Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

sunan ad-darimi peninggalan ulama samarqand

4 tahun yang lalu
baca 5 menit
Sunan Ad-Darimi Peninggalan Ulama Samarqand

Sunan Ad-Darimi Peninggalan Ulama samarqand

Pertanyaan:

Mohon faedah ringkas tentang Kitab Sunan Ad Darimi dan salah satu riwayat yang masyhur dari kitab ini, jazakallohukhoiron.

Jawab:

Sunan Ad-Darimi sebagaimana lazimnya kitab Sunan, mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah Shollallohu’alaihi wasallam dan mengelompokkannya berdasarkan bab bab Fiqih.

__ Baca : Sunan Abu Dawud Karya Besar Murid Imam Ahmad.

Sunan Ad Darimi tergolong kitab kitab induk hadits. Sebagian ulama menganggap Sunan Ad Darimi adalah yang keenam dari Kutubus Sittah (Enam Kitab Induk) setelah Shahih Al Bukhori, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan An Nasai, Sunan At Tirmidzi.

Sebagian ulama menjadikan Sunan Ibnu Majah sebagai yang keenam.

Penulis Kitab ini adalah seorang ulama besar dari Samarkand. Beliau adalah Al-Imam Al-Hafizh Abu Muhammad Abdulloh bin Abdurrahman bin Al-Fadhl bin Bahram bin Abdush Shomad At Tamimi Ad-Darimi As Samarkandi. Masyhur dengan sebutan Imam Ad Darimi.

Beliau lahir di tahun wafatnya Al Imam Abdulloh bin Al Mubarak Al Marwazi 181 H, sebagaimana beliau sendiri mengatakan:”Aku dilahirkan di tahun meninggalnya Ibnul Mubarak tahun seratus delapan puluh satu.” (Tahdzibul Kamal (15/216))

Beliau meninggal pada tahun 255 H pada hari Tarwiyah setelah ashar, dan dimakamkan hari Arafah pada hari Jumat, pada umur 75 tahun.

SANJUNGAN PARA ULAMA

Banyak Sanjungan para ulama ditujukan pada Imam Ad Darimi.

Berkata Muhammad bin Basysyar:

حفاظ الدنيا اربعۃ ابو زرعۃ بالري و مسلم بنيسابور و عبد ﷲ بن عبد الرحمن بسمرقند و محمد بن اسماعيل ببخاری

“Huffadz di dunia empat, Abu Zur’ah di negeri Roi, Muslim di Naisabur, Abdulloh bin Abdurrahman di Samarqand, Muhammad bin Ismail di Bukhoro. (Siar A’lamun Nubala (12/226))

GURU DAN MURID AD DARIMI

Guru guru beliau sangat banyak karena beliau seorang yang banyak melakukan rihlah atau safar mencari hadits hadits Rosululloh. Murid murid beliau juga banyak dari kalangan ahlul hadits terkemuka seperti Imam Muslim, Imam Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan ‘Abd bin Humaid.

HADITS HADITS SUNAN AD DARIMI

Jumlah hadits dalam sunan Ad Darimi sesuai dengan cetakan buku ini, sebanyak 3504 hadits, jumlah yang sangat banyak mengumpulkan hadits hadits dalam berbagai bab fikih.

Terkadang beliau juga meriwayatkan Atsar para shahabat.

Diantara atsar yang masyhur adalah apa yang beliau riwayatkan dalam Sunan Ad Darimi no. 210

أَخْبَرَنَا الْحَكَمُ بْنُ الْمُبَارَكِ ، أَنبَأَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي ، يُحَدِّثُ ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: ” كُنَّا نَجْلِسُ عَلَى بَابِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَبْلَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ ، فَإِذَا خَرَجَ ، مَشَيْنَا مَعَهُ إِلَى الْمَسْجِدِ ، فَجَاءَنَا أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ: أَخَرَجَ إِلَيْكُمْ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ ؟ قُلْنَا: لَا، بَعْدُ ، فَجَلَسَ مَعَنَا حَتَّى خَرَجَ ، فَلَمَّا خَرَجَ، قُمْنَا إِلَيْهِ جَمِيعًا، فَقَالَ لَهُ أَبُو مُوسَى: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، إِنِّي رَأَيْتُ فِي الْمَسْجِدِ آنِفًا أَمْرًا أَنْكَرْتُهُ وَلَمْ أَرَ – وَالْحَمْدُ لِلَّهِ – إِلَّا خَيْرًا ، قَالَ: فَمَا هُوَ؟ فَقَالَ: إِنْ عِشْتَ فَسَتَرَاهُ ، قَالَ: رَأَيْتُ فِي الْمَسْجِدِ قَوْمًا حِلَقًا جُلُوسًا يَنْتَظِرُونَ الصَّلَاةَ فِي كُلِّ حَلْقَةٍ رَجُلٌ، وَفِي أَيْدِيهِمْ حصًا، فَيَقُولُ: كَبِّرُوا مِائَةً ، فَيُكَبِّرُونَ مِائَةً، فَيَقُولُ: هَلِّلُوا مِائَةً، فَيُهَلِّلُونَ مِائَةً ، وَيَقُولُ: سَبِّحُوا مِائَةً، فَيُسَبِّحُونَ مِائَةً ، قَالَ: فَمَاذَا قُلْتَ لَهُمْ ؟ ، قَالَ: مَا قُلْتُ لَهُمْ شَيْئًا انْتِظَارَ رَأْيِكَ أَوِ انْتظارَ أَمْرِكَ ، قَالَ : ” أَفَلَا أَمَرْتَهُمْ أَنْ يَعُدُّوا سَيِّئَاتِهِمْ ، وَضَمِنْتَ لَهُمْ أَنْ لَا يَضِيعَ مِنْ حَسَنَاتِهِمْ ” ، ثُمَّ مَضَى وَمَضَيْنَا مَعَهُ حَتَّى أَتَى حَلْقَةً مِنْ تِلْكَ الْحِلَقِ، فَوَقَفَ عَلَيْهِمْ، فَقَالَ: ” مَا هَذَا الَّذِي أَرَاكُمْ تَصْنَعُونَ؟ ” قَالُوا: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ حصًا نَعُدُّ بِهِ التَّكْبِيرَ وَالتَّهْلِيلَ وَالتَّسْبِيحَ ، قَالَ: ” فَعُدُّوا سَيِّئَاتِكُمْ ، فَأَنَا ضَامِنٌ أَنْ لَا يَضِيعَ مِنْ حَسَنَاتِكُمْ شَيْءٌ ، وَيْحَكُمْ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ، مَا أَسْرَعَ هَلَكَتَكُمْ هَؤُلَاءِ صَحَابَةُ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَوَافِرُونَ ، وَهَذِهِ ثِيَابُهُ لَمْ تَبْلَ ، وَآنِيَتُهُ لَمْ تُكْسَرْ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّكُمْ لَعَلَى مِلَّةٍ هِيَ أَهْدَى مِنْ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أوْ مُفْتَتِحُو بَابِ ضَلَالَةٍ ” ، قَالُوا: وَاللَّهِ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، مَا أَرَدْنَا إِلَّا الْخَيْرَ. قَالَ: ” وَكَمْ مِنْ مُرِيدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيبَهُ ، إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنَا أَنَّ قَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ ، وَايْمُ اللَّهِ مَا أَدْرِي لَعَلَّ أَكْثَرَهُمْ مِنْكُمْ ” ثُمَّ تَوَلَّى عَنْهُمْ ، فَقَالَ عَمْرُو بْنُ سَلَمَةَ: رَأَيْنَا عَامَّةَ أُولَئِكَ الْحِلَقِ يُطَاعِنُونَا يَوْمَ النَّهْرَوَانِ مَعَ الْخَوَارِجِ ” .

……. Adalah Abdullah bin Mas’ud , beliau jumpai sekelompok manusia berkumpul di masjid dalam halaqah (lingkaran). Masing-masing mereka memegang kerikil-kerikil, sementara di tengah mereka duduk seorang mengatakan: “Bertasbihlah kalian seratus (kali)!”, “Bertahlillah seratus (kali)!”, “Bertakbirlah seratus (kali)!”. Dengan kerikil-kerikil itu mulailah mereka menghitung zikir (bersama-sama/berjamaah). Maka berdirilah Abdullah bin Mas’ud mengingkari seraya berkata: “Apa yang kalian lakukan ini?” Mereka menjawab: “Wahai Abu ‘Abdurrahman (kunyah Ibnu Mas’ud-pent), kami menghitung takbir, tasbih, dan tahlil dengan kerikil-kerikil ini.”
Berkatalah Ibnu Mas’ud : “Hitung saja kesalahan-kesalahan kalian, aku jamin kebaikan kalian tidak disia-siakan sedikitpun. Wahai umat Muhammad betapa celakanya kalian. Betapa cepatnya kehancuran kalian. (Bukankah) sahabat Nabi kalian masih banyak dan pakaian Rasulullah n belum lagi hancur. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, apakah sesungguhnya yang kalian lakukan ini berada di atas agama yang lebih baik dari agama Muhammad, ataukah kalian (memang) telah membuka pintu-pintu kesesatan!?” Mereka menjawab: “Demi Allah, wahai Abu Abdurrahman. Tidaklah yang kami inginkan melainkan kebaikan!” Ibnu Mas’ud berkata: “Betapa banyak orang menginginkan kebaikan akan tetapi tidak mendapatkannya.” …….
Al Hadits.

Hadits ini Shahih, dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah As-Sahihah no. 2005.

Atsar di atas memiliki faedah yang sangat banyak, diantaranya:

1- Semangat para shahabat dalam mengikuti jejak Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam

2- Semangat para shahabat dalam mengingkari kemungkaran.

3- Bid’ahnya dzikir berjamaah dengan dipimpin seorang serta menghitungnya dengan batu atau kerikil.

4- Bahayanya kebid’ahan meskipun pada mulanya kecil. Disebutkan bahwa mereka yang diingkari Ibnu Mas’ud dalam halaqoh dzikir jama’i kemudian masuk dalam barisan khawarij memerangi para shahabat. Allohul Musta’an.

Demikian sekelumit tentang Sunan Ad Darimi. Allohu alam

Oleh:
Abu Ismail Rijal