesungguhnya. Angin panas wedhus gembel dari mulut Merapi yang meluluhkan bangunan dan apa saja yang diterjang beberapa tahun lalu di Jogjakarta dan sekitarnya, setidaknya memberikan sedikit gambaran. Asap yang melelehkan bangunan dan bodi mobil itu baru dari angin panas api dunia, yang belum seberapa bila dibandingkan panas neraka. Panas tiada batas dalam hitungan nalar manusia itu terus membakar dalam berbagai macam azab. Setiap hancur jasad penduduk neraka, dikembalikan seperti semula. Terus menerus dalam azab, “Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.” [Q.S. Al A’la:13]. Tidak mati sehingga bisa lepas dari azab, tidak pula hidup dengan kehidupan yang selamat dan bermanfaat. Allahu A’lam. Ya Allah subhanahu wata’ala, jauhkanlah kami dari azab nereka. Limpahkanlah karunia-Mu ya Allah…! Amin.

[Ustadz Farhan]

 

Referensi:
Tafsir Ibnu Katsir
Shahih At Targhib wat Tarhib.

Sumber Tulisan:
Dahsyatnya Neraka