Fatwa-fatwa Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullahu ta’ala
Pertanyaan :
Allah subhanahu wata’ala berfirman mengajak bicara orang-orang kafir dan mereka di neraka,
وَقِيلَ ٱلْيَوْمَ نَنسَىٰكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا
Dan dikatakan (kepada mereka): ” Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini.” (Surat Al-Jatsiyah : 34)
Dan Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam ayat lain :
قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى فِى كِتَٰبٍ لَّا يَضِلُّ رَبِّى وَلَا يَنسَى
Musa menjawab: “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa.” (Surat Thaha : 52)
Bagaimana cara menggabungkan dua ayat ini ?
Jawaban :
“Makna lupa yang disebabkan dalam dua ayat ini berbeda. Lupa yang Allah tiadakan dari dirinya adalah lupa yang bermakna lalai dan kebingungan , Allah subhanahu wata’ala tersucikan dari itu, karena itu adalah sifat kekurangan dan kelemahan.
Adapun lupa yang Allah tetapkan bagi Allah pada firman Nya :
نَسُوا۟ ٱللَّهَ فَنَسِيَهُمْ
“Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.” (Surat At-taubah : 67)
maknanya adalah meninggalkan mereka dalam kesesatan dan berpalingnya Allah subhanahu wata’ala dari mereka, dan *itu termasuk bentuk membalas, karena mereka tatkala meninggalkan perintah-perintah Nya dan berpaling dari agama-Nya , Allah juga akan meninggalkan dan berpaling dari mereka, dan kalimat lupa adalah lafadz yang berserikat ditafsirkan sesuai keadaannya dan menurut bahasa, dan ini seperti makar Allah subhanahu wata’ala terhadap orang-orang yang berbuat makar, cercaan Allah terhadap orang-orang yang mencerca dan hinaan Allah terhadap orang-orang yang menghina, ini semua adalah untuk membalas dan ini adalah keadilan dan kesempurnaan Allah subhanahu wata’ala.”
Sumber: (Al-Muntaqa min Fatawa Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullahu ta’ala pertanyaan ke 238)
السؤال :
قال سبحانه مخاطبًا الكفار وهم في النار: {الْيَوْمَ نَنسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا} [سورة الجاثية: آية 34]، وقال سبحانه في آية أخرى: {فِي كِتَابٍ لا يَضِلُّ رَبِّي وَلا يَنسَى} [سورة طه: آية 52]، فكيف نجمع بين الآيتين؟
الجواب :
معنى النسيان المذكور في الآيتين مختلف، فالنسيان الذي نفاه الله عن نفسه هو النسيان الذي هو بمعنى الغفلة والذهول، والله سبحانه منزه عن ذلك، لأنه نقص وعيب.
أما النسيان المثبت لله في قوله تعالى: {نَسُواْ اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ} [سورة التوبة: آية 67]، فمعناه: تركهم في الضلال وإعراضه سبحانه عنهم، وذلك من باب المقابلة والمجازاة، فإنهم لما تركوا أوامره وأعرضوا عن دينه تركهم الله وأعرض عنهم، وكلمة النسيان لفظ مشترك يفسر في كل مقام بحسبه وعلى مقتضاه اللغوي، وهذا مثل مكره سبحانه بالماكرين، وسخريته من الساخرين، واستهزائه بالمستهزئين كله من باب المجازاة والمقابلة وهو عدل وكمال منه سبحانه.
[#المنتقى من فتاوى الشيخ #الفوزان] السؤال :238 ـ
WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com
Menyajikan artikel Faidah ilmiah