✔ Seorang yang berilmu akan bertawakal kepada Allah, karena dia kenal Allah -Subhanahu wa Ta’ala- dengan nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya. Sehingga mereka berhati tenang dan penuh tawakal kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala-. Mereka tidak takut ancaman para pengancam sebesar apapun, mereka akan tegar istiqomah diatas Tauhid dan Sunnah.
? Sebagaimana firman Allah -Ta’ala-:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Yaitu) orang-orang (yang menta`ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (Ali ‘Imran:173)
✔ Demikian pula mereka tidak menggubris cercaan orang-orang yang mencerca karena mereka yakin dengan ilmu yang mereka ketahui dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
? Sebagaimana firman Allah -Subhanahu wa Ta’ala- :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآَئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (المائدة: 54)
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. ( Al-Maaidah:54)
❌ Adapun orang-orang yang bodoh tidak berilmu, mereka selalu dalam keraguan. Semua yang mereka ketahui hanyalah “katanya” dan “katanya”, bukan satu kepastian dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahihah. Sehingga ujian terendah sekalipun sudah membuat mereka goyah. Cercaan dan makian, cukup membuat mereka gelisah, lebih-lebih lagi ancaman, niscaya mereka akan segera meninggalkan agamanya atau paling sedikit meninggalkan sunnah-sunnah dalam ibadahnya.
⁉ Maka apakah sama orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu?
? Risalah Dakwah Manhaj Salaf Edisi 33/th.IV 2130 Djulhijjqo’dah 1429 H/28 November 2008 M