✍️ Al-Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata:
والعاقل لا يبتدىء الكلام إلا أن يسأل ولا يكثر التماري إلا عند القبول ولا يسرع الجواب إلا عند التثبت
✅ Seorang yang berakal:
? tidaklah memulai pembicaraan, kecuali bila ditanya,
? tidak banyak berdebat, kecuali bila yakin ucapannya akan diterima, dan
? tidak terburu-buru menjawab, kecuali setelah dipastikan kebenarannya.
والعاقل لا يستحقر أحدا لأن من استحقر السلطان أفسد دنياه ومن استحقر الأتقياء أهلك دينه ومن استحقر الإخوان أفنى مروءته ومن استحقر العام أذهب صيانته
✅ Seorang yang berakal tidak akan meremehkan siapapun, karena:
? barangsiapa yang meremehkan penguasa, maka dia telah merusak dunianya,
? barangsiapa yang meremehkan orang-orang yang bertakwa, maka dia telah menghancurkan agamanya,
? barangsiapa yang meremehkan saudara-saudaranya, maka ia telah menghilangkan kehormatan dirinya, dan
? barangsiapa yang meremehkan masyarakat umum, maka ia telah menghilangkan penjagaan dirinya.
والعاقل لا يخفى عَلَيْهِ عيب نفسه لأن من خفي عَلَيْهِ عيب نفسه خفيت عَلَيْهِ محاسن غيره وإن من أشد العقوبة للمرء أن يخفى عَلَيْهِ عيبه لأنه ليس بمقلع عَن عيبه من لم يعرفه وليس بنائل محاسن الناس من لم يعرفها وما أنفع التجارب للمبتدئ.
✅ Seorang yang berakal, aibnya sendiri tidak akan tersamarkan darinya. Karena sesungguhnya siapa saja yang tersamarkan aibnya dari dirinya, maka akan tersamarkan pula darinya kebaikan-kebaikan orang lain.
Sungguh termasuk hukuman yang paling keras bagi seseorang adalah ketika aibnya tersamarkan dari dirinya sendiri. Karena orang yang tidak mengetahui aibnya, ia tidak bisa menghilangkan aib tersebut. Begitu pula, orang yang tidak mengetahui kebaikan manusia, ia tidak bisa mendapatkan kebaikan tersebut.
Alangkah bermanfaatnya pengalaman hidup bagi seorang pemula!
? Raudhatul ‘Uqala’ (21 – 22)
? WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
? Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com
? Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiah