Salafy Temanggung
Salafy Temanggung oleh Abu Hafshah Faozi

figur bukan barometer kebenaran

10 bulan yang lalu
baca 2 menit
Figur Bukan Barometer Kebenaran

Syaikh al-Albani rahimahullah dengan tegas menyatakan kepada umat Islam untuk mengambil pegangan dalam agama dari dua sumber utama: Kitab Rabb (Al-Qur’an) dan Sunnah nabi (Hadis). Mencari kebenaran seharusnya tidak tergantung pada pendapat atau pemikiran seseorang, melainkan pada pemahaman yang benar terhadap ajaran agama Islam.

Syaikh al-Albani rahimahullah menyatakan,

فاحرص أيُّها المُسلم أن تَعرِفَ إسلامَكَ من كتاب ربِّكَ وسنة نَبيِّك ولا تَقل قال فلان فإنَّ الحَقَّ لا يُعرَفُ بالرجال بَل اعرِف الحَقَّ تَعرِف الرجال

“Semangatlah wahai muslim untuk mengenal agama Islam dari kitab Rabbmu dan Sunnah nabimu. Jangan kamu katakan, “Kata si Fulan.” Karena kebenaran tidaklah akan diketahui dengan orang tertentu. Namun kenalilah kebenaran, niscaya kamu akan mengetahui seseorang (apakah di atas kebenaran atau kebatilan).” as-Silsilah ash-Shahihah 1/90

Dalam nasihatnya, beliau menyatakan bahwa sebagai seorang muslim, kita harus berupaya untuk memahami Islam melalui sumber-sumber yang jelas dan sahih, yaitu Al-Qur’an dan Hadis dengan pemahaman para shahabat dan ulama generasi setelahnya.

Beliau menegaskan bahwa merujuk kepada individu tertentu dan mengikuti pendapatnya bukanlah cara yang tepat untuk mencari kebenaran. Bahkan itu adalah sikap fanatik yang tercela dalam Islam.

Syaikh al-Albani rahimahullah mengingatkan bahwa kebenaran tidak dapat diukur atau diidentifikasi melalui tokoh atau figur tertentu. Sebaliknya, kebenaran sejati harus diakui dan dijalankan berdasarkan pemahaman yang benar terhadap ajaran Islam.

Pentingnya pesan ini adalah untuk mendorong umat Islam agar tidak menggantungkan keislaman mereka pada opini atau pandangan seseorang, bahkan meskipun orang tersebut dianggap sebagai tokoh otoritatif sekalipun. Imam Malik rahimahullah pernah menyatakan,

كل أحد يؤخذ من قوله ويرد إلا صاحب هذا القبر – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

“Setiap orang diambil pendapatnya atau ditolak kecuali pemilik kuburan ini (Nabi shallallahu alaihi wa sallam).”

Dengan mengambil nasehat dari Syaikh al-Albani rahimahullah, umat Islam diingatkan bahwa kebenaran hakiki dapat ditemukan melalui pemahaman yang benar terhadap ajaran Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sesuai pemahaman ulama terdahulu yang saleh dari kalangan shahabat dan setelahnya. Figur atau tokoh, sebesar apapun, bukanlah ukuran kebenaran. Allahu a’lam

Oleh:
Abu Hafshah Faozi