Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

sheikh rabi bin hadi dicela

5 tahun yang lalu
baca 3 menit
Sheikh Rabi bin Hadi Dicela

Soal:

Kenapa banyak tokoh pergerakan seperti aktivis Ikhwanul muslimin atau tokoh dan pendukung jum’iyyah ihyaut turots membenci Sheikh Robi bin Hadi Al Madkholi hafizhahulloh ?

Jawab:

Selama orang hidup di dunia, siapapun dia, pasti ada yg membenci dan ada yang mencintai.

Hanya saja cinta dan benci itu apa landasannya? itulah yang seharusnya diperhatikan. Apabila seorang cinta dan bencinya karena Alloh dia akan mendapat kemuliaan, namun sebaliknya jika cinta dan bencinya bukan karena Alloh, dia akan menuai akibat keburukannya.

Sheikh Robi bin Hadi Al Madkholi adalah salah satu sosok ulama besar, ahlul hadits di zaman ini. Saat ini beliau tinggal di kota Madinah Nabawiyah Semoga Alloh Ta’ala jaga beliau dan memanjangkan umur beliau di atas ketaatan.

Sangat wajar beliau dibenci oleh Ikhwanul muslimin, para pembela jum’iyyah ihyaut turots atau yang semisal dengan mereka, karena beliau berusaha memperingatkan umat dari berbagai penyimpangan penyimpangan agama dan kebid’ahan yang ada pada Ikhwanul Muslimin dan kelompok kelompok hizbiyyah serta tokoh tokoh mereka.

Sebagai contoh Sayyid Quthub, salah seorang tokoh Ikhwanul muslimin. Syaikh Robi banyak memperingatkan umat dari kesesatan Sayyid Qutub yang demikian membahayakan sebagaimana hal ini dilakukan pula oleh ulama lainnya seperti Shaikh Bin Bazz, Syaikh Al Albani, Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Muqbel Al Wadi’i dan Masyayikh lainnya.

Berikut ini berapa kesesatan Sayyid Quthb yang menyelisihi prinsip-prinsip dan pokok ahlussunah Sunnah wal jamaah.

1- Dalam buku Sayyid Quthb al-‘Adalah al-Ijtima’iyah hlm. 206, ia mencela sahabat Utsman bin Affan dengan perkataannya, “Kami condong kepada penetapan bahwa kekhilafahan Ali adalah perpanjangan dari kekhilafahan syaikhain (yakni Abu Bakr dan Umar) sebelumnya. Adapun kekhilafahan Utsman bin Affan hanyalah celah (kekosongan) antara keduanya.”

Lihatlah, wahai kaum muslimin, kekhilafahan Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu sejak tahun 23—35 H tidak dianggap oleh seorang Sayyid Quthub. Padahal pemerintahan beliau adalah mata rantai yang tidak bisa dilepas dari sejarah perjuangan Islam. Pemerintahan yang adil dan penuh lebaikan.

2- Ia juga berbicara tentang Mu’awiyah bin Abi Sufyan, menyematkan sifat dusta, khianat, dan kemunafikan pada pribadi beliau. Dalam tulisannya, al-Kutub wa Syakhshiyat (hlm. 242), ia mengatakan, “… dan ketika Mu’awiyah dan temannya (yakni Amr bin al-‘Ash) telah condong kepada kedustaan, penipuan, pengkhianatan, kemunafikan, suap, dan menjual tanggung jawab (amanat-amanat),….dst ”

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengomentari ucapan Sayyid Quthub di atas, “Ini adalah ucapan kotor. Ini adalah ucapan yang kotor, mencela Mu’awiyah dan mencela Amr bin al-Ash.” (Dari kaset Aqwal al-Ulama fi Muallafati Sayyid Quthub, Tasjilat Minhajus Sunnah, Riyadh)

3- Lebih menyedihkan lagi ketika Sayyid Quthub berbicara tentang Abu Sufyan bin Harb, Ia berkata meragukan keislaman Abu Sufyan, “Keislamannya adalah Islam di bibir dan lisan, bukan keimanan dalam hati. Keislaman belumlah masuk ke dalam kalbu laki-laki itu….” Ucapannya ini terlontar di Majalah al-Muslimun edisi ketiga tahun 1371 H.

Lihatlah, betapa berbahaya ucapan Sayyid Quthub ini.

Anehnya, tokoh seperti Sayyid Quthub ini justru sangat dielu-elukan oleh sebagian firqah (kelompok sempalan), seperti Ikhwanul Muslimin.
Sungguh aneh, ketika Sayyid Quthub dikritik, mereka marah. Namun, ketika sahabat Utsman bin Affan, Dzun Nurain (pemilik dua cahaya), penyandang janji surga, dicela oleh Sayyid Quthub, demikian pula Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ayahnya, mereka duduk manis tidak bergeming. Demikian parahkah kerusakan al-wala’ wal bara’ yang ada dalam timbangan Ikhwanul Muslimin? Allahul musta’an.

Sekelumit catatan diatasi semoga bisa menjadikan anda memahami kenapa ahlussunah membantah Sayyid Quthb, memperingatkan umat dari Ikhwanul Muslimin, jum’iyyah ihyaut turots atau da’i da’i yang terus membela dan membiarkan kesesatan dan penyimpangan mereka dan menutup mata bahwa shahabat dan prinsip prinsip ahlussunah sedang diperangi.

Baca : Mencela Shahabat adalah dosa besar

Oleh:
Abu Ismail Rijal