Pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau telah memperingatkan umatnya akan fitnah harta yang akan menimpa mereka di masa depan. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya orang yang tidak lagi peduli darimana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau haram. Salah satu bentuk usaha yang haram yang sering dilakukan adalah makan riba atau praktek riba.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Akan datang suatu zaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang apa yang ia ambil darinya, apakah dari halal atau dari haram.” [Shahih al-Bukhari: 1918]
Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah menyebutkan bahwa makan riba dan praktek riba termasuk dosa besar yang paling besar. Tidaklah riba dan zina nampak dalam sebuah kaum kecuali akan muncul ditengah-tengah mereka kemiskinan, penyakit yang sulit disembuhkan dan kezaliman penguasa. Riba akan menghancurkan harta dan menghilangkan keberkahan.
Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah berkata,
“Sesungguhnya makan riba dan praktek riba termasuk dari dosa besar yang paling besar. Tidaklah riba dan zina nampak dalam sebuah kaum kecuali akan muncul ditengah-tengah mereka kemiskinan, penyakit yang sulit disembuhkan dan kezaliman penguasa. Riba akan menghancurkan harta dan menghilangkan keberkahan.” [Al-Mulakhas al-Fikhi 240]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, juru tulis transaksi riba, dan dua orang saksinya. Kedudukan mereka semua sama.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menerima riba, orang yang membayarnya, dan orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama.” (HR. Muslim, no. 1598).
Bahkan Allah ‘Azza wa Jalla sendiri mengancam orang-orang yang menyalahi perintah-Nya dengan cobaan atau azab yang pedih. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An Nuur: 63)
Dalam hal ini, sangat penting bagi kita untuk selalu bertindak dengan kehati-hatian dalam mencari nafkah dan menghindari praktek riba. Mari renungkan dampak buruk riba dalam kehidupan kita di dunia dan di akhirat. Janganlah kita tergoda dengan keuntungan sementara dan lupa bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Mari jauhi riba dan selalu berusaha untuk mencari nafkah dengan cara yang halal dan berkah.