Fatwa Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah
“Tidak mengapa untuk berdiri ketika kencing, terlebih ketika ada hajat; hal itu boleh apabila tempatnya tertutup, tidak ada seorang pun yang melihat aurat orang yang sedang kencing, dan dia tidak terkena percikan air kencingnya; hal itu sebagaimana riwayat dari “Hudzaifah” radhiyallahu’anhu, bahwa, “Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah pergi tempat sampah suatu kaum, lalu kencing sambil berdiri.”
Namun, yang utama ialah kencing sambil jongkok/duduk, karena itu yang sering Nabi lakukan, juga karena kencing sambil jongkok lebih menutup aurat, dan lebih jauh dari terkena percikan dari air kencingnya.”
Sumber: Majmu’ul Fatawa (10/35).
ﺣﻜﻢ ﺑﻮﻝ اﻹﻧﺴﺎﻥ ﻭاﻗﻔﺎً
من فتاوى الشيخ ابن باز
السؤال:
ﻫﻞ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﺒﻮﻝ اﻹﻧﺴﺎﻥ ﻭاﻗﻔﺎً؟
الجواب :
ﻻ ﺣﺮﺝ ﻓﻲ اﻟﺒﻮﻝ ﻗﺎﺋﻤﺎً ، ﻭﻻ ﺳﻴﻤﺎ ﻋﻨﺪ اﻟﺤﺎﺟﺔ ﺇﻟﻴﻪ؛ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ اﻟﻤﻜﺎﻥ ﻣﺴﺘﻮﺭاً ﻻ ﻳﺮﻯ ﻓﻴﻪ ﺃﺣﺪ ﻋﻮﺭﺓ اﻟﺒﺎﺋﻞ ، ﻭﻻ ﻳﻨﺎﻟﻪ ﺷﻲء ﻣﻦ ﺭﺷﺎﺵ اﻟﺒﻮﻝ؛ ﻟﻤﺎ ﺛﺒﺖ ﻋﻦ ﺣﺬﻳﻔﺔ – ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ -: *«ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺃﺗﻰ ﺳﺒﺎﻃﺔ ﻗﻮﻡ ﻓﺒﺎﻝ ﻗﺎﺋﻤﺎً
.
ﻭﻟﻜﻦ اﻷﻓﻀﻞ : اﻟﺒﻮﻝ ﻋﻦ ﺟﻠﻮﺱ؛ ﻷﻥ ﻫﺬا ﻫﻮ اﻟﻐﺎﻟﺐ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ اﻟﻨﺒﻲ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ -، ﻭﻷﻧﻪ ﺃﺳﺘﺮ ﻟﻠﻌﻮﺭﺓ، ﻭﺃﺑﻌﺪ ﻋﻦ اﻹﺻﺎﺑﺔ ﺑﺸﻲء ﻣﻦ ﺭﺷﺎﺵ اﻟﺒﻮﻝ .
مجموع الفتاوى (٣٥/١٠).
WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com
Menyajikan artikel Faidah ilmiah