Qonitah
Qonitah

menjadi muslimah yang bersemangat menuntut ilmu

10 tahun yang lalu
baca 5 menit
Menjadi Muslimah yang Bersemangat Menuntut Ilmu

muslimah-semangat-menuntut-ilmuAl-Ustadz Abdullah al-Jakarty

Menuntut ilmu syar’i (agama) adalah kewajiban yang ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala atas setiap muslim dan muslimah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu hukumnya wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224 dengan sanad yang shahih, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)

Tentang wajibnya menuntut ilmu, al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah  berkata, “Seseorang wajib menuntut ilmu yang bisa menegakkan agamanya (melaksanakan kewajiban agama –ed.).” Ditanyakan kepada beliau, “Misalnya apa?” Beliau menjawab, “Ilmu tentang urusan yang dia tidak boleh tidak mengetahuinya, seperti shalat, puasa, dan yang semisalnya.” (Hasyiyah Tsalatsatil Ushul, asy-Syaikh Abdurrahman bin Qasim hlm. 10)

Asy-Syaikh al-Allamah Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Ilmu yang hukumnya wajib atas setiap muslim, yang tidak ada uzur bagi seorang pun untuk meninggalkannya, adalah ilmu yang dapat menegakkan agamanya. Misalnya, ilmu tentang akidah, thaharah (bersuci), shalat, zakat, puasa, dan haji, yang memungkinkan dirinya bisa menunaikan ibadah-ibadah ini dengan benar. Mempelajari perkara-perkara ini hukumnya wajib atas setiap orang. Tidak ada uzur bagi seorang pun untuk tidak mengetahuinya.” (al-Khuthabul Mimbariyah fi al-Munasabatil ‘Ashriyyah 1/211)

Di samping itu, menuntut ilmu syar’i memiliki keutamaan yang sangat banyak. Oleh karena itu, seharusnya seseorang lebih bersemangat menuntut ilmu. Di antara keutamaannya:

  1. Allah subhanahu wa ta’ala akan mengangkat derajat orang yang berilmu.

Tentang hal ini, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (al-Mujadilah: 11)

  1. Tanda kebaikan seseorang adalah dia memahami masalah agama.

Tentang hal ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan pada dirinya, Allah akan memberinya pemahaman agama.” (HR. al-Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037)

  1. Allah akan memudahkan jalan menuju surga bagi orang yang menuntut ilmu.

Tentang hal ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim no. 7028)

Demikian pula halnya seorang muslimah, dia harus bersemangat menuntut ilmu syar’i. Dia harus berusaha mengetahui hal-hal yang diwajibkan oleh Allah atas dirinya, seperti masalah akidah, shalat, puasa, atau masalah yang terkait dengan kewanitaan, seperti haid, nifas, dan lainnya.

Lihatlah semangat para muslimah dari kalangan shahabiyah (sahabat dari kalangan wanita) dan generasi setelahnya dalam hal menuntut ilmu.

Suatu ketika, seorang muslimah dari kalangan shahabiyah yang bernama Ummu Sulaim al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anha, istri Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu, menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan berkata,

يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ، فَهَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا احْتَلَمَتْ؟ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu untuk menjelaskan kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi apabila dia mimpi basah?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Ya, apabila ia melihat air (mani).” (HR. al-Bukhari no. 282 dan Muslim no. 32, dari Ummu Salamah, istri Rasulullah n)

Pada suatu kesempatan, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan semangat para shahabiyah dari kalangan Anshar dalam menuntut ilmu syar’i (agama),

نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ، لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ

“Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk belajar agama.” (HR. al-Bukhari no. 3116 dan Muslim no. 1037)

Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Seorang wanita datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kemudian berkata,

يَا رَسُولَ اللهِ، ذَهَبَ الرِّجَالُ بِحَدِيثِكَ، فَاجْعَلْ لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَأْتِيكَ فِيهِ تُعَلِّمُنَا مِمَّا عَلَّمَكَ اللهُ. فَقَالَ: اجْتَمِعْنَ فِي يَوْمِ كَذَا وَكَذَا فِي مَكَانِ كَذَا وَكَذَا. فَاجْتَمَعْنَ فَأَتَاهُنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَّمَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ

“Wahai Rasulullah, para pria telah pergi membawa hadits Anda, maka berikanlah kepada kami satu hari khusus untuk menemui Anda. Berikanlah pelajaran kepada kami dengan ilmu yang telah diajarkan oleh Allah kepada Anda.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Berkumpullah kalian pada hari ini dan itu, di tempat ini dan itu.” Mereka pun berkumpul, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam datang kepada mereka dan mengajari mereka ilmu yang telah diajarkan oleh Allah kepada beliau.” (HR. al-Bukhari no. 101 dan Muslim no. 2633)

Inilah kisah kedalaman ilmu putri Sa’id bin al-Musayyab. Suaminya berkata, “Ternyata dia adalah wanita yang paling cantik, paling hafal kitabullah (al-Qur’an), paling mengetahui sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan paling mengetahui hak suami.” (Siyar A’lam an-Nubala’ 5/218)

Oleh karena itu, jadilah muslimah yang bersemangat menuntut ilmu syar’i. Hilangkan kebodohan dari diri Anda sehingga Anda bisa dengan benar melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah atas Anda.

Wallahu a’lam bish-shawab.