Problematika Umat
Problematika Umat oleh Admin

wukuf di arafah malam hari?

setahun yang lalu
baca 3 menit
Wukuf Di Arafah Malam Hari?

Pertanyaan:

Karena kurangnya ilmu dan tidak memahami tanda tanda batas Arafah, seorang melakukan wukuf di luar Arafah, dia menyangka sebagai bagian dari Arafah. Setelah tenggelam matahari dia menuju Muzdalifah bersama dengan jamaah haji yang lain. Sesampainya di Muzdalifah untuk Mabit, dia baru menyadari bahwa dia telah wukuf di luar Arafah, dan mendapat fatwa untuk kembali lagi menuju Arafah untuk wukuf sejenak di Arafah di waktu malam agar rukun wukuf terlaksana. Apakah haji yang demikian ini sah?

Jawab:

Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang sangat besar, sebagaimana tampak dalam sabda Rasulullah ﷺ:

الحج عرفة

Haji itu adalah wukuf di Arafah.”

Karena pentingnya rukun ini, kita harus benar benar mengilmui bagaimana Wukuf sesuai bimbingan Rasulullah ﷺ.

Sebagaimana kita juga wajib mengetahui bahwa wukuf harus dilakukan dalam wilayah Arafah. Alhamdulillah, batas-batas wilayah Arafah sangat jelas dengan dipancangkannya papan-papan besar di sepanjang perbatasan Arafah.

Terkait dengan pertanyaan anda, apa yang menimpa jamaah haji tersebut semestinya tidak terjadi apabila dia bertanya dan berbekal ilmu.

Walhamdulillah, meskipun dia belum teranggap wukuf di siang hari, namun dia mendapat fatwa yang benar untuk wukuf sejenak di malam harinya di wilayah Arafah.

Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud no. 1950 dan yang lain.

Dalam hadits ini ada kisah shahabat Urwah bin Mudhorris bin Haritsah Ath-Tho’i, beliau berkata:

أتيتُ رَسولَ اللهِ ﷺ بالمُزدَلِفةِ، حين خَرَج إلى الصَّلاةِ، فقُلْتُ: يا رَسولَ اللهِ، إنِّي جئتُ مِن جَبَلَي طَيِّئٍ، أكْلَلْتُ راحِلَتي، وأتعَبْتُ نفسي، واللهِ ما تركْتُ مِن جَبَلٍ إلَّا وقَفْتُ عليه، فهل لي من حَجٍّ؟ فقال رَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: من شَهِدَ صلاتَنا هذه، وَقَف معنا حتى ندفَعَ، وقد وقف قَبْلَ ذلك بعَرَفةَ ليلًا أو نهارًا، فقد تَمَّ

حَجُّه وقضى تَفَثَه

Aku menjumpai Rasulullah ﷺ di Muzdalifah saat beliau keluar untuk shalat (shubuh). Aku bertanya, Wahai Rasulullah ﷺ, sungguh aku datang (melakuan haji) dari gunung Tha’i. Aku telah membuat kendaraanku lelah, akupun telah membuat lelah badanku. Demi Allah, tidaklah aku melewati sebuah gunung melainkan aku berhenti padanya (-karena beratnya berjalanan-pent), apakah aku mendapatkan ibadah haji (setelah perjalanan panjang yang aku lalui)? Rasulullah ﷺ pun bersabda:

من شَهِدَ صلاتَنا هذه، وَقَف معنا حتى ندفَعَ، وقد وقف قَبْلَ ذلك بعَرَفةَ ليلًا أو نهارًا، فقد تَمَّ حَجُّه وقضى تَفَثَه

Barangsiapa ikut shalat (shubuh di Muzdalifah) ini, kemudian berdoa hingga meninggalkan Muzdalifah, dan sebelumnya telah wukuf di Arafah di di malam atau siang harinya, sungguh telah sempurna hajinya dan dia telahh menunaikan kewajibannya.”

Kisah ini menujukkan bahwa siapa yang kehilangan kesempatan untuk wukuf diwaktu siang hari, dia masih ada kesempatan untuk mendapatkan wukuf di malam harinya.

Dalam hadits ini juga ada faedah penting mengenai pentingnya teman yang baik dan berilmu dalam safar. Perhatkan betapa banyak faedah yang didapatkan par shahabat ketika safar mereka bersama dengan Rasulullah ﷺ. Allahu a’lam.

Oleh:
Admin