Salafy Temanggung
Salafy Temanggung oleh Abu Hafshah Faozi

dzikir benteng dari setan

2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Dzikir Benteng Dari Setan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan bahwa dzikir kepada Allah merupakan benteng yang melindungi manusia dari godaan dan pengaruh setan. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa setan hanya dapat dicegah memasuki hati seseorang dengan adanya dzikir kepada Allah. Namun jika hati manusia terlepas dari dzikir tersebut, maka setan akan menguasainya.

Menurut Ibnu Taimiyah, dzikir kepada Allah merupakan sarana yang efektif dalam memperkuat pertahanan hati manusia terhadap pengaruh jahat setan. Dzikir adalah upaya seseorang untuk mengingat, memuji, dan menyebut nama Allah dalam berbagai bentuk ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, berdoa, dan mengucapkan kalimat-kalimat tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan,

فإنّ الشَّيطانَ إنما يمنعه من الدُّخولِ إلى قلبِ ابنِ آدمَ ما فيه من ذكر ِاللهِ الذِّي أرسلَ به رسلَهُ فإذا خلا من ذلك تولّاه الشَّيطانُ

“Sesungguhnya tiada lain yang akan menghalangi masuknya setan ke dalam kalbu manusia adalah dzikir kepada Allah yang para rasul telah diutus dengannya. Sehingga jika kalbu kosong dari dzikir, maka setan akan menguasainya.” [Majmu’ul Fataawa 10/399]

Ibnu Taimiyah menekankan bahwa dzikir kepada Allah bukan hanya sekadar aktivitas rutin tetapi harus dilakukan dengan kesadaran penuh dan keikhlasan hati. Dalam dzikir, seseorang harus memusatkan perhatiannya sepenuhnya kepada Allah, mengingat kebesaran-Nya, memohon ampunan, dan memohon pertolongan-Nya dalam menghadapi segala godaan dan cobaan setan.

Menurut Ibnu Taimiyah, ketika hati manusia terisi dengan dzikir kepada Allah, setan tidak memiliki celah untuk masuk dan mempengaruhinya. Dzikir yang dilakukan dengan tulus dan konsisten akan membentuk benteng yang kuat, menjaga hati manusia dari godaan dan penyesatan yang ditawarkan oleh setan.

Oleh karena itu, Ibnu Taimiyah mendorong umat Islam untuk menjadikan dzikir sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dzikir bukan hanya dilakukan pada saat-saat khusus, tetapi juga harus menjadi bagian dari setiap aktivitas dan situasi. Dengan berpegang teguh pada dzikir kepada Allah, seseorang akan mendapatkan perlindungan dan bimbingan-Nya dalam menghadapi setan dan segala bentuk kejahatan.

Oleh:
Abu Hafshah Faozi