Belajar agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Namun, tak semua tempat belajar agama menawarkan ilmu yang benar dan tepat. Terkadang, banyak orang yang terjebak dalam kebiasaan ngaji sana sini tanpa selektif memilih majelis ilmu. Padahal, bergabung dengan majelis yang kurang jelas keilmuannya bisa saja membuat kita tersesat dalam mencari kebenaran agama.
Seperti yang pernah diutarakan oleh al-Auza’i rahimahullah ketika ada yang mengatakan kepadanya,
“Aku bermajlis bersama dengan ahlus sunnah dan ahli bid’ah.’
Maka al-Auza’i menyatakan,
‘Orang ini mau menyamakan antara kebenaran dan kebatilan.”
[Al-Ibanah al-Kubra 2/456]
Kita harus selektif dalam memilih tempat belajar dan memastikan bahwa tempat tersebut adalah dari ahlus sunnah yang memiliki keilmuan yang benar.
Dalam Islam, belajar agama harus dilakukan dengan adab dan etika yang baik. Belajar dari orang yang memiliki ilmu yang benar dan berpegang teguh pada prinsip ahlus sunnah wal jama’ah merupakan hal yang wajib dilakukan. Karena belajar agama dari sumber yang salah bisa saja membawa kita pada kesesatan dan menyesatkan orang lain.
Oleh karena itu, kita harus memilih tempat belajar agama yang sudah terpercaya dan memiliki jaminan keilmuan yang benar. Selain itu, hindari bergabung dengan majelis yang kurang jelas keilmuannya atau bahkan terindikasi menyimpang dari ajaran Islam yang benar.
Ulama salaf pun telah mengingatkan agar tidak sembarangan mengambil ilmu agama.
Ibnu Sirin rahimahullah mengatakan
“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka hendaknya kalian melihat darimana kalian mengambil agama kalian.”