Kebodohan Ingkarus Sunnah II (Al-Hadits tafsir dari Al-Qur’an)
Penulis : Ustadz Muhammad Umar As-Sewed
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam diutus untuk menerangkan Al Qur’an
Allah subhanahu wa Ta’ala menurunkan al-Qur-’an dengan mengutus Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam agar menerangkan pada manusia makna-makna ayat yang terkandung di dalamnya.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bukan sekedar tukang pos yang bertugas mengantarkan surat –-seperti anggapan kelompok sesat ingkarus sunnah— yang mengantarkan surat tanpa ada hubungannya dengan isi surat tersebut. Namun lebih dari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditugaskan untuk menyampaikan, menerangkan, mencontohkan dan membimbing menusia dengan Al Qur’an.Kalau mereka jujur berpegang dengan al-Qur’an, tentu mereka telah membaca ayat-ayat Allah yang memerintahkan Nabi-Nya untuk tugas-tugas tersebut, di antaranya:
Perintah penyampaian
Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ. المائدة: 67
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Rabb-mu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memeliharamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (al-Maidah: 67)
Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَا عَلَى الرَّسُولِ إِلاَّ الْبَلاَغُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ. المائدة: 99
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan. (al-Maidah: 99)
Allah berfirman:
وَإِنْ تُكَذِّبُوا فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ. العنكبوت: 18
Dan jika kalian mendustakan, maka umat yang sebelum kalian juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya. (al-Ankabut: 18)
Allah juga berfirman:
وَمَا عَلَيْنَا إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ. يس: 17
Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas. (Yaasiin: 17)
Perintah penyampaian ini tentunya adalah dengan penyampaian yang jelas. Bukan hanya menyampaikan lafadz-lafadz tanpa kejelasan makna.
Maka Allah pun menyatakan bahwa beliau di utus untuk menerangkan dan mejelaskan makna-makna al-Qur’an sebagai berikut:
Perintah untuk menerangkan
Allah berfirman:
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ. النحل: 44
Dengan keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (an-Nahl: 44)
Allah berfirman:
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلاَّ لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ. النحل: 64
Dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (an-Nahl: 64)
Allah juga berfirman:
يَاأَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ. المائدة: 15
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kalian Rasul Kami, menjelaskan kepada kalian banyak dari isi al-Kitab yang kalian sembunyikan, dan ba-nyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah, dan kitab yang terang. (al-Maidah: 15)
Allah juga berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. ابراهيم: 4
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Rabb Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Ibrahim: 4)
Perintah untuk memberikan contoh teladan
Di samping itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi easallam pun diutus oleh Allah untuk memberikan contoh dalam penerapan al-Qur-’an. Maka jadilah beliau sebagai orang pertama yang menerapkan al-Qu’an secara utuh. Kemudian Allah memerintahkan kepada manusia.manusia untuk mengikutinya dan meneladaninya.
Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا. الأحزاب: 21
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab: 21)
Perintah untuk mengikuti teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Setelah Allah mengutus RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memberikan contoh teladan dalam pengamalan al-Qur’an, maka Allah pun memerintahkan kita untuk mengikutinya sebagaimana dalam ayat-ayat berikut: .
Allah berfirman:
وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَاقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (20) اتَّبِعُوا مَنْ لاَ يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ. يس: 20-21
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu, ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Yaasiin: 20-21)
Dan Allah berfirman
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ. ال عمران: 31
Katakanlah(wahai Nabi): “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Ali Imran: 31)
Allah juga berfirman:
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ. الأعراف: 158
Katakanlah(wahai Nabi): “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Rabb (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kalian mendapat petunjuk.(al-A’raaf 158)
Maka Allah subhanahu wa Ta’ala pun menguji kaum muslimin dengan perintah-perintahNya untuk membuktikan siapa yang mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sungguh-sungguh dan siapa yang sombong dan menolak untuk mengikutinya.
Allah berfirman:
… جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ… البقرة: 143
… Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot…(al-Baqarah: 143)
Kemudian Allah menggambarkan bagaimana orang-orang beriman mendudukkan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai ikutan dan teladan dengan firman-Nya:
رَبَّنَا ءَامَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ. ال عمران: 53
Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah). (Ali Imran: 53)
Sebaliknya orang-orang kafir merasa enggan untuk mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Allah berfirman tentang mereka sebagai berikut:
فَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَفِي ضَلاَلٍ وَسُعُرٍ. القمر: 24
Maka mereka berkata: “Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita? Sungguh kalau begitu kita benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila” (al-Qamar: 20)
Al-Qur’an tidak dapat dipisahkan dari hadits
Maka jelaslah bahwa al-Qur’an tidak akan dapat dipisahkan dari Hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi easallam. kita harus memahaminya seperti yang dipahami oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menerapkannya seperti penerapan beliau.
Dengan demikian kita harus mengetahui ucapan Rasul tentang al-Qur’an dan harus tahu pula perbuatan-perbuatan beliau dalam menerapkan al-Qur’an.
Inilah rahasianya mengapa Allah sering menyebut al-Qur’an dalam ayat-ayat Nya beriringan dengan al-Hikmah.
Seperti ucapan Allah:
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولاً مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ ءَايَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ. البقرة: 151
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepada kalian) Kami telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian dan mensucikanmu- dan mengajarkan kepada-mu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.(Q.S. Al Baqarah 151)
Allah berfirman:
وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ. البقرة: 231
…Dan ingatlah nikmat Allah pada kalian, dan apa yang telah diturunkan Allah kepada kalian yaitu al-Kitab (al- Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah). Allah memberi pengajaran kepada kalian dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu…(al- Baqarah: 231)
Al-kitab sangat jelas maksudnya ya-itu al-Qur’an, kalau begitu apakah gerangan al-Hikmah yang mengiringinya? Sungguh, tidak ada ucapan siapapun yang pantas disebut bersama al-Qur’an kecuali ucapan Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Apakah mereka akan menafsirkan al-Hikmah dengan al-Qur’an pula, sehingga ayat itu berbunyi: “mengajarkan al-Qur’an dan al-Qur’an?”
Atau mereka akan menafsirkan al- Hikmah adalah ucapan Isa Bugis atau ucapan guru-guru dan tokoh-tokoh mereka sendiri?
Sungguh sangat picik sekali, kalau mereka sampai meninggalkan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian menggantinya dengan ucapan manusia biasa yang bodoh dan baru belajar bahasa arab kemarin sore?
Wallahu a’lam
Sumber : Risalah Dakwah Manhaj Salaf Edisi: 139/Th. III 8 Jumadil ula 142 H/25 Mei 2007 M
Risalah Dakwah MANHAJ SALAF, Insya Allah terbit setiap hari Jum’at. Ongkos cetak dll Rp. 200,-/exp. tambah ongkos kirim. Pesanan min 50 exp. bayar 4 edisi di muka. Diterbitkan oleh Yayasan Dhiya’us Sunnah, Jl. Dukuh Semar Gg. Putat RT 06 RW 03, Cirebon. telp. (0231) 222185. Penanggung Jawab & Pimpinan Redaksi: Ustadz Muhammad Umar As-Sewed; Sekretaris: Ahmad Fauzan/Abu Urwah, HP 081564634143; Sirkulasi/pemasaran: Abu Abdirrahman Arief Subekti..