Tashfiyah
Tashfiyah

buah kebaikan dan buah kejelekan

8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Buah Kebaikan Dan Buah Kejelekan

Kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang telah Allah tawarkan untuk manusia. Seorang hamba, diberi pilihan oleh Allah untuk memilih salah satu dari dua hal tersebut. Tetapi tentu, masing-masing dari kebaikan dan keburukan memiliki konsekuensi yang harus ditanggung oleh setiap hamba saat memilihnya. Orang-orang yang memilih kebaikan untuk dirinya, maka kelak kebaikan pula yang ia akan dapatkan. Demikian pula yang telah memilih keburukan untuk dirinya, maka keburukan pula yang berhak ia raih.

Seseorang yang memilih kebaikan, maka kebaikan itu akan mengantarkannya kepada kebaikan-kebaikan lain. Sebaliknya, siapa yang memilih keburukan, maka keburukan yang ia pilih pun akan menunjuki dan mengarahkannya kepada keburukan-keburukan lainnya.

Mengenai kebaikan yang bisa melahirkan kebaikan yang lain, maka Allah telah berfirman yang artinya, “Dan orang-orang yang memilih petunjuk, maka Allah tambahkan untuknya ilmu dan Allah berikan kepada mereka ketakwaannya.” [Q.S. Muhammad:17]

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa di dalam ayat yang mulia ini, Allah subhanahu wata’ala menjelaskan keadaan orang-orang yang memilih petunjuk, mau beriman dan tunduk kepada-Nya serta mengikuti segala hal yang Allah ridhai, maka Allah akan tambahkan ilmu dan petunjuk sebagai bentuk balasan Allah kepada mereka. Allah berikan kepada mereka ketakwaan. Yakni, Allah subhanahu wata’ala memberi taufik untuk melakukan kebaikan dan menjaga mereka dari segala bentuk keburukan. Oleh karenanya, Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang memilih petunjuk, maka ia berhak mendapatkan dua balasan, ilmu yang bermanfaat dan amal saleh. [Tafsir as Sa’di]

Allah berfirman yang artinya, “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam meraih keridhaan Kami, maka pasti akan Kami beri mereka petunjuk untuk mengetahui jalan-jalan Kami .” [Q.S. Al ‘Ankabut:69]

Allah juga menegaskan yang artinya, “Dan adapun orang-orang yang mau berbagi (dengan harta mereka) dan bertakwa kepada Allah. Lalu ia juga membenarkan adanya surga. Maka sungguh Kami akan mudahkan baginya untuk mendapatkan kemudahan.” [Q.S. al Lail:5-7]. Yang dimaksud ‘kemudahan’ dalam ayat ini adalah jalan-jalan yang menuju surga-Nya.

Ayat-ayat yang semakna dengan ayat di atas sangatlah banyak. Intinya, bahwa kebaikan yang dilakukan seseorang, maka kebaikan tersebut akan menarik dan mengajak dia untuk melakukan kebaikan yang lain.

Demikian pula, keburukan yang satu akan melahirkan keburukan yang lainnya. Hal ini juga berlandaskan beberapa ayat-Nya. Allah berfirman, “…Maka ketika mereka melenceng (dari syariat Allah), maka Allah pun jadikan hati mereka pun semakin melenceng.” [Q.S. Ash Shaff:5] Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di t mengungkapkan bahwa ketika mereka melenceng dari kebenaran dengan sengaja, maka Allah pun selewengkan hati mereka. Hal ini berhak mereka dapatkan sebagai hukuman atas mereka yang telah memilih kesesatan. Maka Allah pun tidak memberikan taufik bagi mereka. Karena, mereka memang tidak berhak mendapatkan kebaikan dan hanya pantas mendapatkan kejelekan.

Allah subhanahu wata’ala juga berfirman yang artinya, “Adapun orang-orang yang yang bakhil dan merasa cukup dari Allah. Dan ia mendustakan adanya surga. Maka Kami akan mudahkan baginya untuk menelusuri jalan-jalan yang sulit.” [Q.S. Al Lail:8-10] yakni, jalan-jalan yang menuju neraka-Nya.

Ayat-ayat yang semacam ini pun banyak. Kebaikan akan melahirkan kebaikan yang lain dan keburukan pun akan melahirkan keburukan yang lainnya. Kebaikan yang dipilih oleh seseorang di dunia, maka kelak ia pun akan memanen kebaikan pula di akhirat. Sebaliknya, keburukan yang dipilih seseorang di dunia, maka kelak ia pun akan memanen keburukan pula di akhirat. Maka, sekarang, tentukan pilihanmu! Wallahu a’lam.

[Ustadz Abu Ruhmaa Sufyan Alwi al Banjary]