??? HADITS KEDUA BAGIAN I
الحديث الثاني: عَنْ أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسولُ الله ﷺ: «لا يَقْبَلُ الله صَلاةَ أحَدِكُمْ إذَا أحْدَثَ حَتَّى يَتَوضأ». [رواه البخاري (١٣٥)].
Hadits Kedua
? Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah tidak akan menerima shalat salah seorang di antara kalian apabila ia berhadats sampai ia berwudhu.” (HR. Bukhari: 135)
قوله في حديث أبي هريرة: «لا يقبل الله صلاة أحدكم إذا أحدث حتى يتوضأ». هذا نصٌّ صريحٌ في اشتراط الوضوء للصلاة، كما دلّ على ذلك القرآن، ولهذا أجمعت الأمة – ولله الحمد – على بطلان صلاة من صلى محدثًا.
? Sabda Rasulullah ﷺ dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Allah tidak akan menerima sholat salah seorang di antara kalian apabila ia berhadats sampai ia berwudhu.”
? Ini adalah dalil yang jelas yang menunjukkan bahwasanya wudhu adalah syarat sahnya sholat, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Al Qur’an.
? Oleh karena itu, umat Islam telah bersepakat -alhamdulillah- atas batalnya shalat apabila orang yang shalat tersebut berhadats.
والحدث: هو الخارج من السبيلين، ويلحق به كل ناقض للوضوء، وذلك كمس الذكر بالكف، وحدّه الكوع، ومسّ المرأة بشهوة مطلقًا بيده أو غيرها، وغير ذلك من نواقض الوضوء.
? Hadats ialah segala sesuatu yang keluar dari dua jalan, (yaitu dari qubul/depan seperti kencing dan dari dubur/belakang seperti kentut, pent).
? Juga, termasuk ke dalam kategori hadats ialah segala sesuatu yang membatalkan wudhu, seperti: menyentuh kemaluan dengan telapak tangan yang batasnya adalah tulang yang menonjol di pergelangan tangan, dan menyentuh perempuan disertai dengan syahwat secara mutlak, baik dengan tangannya atau yang lainnya dan selain itu dari pembatal-pembatal wudhu.*
واستدل بعضهم بهذا الحديث وحديث: «الطواف بالبيت صلاة…» إلخ على اشتراط الطهارة للطواف، ولكن الاستدلال موقوفٌ على صحة حديث: «الطواف بالبيت صلاة…» مع أن الأشياء التي يخالف فيها الصلاة أكثر من التي يوافقها فيها، ولكن كان النبي ﷺ وأصحابه ومن بعدهم إذا فرغوا من الطواف بادروا إلى صلاة الركعتين بعده، ولم ينقل عن أحد منهم أنه ذهب فتوضأ بعد الطواف لصلاة الركعتين، فعلم يقينًا أنهم لم يكونوا يطوفون إلا متطهرين.
? Sebagian para ulama berdalil dengan hadits ini dan hadits, “Tawaf di Ka’bah adalah shalat.” sampai akhir hadits, untuk menyatakan bahwasanya thaharah adalah syarat sahnya tawaf.
? Hanya saja, pendalilan ini bergantung pada kesahihan hadits, “Tawaf di Ka’bah adalah shalat.” Dan juga perkara yang berbeda, antara tawaf dengan shalat, lebih banyak daripada persamaan keduanya.
? Namun, Nabi ﷺ dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum serta kaum muslimin yang datang setelah mereka apabila mereka selesai dari tawaf, maka mereka bersegera untuk melaksanakan shalat dua rakaat.
✅ Tidak pernah diriwayatkan dari salah seorang mereka bahwasanya ia pergi berwudhu setelah tawaf untuk melaksanakan shalat dua rakaat.
? Maka, diketahui dengan pasti bahwasanya mereka tawaf dalam keadaan suci.
==========
* Seperti makan daging unta, tidur dan yang lainnya dari pembatal-pembatal wudhu.
? WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
? Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com
? Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiah