Shalatnya tidak sah karena wudhunya tidak sah. Dia mengusap kepalanya sebelum membasuh kedua tangannya sedangkan Allah Ta’ala berfirman
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ
“Wahai orang-orang yang beriman jika kalian hendak melakukan shalat maka basuhlah wajah dan tangan kalian sampai siku dan usaplah kepala kalian dan kaki kalian sampai mata kaki.” (QS. Al-Maidah : 6).
Nabi shallallahu alaihi wa sallam senantiasa berwudhu secara berurutan. Apabila seseorang membalik urutan wudhunya, maka dia telah melakukan suatu amalan yang tidak diperintahkan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
“Siapa saja yang melakukan suatu amalan yang bukan merupakan perintah kami, maka amalan itu tertolak.”
Apabila wudhunya tertolak, maka wudhunya tidak sah. Jika dia shalat dengan wudhu tersebut, dia shalat dengan wudhu yang tidak sah, maka shalatnya tidak akan diterima. Ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam
لا يقبل الله صلاة بغير طهور
“Allah tidak akan menerima shalat tanpa wudhu.”