Tashfiyah
Tashfiyah

berhias untuk pasangan

8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Berhias Untuk Pasangan

Memiliki pasangan yang menarik adalah keinginan setiap orang. Berpenampilan rapi, bersih, sehingga mata ini senantiasa bahagia saat memandangnya. Merasa nyaman ketika berada di dekatnya. Tentu saja, cinta keduanya akan semakin tumbuh berbunga.

Ini tabiat manusia. Islam pun datang membawa ajaran yang sesuai dengan tabiat ini. Islam mengajarkan agar seseorang selalu menjaga penampilan di hadapan pasangannya. Tidak seenaknya sendiri, tanpa peduli terhadap suami atau istri. Merasa sudah ‘laku’ akhirnya penampilan pun tak lagi dihiraukan. Kenyataan seperti ini banyak kita dapati. Tak jarang seorang lelaki ataupun wanita berpenampilan kusut ketika di rumah. Rambutnya awut-awutan, bau badan tidak sedap, memakai pakaian ala kadarnya. Namun saat hendak keluar, mereka begitu berbeda. Seakan ingin tampil bak seorang raja atau ratu. Tak mau orang lain melihatnya tidak menarik. Bahkan sangat senang apabila di luar ternyata ada orang yang memuji penampilannya. Ini adalah sebuah kesalahan, semoga Allah melindungi kita dari yang demikian.

Yang mesti dilakukan adalah, memerhatikan penampilan ketika di rumah untuk pasangan. Memperlihatkan perhiasaan dan keindahan diri hanya untuknya. Merasa bahagia saat dia memuji kita. Bukan berarti pula saat keluar rumah kita harus cuek. Walaupun tidak memperlihatkan perhiasaan dan keindahan diri, saat keluar kita juga tetap perlu memerhatikan kerapian dan kebersihan diri, asalkan tetap sesuai syariat sehingga tidak menimbulkan godaan bagi orang lain. Bukankah Allah l itu Mahaindah dan menyukai keindahan?

Namun pembicaraan kita kali ini lebih khusus terkait berhias di hadapan pasangan. Inilah beberapa tuntunan Islam dalam hal itu.

ISTRI BERHIAS UNTUK SUAMI

Berbicara mengenai penampilan, tentu yang pertama kali dibahas adalah seorang wanita. Karena memang inilah salah satu daya tarik istri di depan suaminya. Bahkan termasuk di antara daya tarik yang utama. Kita tidak menyinggung penampilan secara jibiliyah (asal penciptaan) karena hal itu murni kehendak Allah Sang Pencipta. Manusia tidak memiliki andil sedikit pun dalam menentukan bagaimana fisik seseorang akan terbentuk. Oleh karena itu, yang menjadi pembahasan kita adalah bagaimana Islam mengajarkan agar seorang istri menjaga kebersihan, kerapian serta keindahan dirinya di hadapan kekasih hidupnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

خَيْرُ النِّسَاءِ مَنْ تَسُرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ وَتُطِيْعُكَ إِذَا أَمَرْتَ وَتَحْفَظُ غَيْبَتَكَ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِكَ

“Sebaik-baik wanita (istri) adalah yang menyenangkanmu apabila engkau memandangnya, yang taat apabila engkau memerintahkannya dan yang menjaga diri dan hartamu saat engkau tidak ada.” [H.R. Ath-Thabrani dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3299 dari sahabat Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu]

Beliau memerintahkan agar seorang istri senantiasa menyenangkan apabila dipandang suaminya. Tentunya hal ini tercapai apabila istri menjaga penampilannya. Baik penampilan diri maupun pakaiannya.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

إِذَا دَخَلْتَ لَيْلًا فَلَا تَدْخُلْ عَلَى أَهْلِكَ حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمُغِيبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ

“Apabila engkau pulang (sehabis bepergian) pada waktu malam, maka janganlah engkau langsung masuk menemui istrimu. Sehingga istri bisa mencukur rambut kemaluan dan menyisir rambut yang acak-acakan.” [Muttafaqun ‘alaih dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma]

Dua hadits ini saja cukup bagi seorang istri sebagai tuntunan tentang bagaimana dia harus menjaga penampilan diri di hadapan suaminya. Karena tentunya hal itu akan semakin menambah kecintaan suami padanya.

SUAMI BERHIAS UNTUK ISTRI

Teladan ini pun kita dapati pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersiwak ketika masuk rumah. Pernah pula beliau mendatangi istri-istri beliau pada satu malam. Dan beliau mandi setiap kali selesai dari seorang istri.

Demikian pula hal ini dilakukan oleh salafus shalih. Di antaranya sebagaimana riwayat yang dibawakan Ath-Thabari dalam Tafsir beliau dari ‘Ikrimah bahwa Ibnu Abbas pernah berkata, “Aku senang berhias untuk istriku, sebagaimana aku pun senang dia berhias untukku. Karena Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya), ‘Dan bagi para istri (ada hak yang harus ditunaikan) sebagaimana kewajiban mereka, dengan cara yang baik.’”

Wallahu a’lam bish shawab.

[Ustadzah Ummu Umar]

Sumber Tulisan:
Berhias Untuk Pasangan