Dalam perjalanan menuntut ilmu agama, Syaikh Shalih Alus syaikh hafidzahullah menyoroti pentingnya memiliki teman yang mendukung. Dalam penjelasannya, beliau menyatakan bahwa salah satu metode yang baik adalah memilih satu teman untuk belajar, bukan memperbanyak teman.
Syaikh Shalih Alus syaikh hafidzahullah menjelaskan,
“Diantara metode yang baik dalam menuntut ilmu adalah engkau mengambil satu teman saja jangan memperbanyak teman.
Engkau mengulang pelajaran dengannya, engkau menerangkan pelajaran kepadanya dan dia menerangkan kepadamu. Engkau menjelaskan kesalahan pemahamannya dan dia pun menjelaskan pemahamanmu yang keliru. Sehingga kalian berdua bisa saling menyempurnakan satu sama lainnya.” Ath-Thoriq ilan nubugh al’ilmi 35
Mengapa demikian? Karena dengan satu teman yang berakhlak baik, kamu bisa saling mendukung dan memperdalam pemahaman ilmu agama. Kamu bisa mengulang pelajaran bersama, saling menjelaskan konsep pelajaran yang sulit, serta membantu memperbaiki kesalahan pemahaman satu sama lain.
Dengan begitu, setiap individu memiliki kesempatan untuk saling melengkapi dan memperbaiki pemahaman mereka sekaligus tolong menolong dalam kebaikan. Hal ini akan membantu pertumbuhan ilmu yang lebih baik dan lebih dalam.
Sehingga dalam meniti jalan menuntut ilmu agama, carilah teman yang bisa menjadi mitra belajarmu. Dukungan dan kolaborasi antara teman belajar bisa membantu kamu mencapai pemahaman yang lebih baik dan lebih menyeluruh dalam agama yang kau pelajari.
Sebaliknya kamu harus selektif dalam mencari teman terlebih lagi ketika menuntut ilmu agama. Kalau salah pilih teman bisa fatal akibatnya. Betapa banyak orang putus belajar agama padahal sudah sekian lama belajar agama. Bahkan akhlak dan moralnya menjadi rusak disebabkan karena pengaruh teman yang buruk akhlaknya.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan dalam sabdanya ,
“Seseorang itu berada di atas agama teman baiknya. Maka hendaknya kalian melihat dengan siapa berteman.” HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh Albani rahimahullah dalam Shahih Abu Dawud 4833