Oleh: Al Ustadz Muhammad bin Umar As Sewed Hafizhahullah
بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله. أما بعد،
Alhamdulillah, akhirnya datang juga waktu liburan. Waktu yg sangat ditunggu-tunggu oleh para santri dan santriwati. Waktu perjumpaan dan temu kangen dengan keluarga dan kerabat. Terutama orang tua.
Hari-hari gembira menjelang hari Raya.
Kami para guru, pengajar dan pengurus ikut gembira melihat wajah yang berbinar-binar ceria. Semoga Allah selalu memberikan kepada kita kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Namun di sisi lain, kami gelisah;”adakah anak-anak kami dapat menjaga ilmu yg telah dipelajarinya?”. Karena ilmu yang dipelajari di pondok-pondok adalah ilmu agama, bukan ilmu dunia; yang kadang diperlukan dan terkadang tidak.
Ilmu agama ini adalah ilmu kehidupan dan kematian. Kapan pun selama kita hidup dan kapan pun ketika kita mati, kita harus terbimbing dengan ilmu syariat ini. Ilmu yang berkait dengan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Wajar kalau para santri merasa bebas ketika liburan. Ada perasaan seakan ‘kita terlepas dari tali kekang’. Hal ini karena dari satu sisi memang tidak lagi ada aturan pondok yang kadang melelahkan.
Namun, perlu diketahui bahwa aturan di semua pondok-pondok pesantren terdiri dari dua jenis; ‘qowaniin wadh’iyyah’ dan ‘qowaniin syar’iyyah’.
Qowaniin wadh’iyyah adalah aturan teknis dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM); tata tertib ketika mereka berada di pondok; Jam belajar, jam istirahat, jam tidur, dll. Tentunya ketika kalian pulang, kalian lepas, tapi bukan bebas; namun berpindah kepada kebijakan orang tua kalian.
Tetapi jangan lupa, sekian banyak aturan pondok adalah qowaniin syar’iyyah, yang tentunya tidak akan berubah di mana pun ananda berada.
Kewajiban-kewajiban sholat lima waktu (berjamaah di masjid bagi laki-laki). Hijab bagi para wanita. Membaca Al Quran. Akhlak yang baik. Sikap berbagi, kesopanan dst. Semua itu tidak berubah di mana pun ananda berada.
Dilarangnya kemaksiatan-kemaksiatan, akhlak yang buruk, kedzaliman, dst; semua itu tetap dilarang walapun ananda sudah berada di rumah, atau di mana pun.
Maka pesan kami kepada anak-anakku sekalian,
Pertama : bergembiralah di atas ketaatan kepada Allah . Karena dengan menjalankan Syariat Allah kita akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki sekaligus kekal abadi, karena akan berlanjut di akhirat nanti.
Adapun dengan kemaksiatan dan pelanggaran syari’at, engkau hanya mendapatkan kesenangan sesaat; kesenangan semu; yang kemudian sirna menjadi penyesalan yang tidak dapat diperbaiki.
Kedua : Jangan melupakan pelajaran yang didapat, walaupun mungkin porsinya disesuaikan. Hendaklah ada waktu khusus untuk murajaah dan mengulang hafalan ayat dan hadits.
Karena menghafal itu susah; dan menjaganya lebih susah lagi. Sangat disayangkan jika ilmu yang telah dihafal dibiarkan begitu saja pergi dengan sia-sia.
Termasuk menjaga ilmu adalah dengan mengamalkannya. Setiap kita mengamalkan sebuah ilmu mesti kita akan mengingatnya kembali.
Ketiga: Hendaklah kita tidak membuang-buang waktu dengan kesia-siaan . Di antara ciri orang yang beriman adalah meninggalkan kesia-siaan.
Isilah waktu kalian dengan kegiatan yang bermanfaat; Membantu orang tua, membersihkan rumah, berkebun, mengurus ternak, membaca buku buku yang bermanfaat, seperti Siroh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, sejarah para sahabat, sejarah para Nabi dan sejenisnya. Karena sesungguhnya ‘istirahat itu adalah berganti pekerjaan’.
Keempat: berhati-hatilah dari ‘layar-layar fitnah’ . Layar Televisi, layar komputer, layar HP dan lain lain. Khususnya yang sifatnya online dengan intenet. Karena di dalamnya terdapat seluruh kemaksiatan, mulai dari kekafiran dan kesesatan, kemaksiatan online, judi online, sampai konten-konten mesum… ada di dalamnya.
Memang padanya ada aplikasi-aplikasi yang bermanfaat, tetapi fitnahnya sangat besar. Jangan kalian memasukinya kecuali dengan bimbingan orang tua!
Kelima: berhati-hatilah dalam pertemanan . Bertemanlah dengan teman-teman yang baik. Dan menjauhlah dari teman-teman yang jelek.
Pertemanan sangat besar pengaruhnya terhadap agama seseorang. Karena sebagaimana diriwayatkan:
المرء على دين خليله
“Seseorang akan mengikuti agama teman dekatnya”.
Demikianlah. Semoga Allah memberikan kepada kita dan kalian taufiq dan istiqamah di atas Tauhid dan Sunnah. Semoga Allah menjaga ilmu dan amal kita, hingga kita bertemu Allah dengan keridhoan-Nya. Aamiien.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم.