Sobat Tashfiyah,
pernah dong kamu melihat teman-teman kamu nongkrong di pinggir jalan? Atau, justru kamu sendiri yang sukanya nongkrong-nongkrong (hayo)? Tahu nggak? Ternyata, ajaran Islam yang kamu anut sudah mengatur acara kongkow-kongkow di pinggir jalan ini. Apa itu? Jedeng deng… Baca ada deh…
1.Jagalah Mata. Jangan Kau Kotori.
Mata adalah jendela hati. Jika jendelanya melihat barang-barang yang kotor, nanti apa yang masuk ke hati juga hal-hal yang kotor. Sayangi mata kamu. Kami nggak promosiin tetes mata kok. Kami mau mengingatkan firman Allah ta’ala:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ * وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
“Katakan kepada orang-orang mukmin laki-laki untuk menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka. Hal itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakan kepada orang-orang mukmin perempuan untuk menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka…” [Q.S. An-Nur:30-31]. Jadi, kalau kamu mau cuci mata, bukan dengan melihat apa yang Allah haramkan. Baca aja Kalamullah, dijamin, mata kamu menjadi terang di hari kiamat nanti, Insya Allah.
2.Tidak Mengganggu.
Kamu mengaku muslim ‘kan? Kalau ya (tapi masak sih nggak), kamu harus mengamalkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang maknanya seperti ini,
“Seorang muslim adalah orang yang muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya.” [H.R. Al-Bukhari dan Muslim]. Jadi, nggak ada kamusnya seorang muslim jadi preman yang lagi mangkal di pinggir jalan.
3.Perintah Yang Baik, Larang Yang Buruk.
Salah satu adab seorang muslim waktu di pinggir jalan adalah memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang mungkar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan,
“Jauhilah oleh kalian untuk duduk-duduk di jalan.” Para sahabat mengatakan, “Kami harus melakukannya. Itu hanya tempat kami berbincang.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, “Jika kalian enggan kecuali untuk duduk-duduk, maka tunaikanlah hak di jalan.” Mereka menanyakan, “Apa itu hak di jalan?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Menundukkan pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam, dan memerintahkan yang ma’ruf serta melarang dari yang mungkar.” [H.R. Al-Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri Rhadiyallahu ‘anhu].
4.Mulutmu. Harimaumu.
Hati-hati sama yang namanya mulut. Kenapa? Karena mulut memiliki lidah tak bertulang *Lho apa hubungannya?*. Serius, mulut ini bisa menjerumuskan kamu ke dalam neraka. Coba simak sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini (langsung diterjemahkan ke bahasa Indonesia aja yah),
“Sesungguhnya seorang hamba mengatakan suatu kalimat, ternyata bisa menyebabkannya turun ke dalam neraka yang lebih jauh daripada timur dan barat.” [H.R. Al-Bukhari dan Muslim]. Makanya, kalau nggak mau jatuh ke neraka gara-gara mulut kamu, jaga harimaumu!
5.Makan Bangkai Nggak Enak Lho.
Tahu nggak sih kalau seringkali tanpa sengaja kita makan bangkai saudara kita? Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
“Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi yang lainnya. Apakah salah seorang dari kalian suka untuk memakan daging saudaranya yang telah mati sehingga dia membencinya.” [Q.S. Al-Hujurat:12]. Ghibah adalah menyebutkan apa yang saudaranya benci tanpa diketahuinya (boleh kamu sebut: gosip, ngerumpi, ngomongin orang, atau yang lainnya).
Seorang ulama, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah, menjelaskan di dalam bukunya I’lamul Muwaqqi’in bahwa penyerupaan ghibah dengan memakan bangkai saudaranya karena ghibah biasanya rasanya nikmat seperti makan; dengan menyebutkan kejelekan saudaranya muslim tapi saudaranya ini tidak bisa membela dirinya seperti manusia yang mati. Intinya, nggak usah ghibah deh.
6.Perhatikan Waktumu.
Waktu adalah ibadah, ini prinsip seorang muslim sejati. Kamu muslim sejati ‘kan? Nggak pantas dong kamu melalaikan waktu kamu. Jangan sampai gara-gara keasyikan nongkrong jadi lupa deh tugas-tugas wajibnya, apalagi shalatnya.
7.Majelis Nongkrong = Majelis Dzikir.
Biar nongkrong kamu nggak rugi, ada sebuah tips yang dikasih oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (artinya),
“Tidaklah suatu kaum duduk dalam suatu majelis tapi dia tidak berdzikir kepada Allah dan tidak bershalawat kepadaku, kecuali hal itu akan menjadi penyesalan baginya. Jika Allah kehendaki, Dia akan mengazabnya, jika Allah kehendaki, Dia akan mengampuninya.” [H.R. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani].
Nah, itu tadi hal-hal yang perlu kamu perhatikan waktu nongkrong. Kalau kamu nongkrongnya kayak gitu, boleh deh nongkrongnya. Kalau nggak, buang aja kebiasaan nongkrong kamu itu, ganti dengan kebiasaan yang lebih bermanfaat dan bernilai di sisi Allah.
Nongkrong di Majelis Ta’lim
Nongkrong sambil dikerubungi malaikat. Mau? Bisa. Caranya, tinggal datang aja ke majelis taklim yang dasarnya Al-Quran dan sunnah, tongkrongin tuh majelis. Datang dengan baju rapi, duduk yang manis, terus dengerin baik-baik nasihatnya. Insya Allah malaikat turun dan mengelilingi majelis kamu. Nggak cuma itu, rahmat juga akan turun ke dalam majelis ini plus seabrek keutamaan lainnya. Soalnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda (yang artinya),
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah, saling mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat akan meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang di sisi-Nya (malaikat).” [H.R. Abu Dawud dari Abu Hurairah Rahimahullah]. Sebenarnya, nggak cuma ini yang kamu dapatkan kalau kamu datang ke majelis ta’lim, masih banyak hadits yang menjelaskan tentangnya. Cuma, kalau kami sebutkan semuanya, nanti halaman kita tambah paaanjaang dan leeebaaar, jadinya rubrik yang lain nggak kebagian tempat dong *curhat*. Ya udah ya. Allahu a’lam bish shawab. (Ustadz Abdurrahman)