Dahulu Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat terkemuka Nabi Muhammad ﷺ , memulai seruan takbir dengan lafadz yang kini dikenal sebagai “Di Antara Lafadz Takbir”.
Dengan suara yang keras dan tegas, ia mengucapkan kalimat-kalimat yang memancarkan keagungan dan keperkasaan Allah ﷻ. Lafaz takbir tersebut adalah:
“Allah Maha Besar (3 kali), tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Dia. Allah Maha Besar (2 kali) dan segala puji hanya milik Allah.”
Takbir ini bukanlah sekedar lafaz yang sering kita ucapkan pada saat hari raya atau ketika menunaikan ibadah haji. Lafaz takbir ini seharusnya menjadi salah satu ucapan yang selalu diucapkan oleh setiap muslim dalam setiap kesempatan yang diberikan oleh Allah. Ucapan ini mengingatkan kita tentang kebesaran Allah ﷻ dan menunjukkan rasa kagum serta takjub kita terhadap-Nya.
Takbir ini mengajarkan kita bahwa hanya Allah-lah yang pantas untuk diibadahi dan dijadikan sumber kekuatan serta perlindungan dalam hidup kita.
Dengan mengucapkan takbir ini, kita juga mengakui bahwa segala yang ada di alam semesta ini hanyalah milik Allah ﷻ semata, dan kita sebagai hamba-Nya hanya diserahkan untuk menjalankan tugas-tugas yang telah diamanahkan oleh-Nya.
Ucapan ini juga mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur atas semua karunia yang telah diberikan oleh Allah ﷻ dalam hidup kita. Segala puji hanya milik Allah ﷻ, yang telah memberikan kita kesempatan untuk hidup dan beribadah kepada-Nya.
Dalam kesederhanaannya, lafaz takbir ini mampu menggetarkan hati dan mengingatkan kita tentang betapa kecilnya diri kita di hadapan kebesaran Allah ﷻ.
Sehingga, takbir ini harus selalu diucapkan dengan penuh kesadaran dan kesungguhan hati, bukan hanya sekedar rutinitas atau kebiasaan semata.
Mari kita tanamkan dalam hati kita lafaz takbir ini dan selalu mengucapkannya dengan sepenuh hati dan kesadaran kita sebagai hamba-Nya.
Kita yakin bahwa dengan mengingat kebesaran Allah ﷻ, kita akan selalu merasa tenang dan berserah diri kepada-Nya dalam setiap situasi yang dihadapi dalam hidup kita.