Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berusaha melakukan berbagai amalan baik untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla dan berharap mendapatkan rahmat-Nya. Namun, Mu’adz bin Jabal, seorang sahabat Nabi Muhammad ﷺ, memberikan sebuah pengajaran berharga tentang keistimewaan berdzikir dalam kitab “Az-Zuhdu karya Imam Ahmad 1/184.”
Mu’adz bin Jabal menyatakan dengan tegas,
“Tidaklah seseorang melakukan sebuah amalan yang lebih bisa menyelamatkan dari siksaan Allah daripada berdzikir kepada Allah. Orang-orang pun bertanya,
‘Wahai Abu Abdirrahman (kuniah Mu’adz) tidak pula jihad di jalan Allah ‘Azza wa Jalla?.’
Beliau menjawab,
‘Tidak pula jihad di jalan Allah ‘Azza wa Jalla’.”
Meskipun jihad di jalan Allah adalah amalan yang mulia, Mu’adz menegaskan bahwa dzikir kepada Allah memiliki keistimewaan yang lebih besar dalam melindungi kita dari siksaan-Nya.
Dzikir kepada Allah adalah selalu berusaha mengingat Allah dengan ucapan lisan dan berusaha meresapi maknanya dengan kalbu.
Melalui dzikir, kita dapat memperoleh ketenangan jiwa, ketenangan hati, dan perlindungan dari segala bentuk keburukan. Sebagaimana Allah Ta’ala tegaskan dalam firman-Nya,
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d : 28)
Pesan dari pernyataan Mu’adz bin Jabal adalah bahwa kita tidak boleh meremehkan keutamaan dzikir dalam kehidupan kita. Apalagi dzikir adalah amalan yang sangat mudah karena hanya bermodalkan lisan dan bisa dilakukan kapanpun dan dimana pun berada. Bahkan ketika beraktivitas sekalipun seseorang bisa berdzikir.
Ayo raih keutamaan besar ini dengan dzikir kepada Allah Ta’ala. Allahu a’lam