Dalam riwayat yang disampaikan oleh Abu Bakrah radhiyallahu anhu menjelaskan tentang bagaimana sikap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam menghadapi kebahagiaan atau kabar gembira. Beliau, dalam keadaan tersebut, melakukan sujud syukur sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Ta’ala.
Abu Bakrah radhiyallahu anhu mengatakan,
“Jika datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam suatu perkara yang menyenangkan atau disampaikan berita gembira kepada beliau, maka beliau pun sujud syukur kepada Allah Ta’ala.” HR. Abu Dawud lihat Shahih Abu Dawud 2774
Tindakan sujud syukur ini menggambarkan betapa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah seorang hamba yang bersyukur. Sujud syukur bukan hanya sekadar ungkapan kata-kata seperti ucapan Alhamdulillah (segala puji hanya milik Allah), melainkan juga bisa berupa tindakan nyata yang menunjukkan rasa syukur atas nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun pelaksanaan sujud syukur bisa langsung dilakukan setelah mendapatkan suatu nikmat. Namun dijelaskan oleh para ulama bahwa nikmat yang dimaksud adalah nikmat besar yang sifatnya insidentil. Karena setiap saat kita mendapatkan nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagai contoh sujud syukur adalah ketika selamat dari suatu musibah atau ketika terkabulkan apa sangat dibutuhkan dan diinginkan.
Hendaknya sujud syukur dilakukan dalam keadaan suci namun seandainya tidak suci, maka boleh karena sujud syukur tidak sama seperti ibadah salat. Demikian pula tidak dipersyaratkan harus menghadap ke arah kiblat. Meskipun seandainya bisa menghadap ke kiblat ketika sujud syukur, maka ini lebih baik sebagaimana telah dijelaskan oleh ulama.
Pesan yang dapat diambil dari hadis ini adalah pentingnya sikap syukur dalam kehidupan sehari-hari. Terutama ketika dalam keadaan gembira, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mencontohkan sujud syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga kita pun dapat mengadopsi sikap syukur ini dalam setiap aspek kehidupan, sehingga kebersyukuran menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan karakter kita sebagai seorang muslim. Allahu a’lam