Salafy Cirebon
Salafy Cirebon oleh Abu Reyhan

hukum belajar ilmu sihir

setahun yang lalu
baca 3 menit
Hukum Belajar Ilmu Sihir

Fatwa Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafidzahullahu ta’ala

Pertanyaan :

Apa tafsir firman Allah ta’ala :

وَٱتَّبَعُوا۟ مَا تَتْلُوا۟ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَٰنَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَٰن …إلى أخره

Jawaban :

“Tafsir ayat yang mulia ini adalah bahwasanya orang-orang Yahudi tatkala mereka meninggalkan kitab Taurat yang ada padanya penetapan kenabian Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, justru mereka malah ganti berpegang kepada kitab-kitab sihir yang dibuat para setan pada zaman Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alaihimas salaam, dan orang-orang Yahudi menisbatkannya kepada Nabi Sulaiman secara dusta dan mengada-ada, padahal Nabi Sulaiman benar-benar berlepas diri darinya, karena sesungguhnya sihir adalah kekufuran dan kesesatan, sedangkan nabi Sulaiman termasuk salah seorang dari nabi-nabi Allah, tidak mungkin melakukan yang ada padanya berupa kekufuran dan kesesatan, tetapi ini semata-mata adalah amalan setan-setan dan orang-orang kafir dari Bani Adam. Mereka menginginkan dengannya kerusakan dan memisahkan antara pasangan suami istri, mencerai-beraikan keluarga dan melemparkan permusuhan antara manusia.

Adapun dua malaikat yang mengajarkan ilmu sihir di daerah Babilonia Iraq, sesungguhnya mereka melakukannya untuk tujuan menguji dan memberikan cobaan bagi manusia bukan persetujuan perbuatan sihir, ditambah lagi dengan nasihat dari kedua malaikat tersebut (dalam ayat ini,ed).

Kemudian orang-orang yang mempelajari sihir dari keduanya mereka menggunakan sihir tersebut untuk menyakiti manusia , maka mereka telah melakukan dua pelanggaran:

  1. mempelajari sihir , dan mempelajari sihir adalah kekufuran, tidak boleh.
  2. menggunakannya untuk menyakiti manusia.

Kemudian, Allah subhanahu wata’ala mengabarkan bahwa segala perkara di tangan-Nya subhanahu wata’ala sesungguhnya tidaklah terjadi manfaat dan mudharat kecuali dengan izin-Nya secara taqdir. Maka bagi seseorang yang beriman untuk bertawakal kepada Allah, bersandar kepada-Nya dalam menolak kejelekan para penyihir dan orang-orang yang berbuat kerusakan.

Kemudian, Allah subhanahu wata’ala mengabarkan bahwasanya orang-orang Yahudi mereka mengetahui bahwasanya mempelajari sihir adalah kekufuran yang menyebabkan terhalang dari masuk surga di akhirat kelak , bersamaan dengan itu mereka tetap melakukannya karena kekufuran dan penentangan “.

(Sumber: Al-Muntaqa min Fatawa Syaikh Shalih Al-Fauzan pertanyaan ke-75)


السؤال : ما تفسير قوله تعالى‏:‏ ‏{‏وَاتَّبَعُواْ مَا تَتْلُواْ الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ إلى آخره}‏ ‏[‏البقرة‏:‏ 102‏.‌‏]‌‏.‏ الجواب : تفسير الآية الكريمة أن اليهود لما نبذوا التّوراة التي فيها إثبات نبوَّة محمد صلى الله عليه وسلم؛ اعتاضوا عنها بكتب السِّحر الذي كانت الشياطين تعمله على عهد سليمان بن داود عليهما السلام، وتنسبُهُ إلى سليمان كذبًا وافتراء، مع أن سليمان عليه السلام بريءٌ منه كلَّ البراءة؛ لأنّ السحر كفر وضلال، وسليمان نبيٌّ من أنبياء الله، لا يتعاطى ما فيه كفر وضلال، وإنما هذا عمل الشياطين والكفرة من بني آدم، يقصدون به الإفساد والتَّفريق بين الزَّوجين وتشتيت الأسر وإلقاء العداوة بين الناس‏.‏ وأنَّ الملكين اللذين يعلِّمان السِّحر في أرض بابل من العراق إنما يفعلان ذلك من باب الابتلاء والامتحان للناس، مع أنَّهما ينصحان من أراد أن يتعلَّم منهما بترك التعلُّم؛ لأنه كفر، وأنهما إنما يعلّمانه للابتلاء والامتحان به، لا إقرارًا له، ثم مع هذه النَّصيحة من الملكين؛ فإن الذين يتعلمون السحر منهما يستعملون السحر بما يضرُّ الناس، فارتكبوا مخالفتين‏:‏ أولاً‏:‏ تعلُّمَه وهو كفر لا يجوز‏.‏ وثانيًا‏:‏ استعماله للإضرار بالناس‏.‏ ثم أخبر سبحانه أن الأمر بيده سبحانه، وأنه لا يكون نفع ولا ضرر إلا بإذنه القدريَّة؛ فعلى المؤمن أن يتوكَّل على الله، ويعتمد عليه في دفع شرِّ السَّحرة والمفسدين‏.‏ ثم أخبر سبحانه أن اليهود يعلمون أنَّ تعلُّمَ السحر كفرٌ يوجب الحرمان من الجنة في الآخرة، ومع هذا أقدموا عليه كفرًا وعِنادًا‏.

[#المنتقى من فتاوى الشيخ #الفوزان] السؤال 75

 


WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com

Beranda

Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiah

Oleh:
Abu Reyhan