Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

umroh tertunda karena corona, renungan dan nasehat

5 tahun yang lalu
baca 3 menit

Umroh Tertunda Karena Corona, Renungan dan Nasehat

Pertanyaan:

Berita Kamis 27 Februari 2020 yang dilansir berbagai media tentang kebijakan Pemerintah Kerajaan Saudi tentang Penundaan Visa Umroh sebagai upaya pencegahan Virus Corona (COVID-19) cukup memberikan dampak. Termasuk kami para calon jamaah umroh, kemungkinan besar belum bisa menunaikan ibadah mulia ini dalam waktu dekat. Apa nasehat ustadz bagi kami, jazakallohukhoiron.

Jawaban:

Kewajiban kita adalah berusaha dan menempuh segala upaya yang bermanfaat. Itulah yang kita mampu.

Selebihnya kita serahkan kepada Alloh. Kita hanya menempuh sebab yang bermanfaat, adapun hasilnya, Alloh yang akan memudahkannya.

Anda telah berusaha menunaikan ibadah umroh, mendaftarkan diri ke Biro, mengeluarkan dana untuk pembuatan Pasport, biaya vaksin Meningitis dan berbagai upaya.

Semua usaha anda tidak sia-sia insyaallah. Semua berpahala, dan semoga pahala umroh juga sudah anda dapatkan dengan niat yang tulus.

Dalam Al Qur’an Alloh menyebutkan tentang hamba-Nya yang telah melangkahkan kaki keluar rumah untuk hijrah, namun kematian telah menjemputnya. Orang ini tetap mendapatkan pahala hijroh, meskipun belum menyempurnakannya.

Demikian pula anda, semoga pahala umroh telah Alloh catat.

Alloh berfirman:

وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’: 100)

Asy-Syaikh As-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan firman Alloh:

ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ

“Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju)”, karena terbunuh atau sebab lainnya,

فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ

“Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah.” Yakni, pahala muhajir yang mencapai tujuannya dengan jaminan dari Allah telah dia terima. Hal itu karena dia telah berniat dan bertekad; dia telah memulai kemudian segera mulai mengerjakannya. Maka termasuk rahmat Allah atasnya dan orang-orang seperti dia adalah Allah memberinya pahala sempurna. Meskipun mereka belum mengerjakan amalan mereka secara tuntas, serta mengampuni mereka dengan kekurangan yang ada pada hijrah atau amalan tersebut. (Tafsir As Sa’di)

Berikutnya, hendaknya anda ridho dengan takdir Alloh. Pasti Alloh akan menggantikan yang lebih baik.

Ucapkanlah:

قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ

Qodarullohi Wa Maa Syaa’a Fa’al

“Ini adalah taqdir Alloh, dan apa yang Alloh Kehendaki, Dia lakukan (akan terjadi)”

Betapa indah bimbingan Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam.

Kesedihan memang ada, namun pahala yang besar menanti dihadapan kita manakala kita ridho dengan taqdir.

Bimbingan yang demikian indah di atas diriwayatkan sahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rosululloh bersabda:

اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ. اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ باِللهِ وَلاَ تَعْجَزْ. وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَ لكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.

Seorang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah subhanahu wa ta’ala daripada mukmin yang lemah. Pada semuanya (kaum mukmini ada) kebaikan. Bersemangatlah kamu untuk menempuh dan mencapai apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah subhanahu wa ta’ala serta jangan kamu merasa lemah.

Jika menimpamu sesuatu, janganlah kamu berkata, “Seandainya aku melakukan ini dan itu niscaya akan begini dan begitu.” Akan tetapi katakanlah, “Qadarullah wa masya’a fa’ala (Ini adalah ketetapan takdir Allah subhanahu wa ta’ala dan apa yang Dia kehendaki, Dia lakukan),” karena kalimat ‘lau’ (seandainya) itu membuka perbuatan setan. (HR. Muslim)

Jangan anda katakan, kenapa tidak daftar umroh saja di bulan Desember lalu ? Kalau aku daftar dulu pasti aku sudah berangkat.

Sekali lagi, bersabarlah dan serahkan segala urusan kepada Alloh.

Baca juga

1- Qunut Witir Sunnah Yang Terlupakan

Oleh:
Abu Ismail Rijal