Dalam hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memberikan panduan penting mengenai prioritas hidup antara dunia dan akhirat. Beliau menyatakan,
“Barangsiapa yang mengejar dunia, maka pasti akan terganggu urusan akhiratnya. Dan barangsiapa yang mengejar akhirat, maka pasti akan terganggu urusan dunianya. Maka korbankanlah yang fana (dunia), demi meraih yang kekal (akhirat).” (bnu Abi Ashim dalam Zuhd lihat as-Silsilah ash-Shahihah 3287)
Pesan ini mengajarkan kita untuk mencari prioritas yang bijak antara dunia dan persiapan untuk akhirat. Terlalu terpaku pada kesuksesan dunia bisa membuat kita lupa akan tujuan akhirat namun tentunya kita tetap melakukan interaksi di dunia ini karena memang kita hidup di dunia.
Dunia ini sementara dan penuh godaan. Meskipun penting untuk memenuhi kebutuhan hidup, kita tidak boleh lupa bahwa kehidupan akhirat adalah abadi dan jauh lebih berharga. Oleh karena itu, kita perlu menjadikan dunia sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan abadi di akhirat.
Tentu saja, bukan berarti kita mengabaikan dunia sepenuhnya. Islam mengajarkan kita untuk menjadi hamba Allah yang bertanggung jawab di dunia ini. Kita harus bekerja, mencari nafkah untuk keluarga, dan berusaha mencapai keberuntungan dalam batas-batas yang diizinkan agama Islam.
Namun, dalam upaya kita mencapai tujuan dunia, kita tidak boleh melupakan kewajiban kita terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sesama. Akhirat tetap harus menjadi prioritas utama agar kehidupan di dunia tidak menghancurkan peluang kita untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mencela orang-orang yang lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada akhirat. Allah pun berfirman,
“Tetapi kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia.” (QS. Al-A’la : 16)
Allahu a’lam.