Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala sesuatu yang dapat mengurangi pahala puasa yaitu kemaksiatan dengan segala bentuknya. Jabir radhiyallahu ‘anhu mengingatkan kita,
Jika kamu berpuasa maka puasakanlah pendengaranmu, penglihatanmu, lisanmu dari dusta dan hal-hal yang diharamkan. Janganlah menyakiti pembantumu. Dan hendaknya kamu bersikap tenang pada hari puasamu. Jangan kamu samakan hari puasamu dan hari berbukamu. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 3/3]
Banyak orang berpuasa tetapi tidak menjaga anggota tubuhnya dari dosa, sehingga puasanya menjadi kurang bernilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan mungkin tidak mendapatkan pahala sama sekali.
Rasulullah ﷺ bersabda,
Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dosa, maka Allah tidak butuh dari ia meninggalkan makan dan minumnya. [HR. Al-Bukhari no. 1903]
Ini menunjukkan bahwa tujuan puasa bukan hanya soal fisik, tetapi lebih kepada upaya memperbaiki akhlak dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Puasa harus membawa perubahan dalam diri seseorang. Orang yang berpuasa seharusnya lebih sabar, lebih tenang, dan lebih berhati-hati dalam bersikap. Jangan sampai hari puasa kita sama dengan hari biasa tanpa perubahan yang berarti.
Jika kita ingin mendapatkan pahala yang sempurna, maka hendaknya kita menjaga semua anggota tubuh dari dosa. Semoga Allah Ta’ala menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita hamba yang bertakwa.
Wallahu a’lam