Anak kecil itu duduk santai diteras masjid sembari memegang mushaf saku kesukaannya, dengan pelan ia buka lembaran demi lembaran Al Quran. Lantunan suaranya, subhanallah… syahdu dan merdu. Aku yang sudah dewasa inipun bisa begitu menikmati ayat-ayat Allah yang dibacanya. Barangkali sangat jarang ku temui anak seusianya yang seperti dia. Ada harapan baik yang kurasakan tentangnya..
Sekian waktu semenjak si anak memutuskan keluar dari pesantren, aku dengar dari sebagian temanku tentang dia. Rasanya dunia ini sudah terbalik. Dengan berpenampilan “modern” dia bangga menampilkan sosok dirinya. Rambut lurus dan panjang dengan semir pirang menghiasi rambutnya, berbalut kaos “u can see” sembari memegang gitar sang anak begitu pedenya menampilkan diri. Belum lagi celana jeans yang ketat lagi sobek yang menjadi bagian penampilannya. Terpampang pula wajah teman-temannya yang notabene adalah anak-anak band yang seumuran dengannya. Sungguh tak ku sangka, dimanakah anak kecil yang dulu suka memegang mushaf itu…?
Sobat muda, rasanya tak habis pikir, si anak yang lugu itu berubah dengan cepatnya. Padahal dikehidupan masa kecilnya, tak banyak yang ia tahu. Paling yang di ketahui cuma seputar belajar Al Quran dan Diniyyah bersama teman-teman pesantrennya. Orangtuanya memang begitu semangat memasukkannya kelingkungan pesantren. Sungguh menyedihkan saat perubahan itu terjadi pada anak yang tumbuh di lingkungan yang “bersih”. Yang saban hari dididik oleh guru ngaji dan ustadznya untuk senantiasa berakhlak dan beragama dengan sebenarnya, yang saban hari dididik untuk selalu menghadiri shalat lima waktu di masjidnya. Lalu, bagaimana kiranya dengan anak-anak kaum muslimin yang hidup di luar sana. Yang hari-harinya diisi dengan hal –hal yang jauh dari tuntunan syariat. Jangankan untuk membaca Al Quran dengan lancar, huruf-huruf Al Quran saja nggak ia kenal. Jangankan untuk mengenal syariat Allah secara lengkap, untuk mengenal Allah saja belum tentu ada kemauan. Sungguh kita takut akan kemungkinan besar kerusakan generasi ini.
KAMU TAK MENGENAL SURGA KAMU TAKKAN RINDU KEPADANYA
Sobat muda, keimanan, amal shalih, ketakwaan, tentu akan menimbulkan hasil akhir yang baik. Yaitu ridha Allah berupa surga. Jangan tanya seperti apa sih surga Allah, sebab yang ditanya tak lebih tahu dari yang bertanya. Keelokannya, kesenangannya, kenikmatannya, adalah semua yang dicita-citakan Bani Adam. Bahkan pemimpin malaikatpun (Jibril) telah mengakui keutamaan surga tersebut. Disebutkan dalam hadits Rasulullah ` yang menyebutkan dialog antara Allah dan Jibril, Rasulullah ` bersabda :
قَالَ لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ أَرْسَلَ جِبْرِيلَ إِلَى الْجَنَّةِ فَقَالَ انْظُرْ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا قَالَ فَجَاءَهَا وَنَظَرَ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعَدَّ اللَّهُ لِأَهْلِهَا فِيهَا قَالَ فَرَجَعَ إِلَيْهِ قَالَ فَوَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا فَأَمَرَ بِهَا فَحُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ فَقَالَ ارْجِعْ إِلَيْهَا فَانْظُرْ إِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا قَالَ فَرَجَعَ إِلَيْهَا فَإِذَا هِيَ قَدْ حُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ فَرَجَعَ إِلَيْهِ فَقَالَ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خِفْتُ أَنْ لَا يَدْخُلَهَا أَحَدٌ
“Saat Allah menciptakan surga dan neraka, Allah mengutus Jibril ke surga. Ia melihatnya dan yang dipersiapkan untuk penghuninya. Setelah itu Jibril mendatangi neraka dan melihatnya serta segala yang dipersiapkan untuk penghuninya. Kemudian Jibril kembali kepada-Nya, ia berkata: Demi keperkasaanMu, tidaklah seseorang mendengarnya (surga) melainkan akan memasukinya. Kemudian Jibril diperintahkan untuk kembali ke surga dan ternyata surga diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Ia berfirman: Kembalilah ke surga lalu lihatlah apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya. Jibril kembali ke surga, ternyata surga telah diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Jibril kembali padaNya, ia berkata: Demi keperkasaan-Mu, aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang memasukinya”[H.R. Tirmidzi dari shahabat Abu Hurairah z]
Dalam hadits di atas Rasulullah ` menyebutkan bahwa Allah l telah menyiapkan di dalam surga segala hal sehingga tak ada seorangpun yang mendengar tentangnya kecuali pasti ingin untuk memasukinya. Sayangnya banyak loh di antara para pemuda yang mengaku muslim tapi tidak mengenal apa itu surga dan apa yang didalamnya. Gimana bisa merasa rindu kepada surga, kenal aja tidak. Makanya salah satu upaya kita untuk kembali taat dengan perintah agama adalah dengan mengenali surga itu sendiri. Jadi, buka dong mushaf Al Quranmu, jangan dijadikan pajangan saja. Buka, baca lalu amati dan pahami makna-maknanya, supaya muncul keimanan dihatimu.
Sobat muda, kita sering lihat para pemuda berantem, tawuran dan bermusuhan cuma gara-gara wanita. Itu adalah contoh kecil akan kesukaan manusia terhadap lawan jenisnya. Padahal wanita yang mereka sukai, bukanlah wanita yang super sempurna. Boleh jadi wajahnya cantik tapi akhlaknya buruk, boleh jadi pula seorang yang pandai, tapi gampang menyakiti perasaan. Pendek kata demikianlah sifat kesempurnaan yang ada pada anak-anak manusia. Sempurna sesuai keadaan mereka yang tak sempurna…
Disisi lain kita dapati pula 2 orang petani yang adu mulut karena batas tanah. Sampai timbul perkelahian dan bunuh-bunuhan. Padahal kalau dicermati luasan yang disengketakan tak seberapa, namun hal ini bisa sampai menimbulkan kedhaliman-kedhaliman antara dua orang tetangga sawah.
Andai para pemuda itu tahu keelokan wanita surga, dan andai 2 orang pak tani itu tahu luas surga yang diperuntukkan buat penghuninya, tak bakalan deh terjadi hal tersebut diatas.
Jadi seharusnya kita berusaha mengenal surga dan segala kenikmatannya, agar timbul rasa rindu untuk mendapatkannya sehingga akan memacu kita untuk rajin beramal shalih.
APA SAJAKAH PERKARA YANG MEMASUKKAN KE SURGA?
Sobat muda, kita tentu rindu dengan surga dengan berbagai kenikmatannya. Seakan tiada bosan mengangankannya dan berharap menjadi penghuninya. Tapi… angan dan harapan tersebut tak mungkin kita capai kecuali dengan usaha yang pasti. Nah apa saja sih perkara yang membantu kita untuk masuk ke negeri penuh kenikmatan tersebut?
Bertakwa kepada Allah l adalah kunci kesuksesan menuju ke surga-Nya. Dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sangat ringkas dan pendek definisi takwa ini, tapi sangat berat dan sulit dalam penerapannya. Yah, maklumlah.. namanya juga mengharap surga, ya memang harus bersusah payah dahulu. Ibnu Mas’ud ketika menafsirkan ayat “bertakwalah pada Allah dengan sebenar-benarnya takwa”[Q.S. Ali Imran :102], beliau berkata,
أنْ يُطاع فلا يُعصى ، ويُذكر فلا ينسى ، وأن يُشكر فلا يُكفر
“Allah itu ditaati, tidak dimaksiati, dan terus diingat tidak dilupakan, dan disyukuri (nikmat-Nya) tidak diingkari.” [H.R. Al Hakim secara marfu’, namun mauquf lebih shahih].
Yang dimaksud bersyukur pada Allah adalah dengan melakukan ketaatan pada-Nya. Adapun maksud mengingat Allah dan tidak melupakan-Nya adalah selalu mengingat Allah dengan hati pada setiap gerakan dan diamnya, begitu saat berucap. Semuanya dilakukan hanya untuk meraih pahala dari Allah. Begitu pula larangan-Nya pun dijauhi. [Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 397-402]
Sobat muda, sebenarnya akhlak yang baik adalah bagian dari ketakwaan itu sendiri. Namun, ia dikhususkan dalam hal ini dikarenakan akhlak yang mulia merupakan tanda kesempurnaan iman dan takwanya. Jadi seorang yang bertaqwa pastinya berakhlak mulia. Nah, seperti apa sih akhlak yang baik itu?dicontohkan oleh para salaf kita tentang contoh akhlak yang baik .
Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Akhlak yang baik adalah sikap mulia, dermawan, dan bisa menahan amarah.”
Asy Sya’bi berkata bahwa akhlak yang baik adalah “Bersikap dermawan, suka memberi, dan bermuka manis.”.
Ibnul Mubarok mengatakan bahwa akhlak yang baik adalah “Bermuka manis, gemar melakukan kebaikan dan menahan diri dari menyakiti orang lain.”
Imam Ahmad berkata “Akhlak yang baik adalah jangan engkau marah dan cepat naik darah.” Beliau juga berkata, “Berakhlak yang baik adalah bisa menahan amarah dari sikap manusia.”
[Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 457-458].
Ini adalah definisi-definisi akhlak yang baik. Tentu akhlak yang baik tidaklah terbatas dengan apa yang mereka sebutkan, tetapi akhlak yang baik cakupannya luas. Nah dua poin ini adalah perkara yang banyak memasukkan pemiliknya kedalam jannah sesuai dengan sabda Rasulullah saw saat beliau ditanya tentang perkara apa sajakah yang banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab:
تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik”[H.R. At Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246 dari shahabat Abu Hurairah z]
Nah sobat muda, kapan lagi kita berusaha untuk mendapatkannya. Mumpung masih dikasih kesempatan ayo kita ambil bagian membeli surga Allah dengan amal keshalihan.