Fitnah wanita merupakan salah satu ujian yang ada dalam kehidupan dunia. Sebagai individu yang beriman, kita dituntut untuk senantiasa waspada dan menjaga kehormatan diri dari godaan yang datang dari berbagai arah.
Kisah yang diriwayatkan oleh Hakkam bin Salam rahimahullah, tentang pertemuan antara Sufyan Ats Tsauri rahimahullah dengan seorang wanita, memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kewaspadaan terhadap fitnah wanita.
Hakkam bin Salam rahimahullah berkisah,
“Suatu ketika aku di sisi Sufyan Ats Tsauri rahimahullah, tiba-tiba datang seorang wanita seraya mengatakan, ‘Sesungguhnya aku ingin bertanya kepadamu tentang suatu perkara’ Beliau pun menjawab, ‘Tetaplah berada di pintu kemudian bicaralah denganku dari balik pintu!” Dzammul Hawa 166
Kisah tersebut menggambarkan bahwa seorang ulama besar sekalipun, seperti Sufyan Ats Tsauri rahimahullah tidak lengah dalam menjaga dirinya dari godaan fitnah. Padahal beliau tentu seorang ulama yang berilmu dan bertakwa.
Bahkan beliau meminta wanita tersebut untuk berbicara dari balik pintu, menunjukkan kesadaran dan kewaspadaan yang tinggi dalam menghadapi situasi yang berpotensi memunculkan fitnah.
Fitnah wanita dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik melalui perkataan, perbuatan, maupun perilaku yang menarik perhatian. Oleh karena itu, sebagai individu yang beriman, kita perlu memahami beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjebak dalam fitnah tersebut.
Memahami batasan-batasan dalam interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya merupakan hal yang penting. Hindari interaksi yang bersifat intim atau yang dapat menimbulkan munculnya syahwat.
Menutup aurat tubuh adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Dengan menjaga aurat, kita dapat mengurangi peluang terjadinya godaan dan fitnah.
Menghindari perbincangan yang tidak bermanfaat atau yang dapat menimbulkan fitnah merupakan langkah penting dalam menjaga kehormatan diri. Demikian halnya dengan menjaga pandangan mata terhadap lawan jenis yang bukan mahramnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (QS. An-Nur : 30)
Kita harus selalu bertawakal kepada Allah ﷻ dalam menghadapi segala ujian dan godaan. Memperkuat iman dan menjaga hubungan yang baik dengan-Nya akan memberikan perlindungan dari segala bentuk fitnah. Allahu a’lam