8 Tips Agar Ananda Tumbuh Sehat
Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah perdebatan yang tidak kunjung usai. Polemik ini terus berlanjut dari tingkat pakar kesehatan hingga tataran masyarakat bawah.Yang dimaksud disini adalah perdebatan pro– dan kontra imunisasi. Tiap-tiap pihak memiliki alasan kuat yang mendukung pendapatnya.
Di balik itu, sebenarnya kedua pihak sepakat pada satu hal, yaitu sama-sama menginginkan derajat kesehatan yang terbaik bagi anak negeri ini. Anak-anak diharapkan tumbuh wajar dan sehat sehingga kelak dapat menjadi insan yang sehat dan kuat, serta berguna bagi agama dan bangsa.
Berangkat dari pemikiran di atas, kami memiliki beberapa tips agar kesehatan ananda selalu prima, insya Allah, dengan atau tanpa imunisasi. Tentu saja, semuanya dengan izin dan pertolongan Allah l. Selamat menyimak dan semoga bermanfaat.
Sebelum menikah, calon orang tua hendaknya membekali diri dengan pengetahuan dasar kesehatan.
Misalnya, ilmu tentang gizi, pola hidup sehat, kesehatan pada masa kehamilan, dan penyakit yang biasa dihadapi pada masa kehamilan.
Orang tua memberikan gizi dan kasih sayang kepada anak sedini mungkin.
Maksudnya, calon ibu benar-benar memerhatikan kesehatan dirinya sebelum dan pada saat hamil. Pemenuhan gizi anak dimulai sejak masa kehamilan.
Anjuran asupan gizi dan pola makan sangat disarankan untuk dipraktikkan sesuai dengan usia janin. Penting untuk diingat, kondisi kejiwaan ibu dan cinta kasihnya sangat berperan pada pertumbuhan janin. Cinta kasih ini bisa diberikan dengan cara membelai perut ibunda; mendoakan sang anak, atau mengajaknya berkomunikasi (walaupun sang janin belum dapat berkomunikasi).
Setelah anak lahir, haknya dipenuhi dengan cara disusui secara penuh, yaitu dua tahun.
Setidak-tidaknya, enam bulan pertama adalah masa penyusuan eksklusif yang hendaknya diperhatikan dan dipraktikkan oleh setiap orang tua. Fakta membuktikan bahwa dengan pemberian ASI, anak mendapatkan manfaat yang lebih daripada tanpa ASI. ASI adalah anugerah terbaik dari Allah l bagi bayi untuk memastikan ciptaan-Nya tersebut memiliki bekal yang cukup untuk tumbuh sempurna.
Gizi lahir dan batin si anak perlu diperhatikan selama masa kanak-kanak.
Maksudnya, orang tua hendaknya senantiasa mengupayakan makanan yang bergizi seimbang dan cukup sesuai dengan usia pertumbuhan anak. Ingat, makanan bergizi belum tentu mahal. Saat ini banyak pilihan bagi orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi putra-putrinya.
Di sisi lain, gizi batin si anak, yaitu kasih sayang, perhatian, dan pengayoman yang cukup, tidak boleh dilupakan, agar kesehatan jiwa anak terjaga.
Perlu dibiasakan pola hidup sehat dan bersih individu, keluarga, dan lingkungan.
Di kalangan medis, hal ini disebut Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS sangat penting untuk diterapkan, mengingat erat sekali kaitannya dengan nilai kesehatan anak. Misalnya, membiasakan hidup bersih, mencuci tangan sebelum makan, tidur yang cukup, membuang sampah pada tempatnya, menutupi makanan atau minuman, buang air pada tempatnya, dll.
Keluarga dibiasakan mengonsumsi makanan dan minuman yang alami.
Makanan atau minuman yang berpotensi melemahkan daya tahan tubuh, seperti yang mengandung bahan tambahan (penyedap, pewarna, atau pengawet) makanan, tidak boleh digunakan secara berlebihan. Orang tua perlu waspada dan selektif terhadap yang satu ini.
Jika menghadapi masalah dengan kesehatan anak dan kita tidak mampu (tidak memiliki ilmu untuk mengatasinya), hendaknya kita menyerahkannya kepada ahlinya.
Alhamdulillah, saat ini telah banyak pelayanan kesehatan yang tersebar di sekitar kita. Manfaatkanlah dengan baik.
Yang terpenting dan tidak boleh tidak adalah membiasakan sedini mungkin melindungi anak-anak dengan perlindungan ilahiah.
Misalnya, mendoakan mereka, mengajari mereka doa-doa perlindungan, zikir pagi, dan zikir sore; tidak membiarkan mereka berkeliaran di luar rumah menjelang waktu maghrib hingga masuk waktu isya. Orang tua harus senantiasa menyandarkan diri kepada Allah l, terkhusus dalam masalah kesehatan anak ini.
Wallahu a’lam.